Tuesday, June 26, 2007

Perpustakaan, Tempat Belajar Alternatif

(suasana kumpul baca di sebuah perpustakaan anak - Serpong)

Papinto Badut Mendongeng Di Perpustakaan Anak
Setelah menunggu kesempatan tampil selama 2 minggu, akhirnya aku bisa bertemu dengan komunitas pembaca perpustakaan anak di Perpustakaan PEMPROV JATIM, Jl. Menur Pumpungan - Surabaya. Aku dikerubutin melingkar kl 40 anak2 usia SD dan TK yang hanyut oleh tinkah polahku dalam menyampaikan dongeng Kisah Raja Sulaiman - Singa Yang Rakus kl selama 30 menit. Disini aku mentasbihkan diriku sebagai Fabelis (pendongeng dunia binatang) yang tokoh2nya kupinjam untuk menyampaikan pesan moral dan tak takut untuk terjebak sebagai "aksi menggurui". Kisah Raja Sulaiman ini menarik sebab konon sang raja dapat berbicara dengan binatang dan asset/ gejala alam (angin, air, petir dll). Setelah mendongeng ada sesi door prize berupa buku cerita yang bikin ramai riuh rendah. Mendongeng di tempat resmi seperti ini aku bersikap sangat hati2, syukur semuanya berjalan lancar. Terima kasih buat seluruh staf perpustakaan anak PEMPROV JATIM.


Perpustakaan Masa Depan Berpotensi Menjadi Tempat Belajar Alternatif
Jakarta, 9 Agustus 2005 – Image perpustakaan yang sekedar sepi, dan membosankan terhapus dari benak mahasiswa dari 12-universitas se-DKI yang mengunjungi Perpustakaan Umum Jakarta Selatan (PUJS) di Jakarta Selatan dan Perpustakaan Mangkal Yayasan Pustaka Kelana Rawamangun Jakarta kemarin yang diterima langsung oleh pimpinan masing-masing perpustakaan, Bapak Abdullah HM dan Ibu Nasti M.Reksodiputro.

Kedua perpustakaan tersebut sudah dikembangkan menjadi Pusat Pembelajaran dimana para anggotanya tidak sekedar meminjam buku akan tetapi juga bisa bertukar informasi dan mengembangkan jaringan sesama anggota serta menjadi tempat mengembangkan bakat kerajinan tangan yang bisa menghidupi perpustakaan itu sendiri.

Titie Sadarini, Ketua Pelaksana Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) dalam sambutan peringatan HUT ke-5 CCFI mengatakan: ”Ini adalah sebuah contoh perpustakaan yang apabila dibimbing dengan baik, maka akan menjadi perpustakaan masa depan yang tidak sekedar menjadi tempat simpan pinjam tapi bisa menjadi pusat belajar yang menarik dan efektif”.

Pendidikan yang merupakan kebutuhan setiap anak masih menghadapi banyak masalah di Indonesia, mulai dari kendala biaya hingga tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Coca-Cola Foundation Indonesia, sejak berdirinya tanggal 8 Agustus 2005, terus berikhtiar untuk melakukan program yang mendukung pendidikan, antara lain melalui program pengembangan perpustakaan sebagai Rumah Belajar atau juga dikenal dengan Learning Center (LC).
24 Perpustakaan umum di 14 propinsi telah ikut dalam program Rumah Belajar CCFI dimana mereka dibina untuk menjadi lebih kreatif, mampu meningkatkan layanananya dengan menjalankan program berbasis pada kebutuhan masyarakatnya.

”Jangan kaget bila Yayasan Pustaka Kelana, salah satu perpustakaan yang menerima bantuan CCFI, menyimpan banyak tanaman di perpustakaan. Itu adalah hasil karya anak-anak yang belajar tentang alam dan lingkungan hidup di perpustakaan ini” jelas Nasti M. Reksodiputro – Ketua perpustakaan.

Dalam menyambut kedatangan mahasiswa tsb Kepala Perpustakaan PUJS, K.H Abdullah HS mengatakan: ”Kunjungan para mahasiswa ini meyakinkan saya bahwa mahasiswa juga peduli dengan pendidikan dan memanfaatkan perpustakaan sebagai bagian dari aktivitasnya”

”Diharapkan agar para mahasiswa yang berkunjung ini bisa melihat sendiri potensi perpustakaan sebagai rumah belajar alternatif yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, apakah itu pelajar ataupun anggota masyarakat lain yang ingin menggali pengetahuan, mencari informasi ataupun menggali kemampuan kreatifitasnya”, lanjut Abdullah.

Konsep pembinaan perpustakaan sebagai rumah belajar yang dikembangkan CCFI ini melalui tiga tahapan, yaitu; Tahap I memfokuskan kepada pembenahan internal termasuk peningkatan kemampuan dan ketrampilan para staff dan perbaikan fasilitas , Tahap II merancang berbagai program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya berdasarkan ’need assessment’ (pengkajian atas kebutuhan masyarakat), Tahap III, merancang strategi kebelanjutan (sustainability) agar rumah belajar dapat secara konsisten mempertahankan kualitas layanannya.

Selain melakukan kunjungan ke perpustakaan-perpustakaan para mahasiswa tersebut juga akan mengikuti acara Debat Wacana Tentang Perpustakaan Masa Depan yang diselenggarakan oleh Coca-Cola Foundation Indonesia bersama Departemen Pendidikan Nasional dalam rangka memperingati 5 tahun kiprah Coca-Cola Foundation Indonesia. Acara itu akan dilaksanakan pada hari Rabu 11 Agustus 2005 di gedung Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.


Sekilas tentang CCFI

Coca-Cola Fondation Indonesia (CCFI), berdiri sejak tahun 2000, merupakan sebuah lembaga nirlaba yang didirikan oleh PT Coca-Cola Indonesia dan PT Coca-Cola Bottling Indonesia. Sejak didirikan hingga saat ini, CCFI memfokuskan kegiatannya pada aktivitas pendidikan guna untuk meningkatkan pendidikan dan kualitas sumber daya masyarakat Indonesia. Program-programnya antara lain adalah program pengembangan Rumah Belajar (Learning Center), program pendidikan tentang lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati, program pengembangan bahan bacaan anak serta program pendidikan kesehatan.

Sumber : www.coca-colabottling.co.id




No comments: