tag:blogger.com,1999:blog-58371061475687285182024-03-05T20:04:46.744-08:00Kidworld Around Me (PapintoWorld)Kisahku bersama anak-anak, siapapun dia, dimanapun mereka berada...papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.comBlogger27125tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-28628256119913710872007-10-10T03:07:00.000-07:002007-10-10T03:22:56.844-07:00Dongeng Ngabuburit<div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaF5rXXtpFFQ66xVyPSSl5h5X6NJP2ippf2lhaQgRYB0y7IQW2emDK_gYGv4Nhrn3KrSFLRHDvb8GtYsiGiyBoZfeP9oIXJVnQE_zEIrngYeMHhNkOkSk9YDTQBZmxAUP-UkyDRjhqCl4/s1600-h/lay2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaF5rXXtpFFQ66xVyPSSl5h5X6NJP2ippf2lhaQgRYB0y7IQW2emDK_gYGv4Nhrn3KrSFLRHDvb8GtYsiGiyBoZfeP9oIXJVnQE_zEIrngYeMHhNkOkSk9YDTQBZmxAUP-UkyDRjhqCl4/s400/lay2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5119648891467902594" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Papinto mendongeng ngabuburit di Masjid Baitul Arqom.</span><br /></div><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Bulan puasa ini aku mencoba mendekati anak2 yang suka ngaji di Masjid dengan dongeng 10 menit sebelum buka puasa, alhasil ternyata mereka cukup antusias mendengarkan dongenganku. Puncaknya aku dipanggil untuk mendongeng selama kl 1 jam di depan anak2 Taman Baca Al-qur'an Bitul Arqom - Kedurus Dukuh Surabaya yang masih terbilang lingkunganku. Panitia minta dongengan yang berhubungan dengan hari Nuzulul Qur'an. Jadilah aku mendongeng di depan kl 50 anak2 usia TK-SD itu. Kiashnya kumulai ketika Si Johan malas sekolah dan ngaji dan sukanya cuma main layang2, sampai suatu ketika si Johan pengen pergi ke bulan dengan membuat layang2 sendiri...akhirnya bisa ditebak si Johan gagal pergi ke bulan sebab tak mungkin pergi kesana tanpa persiapan apapun apalagi dengan cuma sebuah layang2. Akhirnya si Johan sadar bahwa untuk bisa pergi ke bulan harus dengan peralatan pendukung mis. baju astronot hal ini sesuai nasehat sahabat Raja Sulaiman ...Sang Angin yang membantu menerbangkan Si Johan ke angkasa.</span><br /><br /><table align="center" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="98%"><tbody><tr><td width="70%"><br /><br /><br /><a href="http://www.hudzaifah.org/Category21-All.phtml">Tips dan Trik</a> </td> <td align="right" width="30%"><span class="pn-sub"><a class="pn-normal" href="http://www.hudzaifah.org/PrintArticle409.phtml"><br /></a></span></td> </tr> <tr> <td colspan="2"> <span class="judulnaskah"><a href="http://www.hudzaifah.org/Article409.phtml">10 Langkah Mengisi Ramadhan Bersama Anak</a> </span></td> </tr> <tr> <td colspan="2" class="tanggalnaskah" valign="top"> <i> </i><br /> <!-- [article-edit-del] --><br /></td> </tr> <tr> <td colspan="2" class="bodynaskah" valign="top"> <b style="color: rgb(51, 51, 255);">Hudzaifah.org - </b><span style="color: rgb(51, 51, 255);">Shaum (puasa) Ramadhan adalah salah satu pilar dari Rukun Islam. Maka mendidik anak untuk berpuasa Ramadhan menjadi kewajiban keislaman yang integral bagi para orang tua. Para sahabat Rasul telah mendidik putra-putri mereka yang masih kecil untuk berpuasa. Seperti yang dituturkan shahabiyah Rubayyi' binti Mu'awwiz tentang bagaimana cara mereka mendidik anak-anak mereka berpuasa Asyura (sebelum diwajibkan puasa Romadhon): "...dan kami melatih anak-anak kami yang masih kecil untuk berpuasa. Kami bawa mereka ke masjid dan kami buatkan mereka mainan dari bulu. Apabila diantara mereka ada yang merengek minta makan, maka kami bujuk dengan mainan itu terus hingga tiba waktu berbuka." (HR. Bukhari Muslim).</span><br /><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);">Dari riwayat diatas, kita dapat mengetahui bahwa para sahabat memberikan perhatian yang serius dalam melatih putra-putri mereka untuk membiasakan berpuasa. Lantas apa yang dapat kita lakukan saat ini untuk meneladani tradisi sahabat tadi? Ada 10 panduan yang perlu kita perhatikan :</span><br /><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);">1. Melakukan pengkondisian menyambut Ramadhan dengan memberi bekalan pemahaman yang memadai tentang keutamaan Ramadhan. Jika pengkondisian ini dilakukan berulang-ulang sejak sebelum Ramadhan tiba, sangat mungkin akan tumbuh niat yang kuat pada anak untuk berpuasa Ramadhan.</span><br /><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);">2. Menyambut Ramadhan dengan keriangan dan keceriaan. Rasulullah telah menasehati Abdullah bin Mas'ud untuk menyambut Ramadhan dengan wajah yang berseri tidak cemberut. Jika kita perluas keceriaan tadi, dapat juga dengan cara memberi dekorasi yang khas pada kondisi rumah, sehingga anak semakin menyadari akan keistimewaan Ramadhan dibandingkan bulan lainnya. Hal ini akan menstimulus mereka untuk berpuasa. Dibuat sedemikian rupa sehingga bulan Ramadhan adalah hari-hari yang paling indah untuk dikenang sang anak hingga mereka remaja dan dewasa. Ini tentu akan lebih mudah tercapai jika ada peran serta masyarakat umum dan pemerintah dengan menghidupkan syiar-syiar Ramadhan di jalan raya, perkantoran, pabrik, media masa dan lain-lain.</span><br /><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);">3. Menata jam tidur anak-anak sehingga akan mudah bergairah saat bangun sahur. Waktu sahur sebaiknya diakhirkan (kira-kira satu atau setengah jam menjelang salat subuh) sebagaimana anjuran Rasulullah. Hikmahnya antara lain agar setelah sahur tidak terlalu lama menunggu waktu subuh.</span><br /><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);">4. Tidak meletakkan makanan, minuman dan buah-buahan secara terbuka, sehingga akan menggoda mereka untuk segera membatalkan puasanya. Makanan diletakkan pada tempat yang jauh dari perhatian mereka. Hal ini juga sepatutnya diperhatikan oleh restoran dan penjaja makanan dipinggir jalan.</span><br /><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);">5. Terhadap anak yang baru berlatih puasa (belum kuat dan gampang terpengaruh), sebaiknya mereka dijauhkan bermain dari anak-anak yang malas berpuasa. Dan didekatkan dengan anak-anak lainanya yang juga tekun berlatih. Ini perlu dilakukan agar mereka memperoleh rasa kebersamaan, bukan keterasingan karena puasanya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);">6. Melatih berpuasa dengan bertahap dan menjanjikan hadiah sebagai rangsangan. Misalnya di awali dengan izin berbuka sampai jam 10, lalu jam 12 dan seterusnya sampai akhirnya penuh sampai waktu berbuka. Hadiahnya disamping penghargaan dan pujian sebagai anak yang sabar, juga dapat diberikan hadian lain yang beraspek mendidik berupa alat-alat belajar.</span><br /><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);">7. Stimulus dengan pahala dan surga dari Allah. Jadi hadiah materi diatas tak menutupi stimulus ganjaran Allah. "Jika kamu berpuasa, maka kamu ikut membuka pintu pahala dari Allah bagi orangtuamu yang telah mendidikmu untuk berpuasa". Anak akan senang karena sekaligus dapat berbuat sesuatu kebaikan untuk orangtuanya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);">8. Memberi alternatif pengisian waktu yang tepat dan positif. Baik dengan istirahat tidur di siang panas, maupun dengan alternatif permainan yang mendidik untuk melupakan mereka dengan rasa haus dan lapar yang menyengat. Sebagaimana yang telah dilakukan shahabiyah di masa Rasul. Saat ini sudah ada pesantren Ramadhan untuk anak-anak dan remaja, ini juga alternatif kegiatan yang menyenangkan bagi mereka. Atau orangtua dapat juga bersepakat dengan anak-anaknya untuk memasang target, bahwa seusai bulan Ramadhan kemampuan mereka mengaji Al Quran harus lancar dan lebih baik. Perhatian kepada Al Quran memang harus lebih besar di bulan Ramadhan, karena Al Quran diturunkan pertama kali pada bulan ini. Dapat pula orang tua membacakan kisah-kisah keteladanan Islami, atau mendengarkan kaset-kaset cerita Islami.</span><br /><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);">9. Mengajak anak-anak untuk meramaikan syiar Ramadhan, seperti sholat tarawih berjamaah di masjid, mengaji dan mengkaji Quran, menyimak ceramah-ceramah agama, menyuruh mereka mengantar makanan ke masjid untuk orang yang berbuka puasa, lebih menggemarkan berinfak, shadaqah dan lainnya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);">10. Khusus untuk para orang tua, jika mereka menyepelekan pendidikan puasa Ramadhan bagi anak-anaknya, maka mereka harus siap bertanggung jawab kepada Allah kelak di akhirat, jika putra-putrinya kemudian melalaikan kewajiban puasa Ramadhan. Oleh karena itu mereka harus memanfaatkan semaksimal mungkin pembiasaan puasa Ramadhan bagi anak-anaknya sejak dini. Dengan perhatian yang intens dan cara-cara yang bijak, niscaya dapat menggugah kesadaran anak-anak untuk berpuasa. Kesadaran itu tentu akan merupakan tabungan ibadah bagi para orang tua yang telah mendidik mereka.</span><br /><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);">Jika hal-hal di atas kita lakukan, maka Insya Allah keberkahan Romadhon akan turun ke setiap keluarga muslim.[]</span><br /><br /><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);">Disusun oleh: Penerbit BINA MITRA</span> </td></tr></tbody></table>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-23760147613416927062007-09-12T21:08:00.000-07:002007-09-12T22:50:18.840-07:00Lingkungan Hidup Kita dan Anak2<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWDfvf2j-SAuV_qE5ywuiIGL1houYE2IaQFv5wNR9tDQgiC5mO7amN0u25S-hYH-gkwc5TYFPIuMsftzmZ74YkgDxr6Z7OrjsCYxz_efCcM01UBEoaRrW3KKKBlgEAIZB82jf3ASwdwD0/s1600-h/mercury_minamata.jpg"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWDfvf2j-SAuV_qE5ywuiIGL1houYE2IaQFv5wNR9tDQgiC5mO7amN0u25S-hYH-gkwc5TYFPIuMsftzmZ74YkgDxr6Z7OrjsCYxz_efCcM01UBEoaRrW3KKKBlgEAIZB82jf3ASwdwD0/s400/mercury_minamata.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5109559271188879938" /></a><br /><span style="color:#3333ff;">Kasus Pencemaran Mercury di Teluk Minamata - Japan 1972</span><br /><br />Sekian ratus tahun sejak revolusi indiustri di Inggris menngulirkan kemirisan akan ketakutan umat manusia pada penggunaan mesin2 industri untuk mengeksploitasi alam. Mulai dari daratan, bukit, gunung hingga lautan habis tergerus oleh mesin2 rakus pengganti tenaga kerja umat manusia itu. Kita di Indonesia tak luput dari membudayanya eksploitasi<br />sumber daya alam dengan alasan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.<br />Pencemaran industri menjadi kian tren sejalan dengan upaya orde baru untuk mensukseskan program lima tahunannya, sungai2 di Jawa khususnya tek terlepas dari gejala pencemaran oleh industri ini yang ditandai dengan menghilangnya komunitas jenis2 ikan tertentu. Anak2 pun kini takut kembali masuk air mandi di sungai oleh karena kentalnya kadar pencemaan ini, Akankah ini bisa diakhiri dengan kontrol yang ketat oleh peraturan pemerintah dan penegakkan akibat hukumnya?<br /><br /><strong><span style="color:#ff6666;">MENYELAMATKAN GENERASI YANG AKAN DATANG DENGAN MENYELAMATKAN LINGKUNGAN HIDUP</span></strong><br /> <br /><span style="color:#ff0000;">Anak merupakan masa depan bangsa, demikian yang sering dikatakan oleh banyak orang tentang pentingnya memperhatikan nasib anak-anak, terutama balita. Namun fakta menunjukkan bahwa kenyataan tidaklah seindah yang apa yang sering didengung-dengungkan orang. Nasib jutaan anak-anak, terutama di banyak negara berkembang dan miskin masih sering diabaikan. Menurut WHO (The World Health Organization), setiap tahunnya, 3 juta anak balita meninggal dunia akibat kerusakan lingkungan hidup. Di tahun 2000, tidak kurang dari 1,3 juta anak balita di negara-negara berkembang meninggal dunia akibat penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh konsumsi air yang tidak sehat, serta buruknya kondisi sanitasi dan kesehatan pribadi. Ratusan ribu anak balita di seluruh dunia meninggal dunia akibat gangguan dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang disebabkan oleh pencemaran udara di dalam ruangan serta akibat lingkungan hidup yang tidak sehat.<br /><br />Laporan WHO di tahun 2002 menunjukkan bahwa anak-anak di seluruh dunia merupakan korban terbesar dari kerusakan lingkungan hidup. WHO juga menyebutkan bahwa hampir sepertiga beban penyakit yang ada di dunia ini disebabkan oleh kerusakan lingkungan hidup. Dan lebih dari 40% dari beban tersebut harus ditanggung oleh anak balita, yang nota bene jumlahnya hanya 10% dari total populasi dunia.<br /><br />Ancaman terhadap keberlangsungan hidup anak berasal dari air yang tidak sehat, udara yang tercemar, pencemaran bahan-bahan kimia berbahaya, serta kerusakan lingkungan alam. Buruknya kondisi sanitasi, pencemaran lingkungan serta pola pembangunan yang eksploitatif dan tidak memperhitungkan faktor keberlanjutan telah berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan fisik maupun mental anak-anak di seluruh dunia.<br /><br />Buruknya kondisi sanitasi terutama di kota-kota besar dengan kepadatan penduduk tinggi menimbulkan permasalahan kontaminasi sumber-sumber air oleh bakteri coliform yang berasal dari tinja. Di beberapa sungai besar yang terdapat di wilayah Asia, kontaminasi bakteri faecal coliform lebih tinggi 50 kali dari standar yang ditetapkan oleh WHO. Kurang lebih sepertiga populasi dunia saat ini menghadapi kelangkaan air dan hampir di seluruh tempat di muka bumi ini mengalami penurunan tinggi muka air tanah (water table). Hal ini diakibatkan oleh perubahan kondisi ekologis dan modifikasi ekosistem. Pembalakan hutan, perubahan peruntukan daerah resapan air menjadi wilayah komersial telah mengakibatkan pula degradasi kuantitas air. Hal ini tidak memungkinkan terjaganya kondisi sanitasi yang lebih lanjut menyebabkan timbulnya penyakit pada anak-anak.<br /><br />Air yang terkontaminasi menyebabkan penyakit yang dapat mematikan bagi anak. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan infeksi saluran pencernaan menyebabkan anemia, pertumbuhan yang lambat dan kematian pada anak.<br /><br />Di banyak negara berkembang, kelangkaan air telah menyebabkan anak dan perempuan menghabiskan banyak waktu mereka untuk mencari air untuk kebutuhan sehari-hari. Seringkali sumber air tersebut jauh dari tempat tinggal mereka ataupun mereka terpaksa mengambil air dari sumber-sumber yang tidak layak. Hal ini juga telah menyebabkan banyak anak perempuan tidak dapat mengikuti pendidikan sebagaimana layaknya anak seumur mereka.<br /><br />Penyebab lain pencemaran lingkungan adalah tingginya tingkat produksi dan pemakaian bahan-bahan kimia berbahaya dan beracun. Saat ini tidak kurang dari 100.000 jenis bahan kimia sintetis telah diproduksi secara komersial. Banyak diantara bahan kimia ini yang belum diketahui bahayanya, hanya sebagian kecil saja yang telah diteliti dan diketahui potensi dampaknya baik terhadap tubuh manusia maupun lingkungan hidup. Cepatnya laju industrialisasi, urbanisasi dan intensifikasi pertanian turut berkontribusi terhadap tingginya tingkat pencemaran lingkungan hidup akibat bahan-bahan kimia. Timbal, pestisida serta bahan kimia berbahaya dan beracun lainnya bersifat menetap di alam (tidak terdegradasi secara alamiah) dan dapat terakumulasi di jaringan tubuh makhluk hidup dan menimbulkan efek terhadap kesehatan.<br /><br />Kontaminasi bahan kimia berbahaya pada anak-anak dimulai sejak dia berada dalam kandungan dan ketika bayi melalui air susu ibu yang terkontaminasi bahan kimia berbahaya akibat akumulasi bahan kimia tersebut di tubuh sang ibu. Kontaminasi timbal –yang diantaranya berasal dari gas buang kendaraan bermotor—pada ibu hamil dapat menyebabkan kelahiran prematur, kelahiran cacat, bahkan kematian janin. Kontaminasi timbal pada anak, terutama balita, mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik dan mental, dan lebih jauh dapat menurunkan tingkat kecerdasan anak.<br /><br />Setiap tahunnya terjadi 50.000 kematian prematur dan terdapat 400.000 kasus bronkhitis baru di 11 kota di wilayah Asia Timur yang diakibatkan oleh pencemaran udara. Enam puluh persen kematian akibat penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) menimpa anak-anak di bawah umur 15 tahun, terutama di negara-negara berpendapatan rendah dan sedang. Secara global, ini setara dengan 2 juta kematian anak dan menempati urutan kedua penyebab utama penyakit pada anak balita.<br /><br />Anak merupakan masa depan bangsa, begitu mudah hal ini diucapkan. Kenyataan sampai saat ini masih membuktikan bahwa pola pembangunan masih meminggirkan aspek keadilan, baik intra-generasi maupun inter-generasi. Pembangunan berkelanjutan yang menyatakan bahwa pembangunan seharusnya tidak mengkompromikan kebutuhan generasi yang akan datang masih sebatas pada slogan. Pembangunan masih menempatkan pertumbuhan ekonomi sebagai panglima dengan pola-pola ekstraksi alam secara habis-habisan demi meraup keuntungan ekonomi yang sebesar-besarnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.<br /><br />Segala hal dihalalkan untuk mencapai tujuan pembangunan yang hanya bermanfaat bagi segelintir orang. Kekerasan, penggusuran, kriminalisasi dilakukan secara telanjang oleh pihak-pihak yang seharusnya memberi perlindungan pada rakyat, pemegang kedaulatan yang sah, atas nama pembangunan.<br /><br />Dalam 23 tahun perjalanannya, telah banyak yang dilakukan oleh WALHI, namun banyak tantangan masih menunggu di depan. Upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan keberlanjutan sumber-sumber kehidupan masih harus menempuh jalan yang panjang dan tantangan yang berat.<br /><br />Di hari jadinya yang ke-23, WALHI mengajak seluruh pihak yang masih peduli kepada keberlanjutan kehidupan dan sumber-sumber kehidupan untuk menyatukan langkah dan menggalang solidaritas bersama untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Dibutuhkan suatu gerakan yang kuat dan masif untuk mengkoreksi arah pembangunan yang selama ini selalu meminggirkan rakyat dan lingkungan hidup serta keberlanjutan kehidupan generasi yang akan datang untuk bisa hidup secara layak dan bermartabat. Dibutuhkan segenap daya dan upaya dari setiap pihak yang masih peduli untuk saling bahu membahu meluruskan kembali arah reformasi dan mencegah kembalinya rejim otoriter yang menyengsarakan.<br /><br />Di hari jadinya yang ke-23, WALHI menyatakan diri sebagai organisasi publik yang terbuka. WALHI mengajak semua pihak yang masih peduli akan nilai-nilai keadilan dan kelestarian untuk membangun gerakan bersama yang didasarkan atas prinsip-prinsip solidaritas universal, baik intra-generasi maupun antar-generasi.<br /><br />Anda adalah gerakan ini!<br />Jakarta, 15 Oktober 2003<br />Sumber : Rully Syumanda, http://rullysyumanda.wordpress.com</span>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-62195366616337607542007-08-30T23:23:00.001-07:002007-09-01T23:46:08.807-07:00M E R D E K A....! - 62 KALI -M E R D E K A ...!<div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXapXr-9IEUNsGnsUdhg2AvHApHCm1T5y5APcD20-jFiJ11MTxbGB4kq_2k1Ig0nXIexZHqOWUVn8zmG7QIFW91iRrLwGZ-ep8QFKDzPT6ZrVexkTbO6AbpunCcTFjszZKhA6VfshEhX4/s1600-h/Pinang.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXapXr-9IEUNsGnsUdhg2AvHApHCm1T5y5APcD20-jFiJ11MTxbGB4kq_2k1Ig0nXIexZHqOWUVn8zmG7QIFW91iRrLwGZ-ep8QFKDzPT6ZrVexkTbO6AbpunCcTFjszZKhA6VfshEhX4/s400/Pinang.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5104751577315227394" border="0" /></a><span style="color: rgb(255, 0, 0);">62 kali kami panjat pohon nasib kami...</span><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Nyatanya masih licin dan sulit terkendali...</span><br /></div><br /><div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIHU2L4ar1blyNIZrG5SkYMaMxITDX2HoDACq4g5C8yy6aIr59mTDwO1cBFTRk5Xz9gQ7HoDBR-fKp8ELxQPNmvr_S91dQcjBF6AGPgxO-qkWW1nKx4l6vL9qswFCIy6IpR5GOLJspCGM/s1600-h/6a00c225204cb8604a00c22528aabf8fdb-320pi.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIHU2L4ar1blyNIZrG5SkYMaMxITDX2HoDACq4g5C8yy6aIr59mTDwO1cBFTRk5Xz9gQ7HoDBR-fKp8ELxQPNmvr_S91dQcjBF6AGPgxO-qkWW1nKx4l6vL9qswFCIy6IpR5GOLJspCGM/s400/6a00c225204cb8604a00c22528aabf8fdb-320pi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5104751289552418546" border="0" /></a><span style="color: rgb(0, 0, 153);">62 kali kami tadahkan tangan memohon uluran sesuap nasib kami...</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 153);">Nyatanya kami masih dapatkan cuma setali...<br /><br /></span></div><div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjI7ss_CsAunmi0rFxiFHROw9q9JkagexXQn5ctM_YqgkTQXKlhyphenhyphenN2ol2imlLEOmC21K6cO240gS5A04R-obsOKFH4Nyq8s_i0uMizK7e-hJBfFiVV5eJdyqpwdcEo5qXrc0t7T-lJMqGU/s1600-h/01P8190127.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 334px; height: 234px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjI7ss_CsAunmi0rFxiFHROw9q9JkagexXQn5ctM_YqgkTQXKlhyphenhyphenN2ol2imlLEOmC21K6cO240gS5A04R-obsOKFH4Nyq8s_i0uMizK7e-hJBfFiVV5eJdyqpwdcEo5qXrc0t7T-lJMqGU/s400/01P8190127.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5104749644579944162" border="0" /></a><span style="color: rgb(0, 153, 0);">62 kali kami baris berbaris...</span><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);">Nyatanya kami cuma dapat secawan bubur roti ...<br /><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMvAXVFuOESEp9zDfIoxyjvTlFbcJFkwXoxvbCjLGWud_OCsCEG56VTdERMX1NYamy3fMzTqC_h-wOQgZxrLaruI3ojClG7nzUcjNwSdpSD8iumLGvJXrLEepGmNPogJw_vtSu1whLQPI/s1600-h/sigit1708.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMvAXVFuOESEp9zDfIoxyjvTlFbcJFkwXoxvbCjLGWud_OCsCEG56VTdERMX1NYamy3fMzTqC_h-wOQgZxrLaruI3ojClG7nzUcjNwSdpSD8iumLGvJXrLEepGmNPogJw_vtSu1whLQPI/s400/sigit1708.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5104749412651710162" border="0" /></a><span style="color: rgb(153, 51, 0);">Om Papinto...! aku baru 4 kali lho...belum 62 kali...he..he..he..</span><br /><span style="color: rgb(153, 51, 0);"> </span><br /></div><div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ5oackX1Krj4HuW_JjU2MzobqDLH_96hTBkoBPK2zbBocXkZgzZAuH-XjQ6BRdRWbyzDU3bkIgM6sTnOo7gC5u8dLKFdqAIUTabZE4QZ15LT_6fqlq7VejQIP9oKVaE-kB_bJ8lWx7KU/s1600-h/anak_jalanan.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 353px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ5oackX1Krj4HuW_JjU2MzobqDLH_96hTBkoBPK2zbBocXkZgzZAuH-XjQ6BRdRWbyzDU3bkIgM6sTnOo7gC5u8dLKFdqAIUTabZE4QZ15LT_6fqlq7VejQIP9oKVaE-kB_bJ8lWx7KU/s400/anak_jalanan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5104748523593479874" border="0" /></a><span style="color: rgb(255, 0, 0);">62 kali kami menadahkan tangan...</span><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Nyatanya cuma sekali dapat uang... setali lagi...</span><br /></div><br /><div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5lr6XU1DK61WNkUhVjCCMCDAY71gvnzs_yh2KrzCx3K5uavj5SCe7b9Q0nv-kuhjsoA7lUjOyRHiCoQD6XNqwTNO6FFmLe6MbOcN9VJleeLywOxxRvyb8U8T9dl1B3tMgc4ghXmVyXs4/s1600-h/03C-box+jelang+17-an.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5lr6XU1DK61WNkUhVjCCMCDAY71gvnzs_yh2KrzCx3K5uavj5SCe7b9Q0nv-kuhjsoA7lUjOyRHiCoQD6XNqwTNO6FFmLe6MbOcN9VJleeLywOxxRvyb8U8T9dl1B3tMgc4ghXmVyXs4/s400/03C-box+jelang+17-an.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5104748145636357810" border="0" /></a>62 kali kami rayakan sederhana kemerdekaan ini bersama teman di kampung...<br /></div><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhJ1iE3ZYPXenDTlI3R6CJogpGF59NzNnr2CVkiNqNZ_1RNgbKZLPiLHiRWwc75CQ2CGRzQeQA-kKWGVwDzHEROb3tw6LwBjeeNFDLO7syoihWMAzghaas_0s4erwy2F0M8ifPvB31kK0/s1600-h/drumband.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhJ1iE3ZYPXenDTlI3R6CJogpGF59NzNnr2CVkiNqNZ_1RNgbKZLPiLHiRWwc75CQ2CGRzQeQA-kKWGVwDzHEROb3tw6LwBjeeNFDLO7syoihWMAzghaas_0s4erwy2F0M8ifPvB31kK0/s400/drumband.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5104747711844660898" border="0" /></a>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-18055650371885864592007-07-11T07:29:00.000-07:002007-09-01T23:48:40.702-07:00Bertemu Raksasa Keuangan & Periklanan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi10Aqubcn8t3NACC3WNitUxKIT8RTScIfGiXH8HldODDYwd2w-Glsl_jkyaxqMO2PNrmigqC3iBnbP6Gdrr9xyZlNTSA4buVQbIh1qk7VnD1L4efooKOERVyDAQ5lBCN-O4-R7Ezz5TYU/s1600-h/link_prod_01.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 237px; height: 108px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi10Aqubcn8t3NACC3WNitUxKIT8RTScIfGiXH8HldODDYwd2w-Glsl_jkyaxqMO2PNrmigqC3iBnbP6Gdrr9xyZlNTSA4buVQbIh1qk7VnD1L4efooKOERVyDAQ5lBCN-O4-R7Ezz5TYU/s400/link_prod_01.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5105494894420244258" border="0" /></a><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153); font-style: italic;"><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153); font-style: italic;">Papinto Badut Mendongeng berbasis teater Monoplay di Plasa untuk "Untung Beliung BRITAMA" BRI.</span><br /></div><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153); font-style: italic;"><br /></span>Wah gw dapet proyek nih....ndongeng 9 hari berturut turut di acara pemasaran produk "<span style="font-style: italic;">Untung</span> <span style="font-style: italic;">Beliung Britama</span>" Bank Rakyat Indonesia di Royal Plaza Surabaya. Malem itu selagi asyik nonton acara 4mata, tiba2 phoneku berdering Papinto...<span style="font-style: italic;">berapa fee untuk mendongeng 9 kali</span> <span style="font-style: italic;">berturut turut?</span> tanya Kak Henoch kolegaku. Setelah basa basi sejenak kusebutkan <span style="font-style: italic;">...sekian</span> <span style="font-style: italic;">juta, berani? </span>ok, katanya besok kukabari. Benar, esok harinya angkaku diterima tanpa ditawar. Ini rejeki bulan Juli nampaknya...thanks God! Mendongeng dengan membawa pesan buat anak2 untuk "<span style="font-style: italic;">giat menabung</span>", ceritanya macem macem...heran juga aku bisa lancar ngarang cerita dan membawakannya hanya dengan latihan sendiri di kamar. Sengaja aku menutup kamar untuk latihan berimajinasi dan berekspresi khususnya bila akan membawakan cerita baru. Cerita yang kubawakan <span style="font-style: italic;">Kisah Raja Sulaiman bersama Semut, lebah, kucing, tikus, angin, hujan, hutan, banjir, padi, si Nyoman, Si Kevin, Si Umar</span> dll. Semua cerita ini kusisipi pesan "giat menabung" dan kuis2 tentang seputar dunia bank dan hewan2. Anak2 antusias menyambutnya bahkan kadang mereka larut dalam dongenganku...ya mereka ikut berlarian mengejar aku... ikut naik ke punggung Angin - sahabat Raja Sulaiman - terbang menuju angkasa...terbang menuju pulau kesejahteraan ...ke pulau impan dunia maya nan indah. Pada hari ke-6, Papinto berkesempatan bertemu dengan anak2 MATARI ADV. (<span style="font-style: italic;">salah satu raksasa bisnis periklanan dari Jakarta yang kiprahnya selama ini hanya bisa kubaca di majalah bisnis</span>). MATARI bertugas sebagai Event Organizer dalam mengorganisasikan kegiatan lapangan program berkelanjutan Untung Beliung Britama, wah mereka rata2 relatif masih muda..energik lagi, semua masih dibawah 25 tahun, thanks ya..Abang2 en None2!. Terima kasih BRI.. terima kasih Untung Beliung Britama, semoga kemunculan sebagaian sosokmu yang "<span style="font-style: italic;">nge-progressive</span>" dengan Untung Beliung ini, tidak menguburkan sosok tinggalan Belandamu yang <span style="font-style: italic;">konservative</span> dalam berbisnis di kantung2 konsentrasi ekonomi di daerah pedesaan.<br /><br /><br /><br /><table style="width: 435px; height: 2890px;" align="center" bgcolor="black" cellpadding="4" cellspacing="1"><tbody><tr style="color: rgb(204, 0, 0);" align="center"><td bgcolor="white"><b>Annida Online</b><br />Rubrik : Psikologi Anak</td></tr><tr style="color: rgb(204, 0, 0);" align="center"><td bgcolor="white"><big><big>Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Sejak Dini</big></big><br />Selasa, 18 Januari 05 - by : <a href="http://www.ummigroup.co.id/?pilih=pesan&id=27">admin</a></td></tr><tr style="color: rgb(204, 0, 0);"><td bgcolor="white"><blockquote>Tanggungjawab, kreativitas dan mampu mengambil keputusan adalah sifat yang akan muncul pada anak jika jiwa wirausaha ditumbuhkan sejak dini. Sifat tersebut merupakan modal bagi keberhasilan hidup anak saat ia dewasa.<br /><br />Ramalan beberapa ahli tentang gambaran masa depan dunia yang menuntut munculnya jiwa wirausaha pada tiap individu tak dapat disangkal lagi. Persaingan global antar bangsa yang tak mengenal batas antar negara menuntut setiap orang untuk kreatif memunculkan ide-ide baru. Maka mempersiapkan anak agar mempunyai jiwa wirausaha, agaknya jadi satu hal yang penting dilakukan oleh orangtua dan lingkungannya.<br /><br /><b>Peran orangtua dan guru</b><br />Wirausaha merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan membutuhkan banyak kreativitas. Rasa tanggung jawab dan kreativitas dapat ditumbuhkan sedini mungkin sejak anak mulai berinteraksi dengan orang dewasa. Orangtua adalah pihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses ini. Anak harus diajarkan untuk memotivasi diri untuk bekerja keras, diberi kesempatan untuk bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan.<br /><br />Selain itu, peran lingkungan, semisal guru-guru, juga berpengaruh terhadap pembentukan pribadi anak. Mereka bisa berperan dalam membuat anak agar bisa menjadi seorang enterpreneur. Untuk itu, guru harus kreatif mengajar dan membuat soal. “Berikan kesempatan untuk berpikir alternatif.<br /><br />Misalnya, jangan bertanya 5X5 berapa. Tapi, tanyalah berapa kali berapa saja sama dengan 25,†kata Zainun Mu’tadin, S.Psi, M.Psi, Dosen Psikologi UPI YAI.<br />Dengan kreativitas orangtua dan guru, anak dilatih memiliki beberapa alternatif jawaban dan solusi. Alternatif tersebut akan melatih anak mampu mengambil keputusan yang tepat dari berbagai pilihan yang ada.<br /><br />Jiwa wirausaha juga memerlukan motivasi yang bagus, intelegensi yang cukup baik, kreatif, inovatif, dan selalu mencari sesuatu hal yang baru untuk bisa dikembangkan. Sayangnya, menurut Zainun, hal-hal tersebut di sekolah kurang mendapat perhatian. Kebanyakan sekolah masih terfokus pada pengembangan kecerdasan intelegensi saja.<br /><br />Sementara kreativitas masih kurang dikembangkan.<br />Padahal pengembangan kreativitas akan membuat anak mampu menciptakan hal-hal baru. Kreativitas inilah modal dasar untuk menjadi enterpreuner. Modal penting lainnya adalah sikap bertanggungjawab. Sisi positif lain dari pengembangan sikap ini adalah terbangunnya rasa tanggung jawab pada semua hal yang dilakukan. Menurut Zainun, bila banyak orang di Indonesia memiliki jiwa enterpreunership, maka jumlah koruptor juga akan sedikit. “Bila kelak anak tersebut dewasa dan mengambil kredit di bank, ia akan bertanggungjawab mengembalikan dan tidak akan kabur,†kata psikolog yang menamatkan studinya di UI ini.<br /><br /><b>Latihan bertahap</b><br />Menumbuhan sifat wirausaha pada diri anak memerlukan latihan bertahap. Latihan wirausaha ini bukanlah sesuatu yang rumit. Bentuknya bisa sederhana dan merupakan bagian dari keseharian anak. Misalnya, toilet training untuk melatih anak yang masih ngompol. Tujuan akhirnya sampai anak mampu membuang kotoran di tempatnya, membersihkan kotorannya, dan memakai kembali celananya. Latihan itu dilakukan secara bertahap dan mengajarkan anak untuk bertanggungjawab.<br /><br />Latihan lain, misalnya melatih anak untuk dapat membereskan mainan selesai bermain dan meletakkan mainan di tempatnya. Hal ini juga merupakan latihan untuk bertanggungjawab dan awal pengajaran tentang kepemilikan. Ini mainan saya diletakkan di sini. Ini mainan kakak, kalau mau pinjam, harus ijin dulu. Sifat tersebut, menurut Zainun, adalah awal untuk menumbuhkan jiwa wirausaha pada anak.<br /><br />Latihan selanjutnya adalah mengajarkan anak untuk mampu mengelola uang dengan baik. Terangkan pada anak, dari mana uang yang dipakai untuk membiayai rumah tangga. Jelaskan bahwa untuk mendapatkan uang tersebut, orangtua harus bekerja keras. Uang hanya boleh dipakai untuk kebutuhan yang benar-benar perlu. Dengan demikian anak akan menjauhi sikap konsumtif.<br /><br />Dalam mengajarkan anak mengelola uang, latihan yang perlu diajarkan bukan hanya cara membelanjakan, namun juga menabung, sedekah dan mencari uang. Tentu saja cara ini memerlukan konsistensi orangtua terhadap aturan. Misalnya, saat mengajak anak berbelanja. Catat terlebih dahulu kebutuhan yang akan dibeli. Orangtua harus konsisten untuk tidak belanja di luar catatan belanja. Bila anak mengamuk meminta mainan atau barang kebutuhan lain di luar catatan, maka orangtua harus konsisten untuk membelikannya. Aturan itu harus sudah disepakati sejak awal.<br /><br />Latihan seperti ini sudah dapat dilakukan sejak anak berusia dua tahun. “Jangan anggap anak tidak mengerti apa-apa dengan mengatakan ‘Ah, masih anak kecil’. Padahal sejak kecil pun anak sudah mampu berkomunikasi,†tutur ayah satu orang putra ini.<br /><br /><b>Bisnis kecil-kecilan</b><br />Setelah anak diajarkan mengelola uang, tahap selanjutnya si anak mulai dapat diajarkan berbisnis kecil-kecilan. Biasanya bisa dilakukan pada usia sekolah. Pada usia ini, anak biasanya sudah dapat diajarkan jual beli.<br />Pada tahap ini anak diajarkan untuk mengenal usaha untuk mendapatkan sesuatu, dengan kata lain bisnis kecil-kecilan.<br /><br />Misalnya, anak bisa diajarkan menjual barang hasil karyanya, saperti es mambo, kue, dan lain-lain. “Ini tidak disarankan untuk dilatihkan, tapi sebenarnya bisa,†ujar Zainun. Syaratnya, tahapan ini bisa dijalankan bila orangtua sudah mengajarkan cara mengelola uang terlebih dahulu. Sehingga anak sudah terbiasa untuk menabung dan mengatur uangnya dengan baik. Dengan demikian uang yang mereka dapat tak segera dihabiskan untuk hal-hal yang tak perlu.<br /><br />Cara yang dipakai oleh David Owen, seorang penulis buku di Amerika Serikat, agaknya layak ditiru. Owen mengisahkan tentang bagaimana ia mampu mendorong anak-anaknya menjadi gemar menabung dan penuh perhitungan dalam membelanjakan uang. Ia membuat “Bank Ayahâ€, khusus untuk anak-anaknya. Prinsip yang dikembangkan dalam "Bank Ayah" adalah pemberian tanggungjawab dan kontrol keuangan secara penuh pada anak sebagai pengelola uang mereka sendiri. Uang anak adalah milik anak, bukan milik orang tua. Bahkan anak juga bebas mencari pendapatan di luar jatah uang saku yang telah mereka dapatkan.<br /><br />Dalam hal ini "Bank Ayah" berperan dalam melakukan kontrol secara tidak langsung, yaitu dengan mengembangkan prinsip-prinsip perbankan seperti bonus yang dapat menarik minat akan untuk menambah saldo tabungan, juga saldo minimal, yang dapat membatasi jumlah pengambilan uang agar tidak terkuras habis. Dengan ini anak akan benar-benar bertanggungjawab dan berhati-hati dalam membelanjakan uangnya.<br /><br />"Bank Ayah" ala David Owen ini tidak cuma menjadi daya tarik anak untuk menabung. Lebih dari itu "Bank Ayah" dikelola sebagai sarana pembelajaran dari praktik ekonomi kepada anak dengan bahasa yang sederhana. Dengan sedikit improvisasi, Owen mengubah "Bank Ayah" ini menjadi media latihan berinvestasi pada anak-anaknya. Owen sendiri berhasil mendirikan sebuah perusahaan pialang saham yang bernama "Dad and Coâ€.<br /><br />Jadi sejak dini jiwa wirausaha baik untuk ditanamkan. Inti dari kewirausahaan adalah bagaimana menanamkan cara untuk berusaha, memecahkan permasalahan dan bertanggung jawab penuh atas apa yang dia lakukan. Sangat positif, bukan?<br />(Sarah Handayani/Bahan :Ami)<br /><br /></blockquote></td></tr><tr><td bgcolor="white">Annida Online : <a href="http://www.ummigroup.co.id/">http://www.ummigroup.co.id/</a><br />Versi Online : <a href="http://www.ummigroup.co.id//?pilih=lihat&id=27">http://www.ummigroup.co.id//?pilih=lihat&id=27</a></td></tr></tbody></table>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-9920285602034226612007-07-09T14:06:00.000-07:002007-07-22T16:00:33.470-07:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIN2EapEYceIOPeKcyAG2G6B-jEsJ_FLNiLtP92Zc7Bs1-zIDFzzTCTlGgdlv2_ivRkzonxpPh3ekniZUIiyDQ35wW059rcChANBRBwXGYeVDi_-FUeXe2W2w0aR8KmO7kg4c9oY_TNHo/s1600-h/120605aKecelakaan-banyuwang.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 418px; height: 227px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIN2EapEYceIOPeKcyAG2G6B-jEsJ_FLNiLtP92Zc7Bs1-zIDFzzTCTlGgdlv2_ivRkzonxpPh3ekniZUIiyDQ35wW059rcChANBRBwXGYeVDi_-FUeXe2W2w0aR8KmO7kg4c9oY_TNHo/s400/120605aKecelakaan-banyuwang.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5086684758962922194" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 0, 153);font-size:130%;" >Papinto Badut berbela sungkawa atas terjadinya musibah kecelakaan beruntun di kala liburan sekolah.<br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153);"><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153);"> </span></div><div style="text-align: center; font-weight: bold;"><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);">7 Juli 2007</span><br />Bus Liburan Sekolah Masuk Jurang di Cianjur 15 orang murid tewas.<br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">8 Juli 2007</span><br />6 Siswa SMPN *7 Jakarta Selatan tewas menghirup gas beracun Kawah Ratu Gunung Salak Kabupaten Bogor<br /><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold;">PESAN BUAT ANAK2KU BILA AKAN BEPERGIAN<br />DENGAN WAHANA BERGERAK.</span><br /><br /><span style="font-size:180%;">Anakku</span>,<br />Ketahuilah bahwa negerimu dilingkari "cincin api" oleh gugusan gunung berapi dan asset negerimu berupa gugusan pulau berlaut luas sehingga <span style="font-style: italic;">sangat terbuka</span> untuk memiliki kondisi cuaca yang gampang berubah secara ekstreem, itu artinya engkau akan selalu dalam lingkungan "<span style="font-style: italic;">potensi kecenderungan bahaya</span>"<br />baik didarat, laut ataupun udara <span style="color: rgb(255, 0, 0);">selama hidupmu</span>.<br /><span style="font-size:180%;">Anakku,</span><br />Ketahuilah bahwa oleh sebab adanya lingkaran "cincin api" ini, kontur permukaan tanahmu cenderung tidak merata, naik turun, miring, berlumpur permukaan, mudah longsor sehingga jalan kendaraan yang kau bangun akan mengandung <span style="font-size:130%;">"<span style="font-style: italic;">potensi kecenderungan bahaya</span>"</span>.<br /><span style="font-size:180%;">Anakku,</span><br />Ketahuilah oleh sebab itu kamu harus berusaha keras sekeras kerasnya bila kamu besar nanti:<br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">>> </span><span style="font-style: italic; color: rgb(255, 0, 0);">untuk memiliki organisasi pemantau/pengingat bahaya ini untuk berkarya profesional maksimal dengan memasang papan peringatan bahaya di daerah tujuan wisata dan daerah jangkauan publik lain yang memiliki "<span style="font-size:180%;">potensi kecenderungan bahaya</span>",<br /></span><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-style: italic;">>>untuk menindak dengan keras atas kelalaian para pengusaha angkutan yang tidak melaporkan secara berkala kondisi teknis seluruh armada angkutannya</span><span style="font-style: italic;">, </span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><span style="font-style: italic;">>>untuk memberi sangsi bagi siapa saja yang tidak melaporkan selama 1 pulsa telephone kepada DLLAJR/ORGANDA terdekat untuk mendapatkan petunjuk lisan langsung karena akan mengangkutmu secara massal bila hendak bepergian keluar kota.</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">>>untuk selalu berusaha memantau laporan hasil test kondisi psikologis para sopir wahana angkutan massal secara berkala.<br /><br /></span></span><span style="color: rgb(255, 0, 0);"> </span><br /></span><br /><br /><div class="MsoNormal" style="text-align: center; color: rgb(204, 0, 0);" align="center"> <hr align="center" size="2" width="100%"> </div> <h1 style="color: rgb(204, 0, 0);">Santunan Kecelakaan Urusan Siapa?</h1> <p style="color: rgb(204, 0, 0);"><b>Pengantar</b></p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);"><i>Sampai saat ini, sebagian besar masyarakat masih ragu terhadap perusahaan asuransi. Karena bisnis asuransi merupakan bisnis kepercayaan seperti perbankan, asuransi apa pun yang ingin bertahan, haruslah mampu memberi bukti dan bukan sekadar mengumbar janji. </i><b>Redaksi</b> </p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" spt="75" preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f"> <v:stroke joinstyle="miter"> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"> <v:f eqn="sum @0 1 0"> <v:f eqn="sum 0 0 @1"> <v:f eqn="prod @2 1 2"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @0 0 1"> <v:f eqn="prod @6 1 2"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="sum @8 21600 0"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @10 21600 0"> </v:formulas> <v:path extrusionok="f" gradientshapeok="t" connecttype="rect"> <o:lock ext="edit" aspectratio="t"> </v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75" alt="" style="'position:absolute;" allowoverlap="f"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\PC4\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image001.gif" title="28korban"> <w:wrap type="square"> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]-->Pembaruan/Jurnasyanto Sukarno</p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);"><b>ASURANSI KECELAKAAN - Peristiwa kecelakaan di ruas jalan tol Rawamangun, <st1:city st="on"><st1:place st="on">Jakarta</st1:place></st1:city> Timur. PT Jasa Raharja ditugaskan negara, lewat Undang-Undang No 33 dan 34 Tahun 1964, memberikan santunan kepada korban kecelakaan lalu lintas, baik yang meninggal dunia, cacat seumur hidup, maupun luka-luka.</b></p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">BISA dipastikan, tak seorang pun di dunia ini menghendaki adanya musibah. Sayangnya, musibah itu datangnya selalu pada waktu dan tempat yang tak bisa diprediksi oleh siapa pun. Masih hangat di ingatan kita, musibah kecelakaan pesawat Lion Air di Bandara Adi Sumarmo Solo, 30 November 2004, yang merenggut nyawa 25 penumpang dan awak pesawat. Peristiwa itu terjadi begitu cepat dan tak diprediksi sebelumnya. Tangis sedih sanak keluarga yang kehilangan orang terkasihnya tak bisa dielakkan. </p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Dalam situasi yang demikian, orang baru terhenyak betapa pentingnya asuransi dalam kehidupan ini. Sayangnya, kesadaran itu tak bertahan lama. Begitu musibah itu berlalu, berlalu pula ingatan orang akan pentingnya asuransi. Hal itu wajar terjadi, karena sampai saat ini sebagian besar masyarakat masih ragu dengan perusahaan asuransi di <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region>, baik itu asuransi jiwa, umum, maupun asuransi sosial. </p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Kalau toh ada sebagian warga yang ikut program asuransi, khususnya mereka yang bekerja, biasanya karena sudah merupakan bagian dari peraturan kantor. Artinya, mereka mengikuti asuransi seperti asuransi jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) karena "diharuskan" perusahaan tempatnya bekerja, bukan atas dasar kesadaran pribadi. </p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Sekalipun demikian, masih banyak juga yang masih mempertanyakan mengapa harus masuk asuransi Jamsostek. Apalagi, kalau mereka diminta untuk berasuransi secara suka-rela. Seribu satu alasan akan meluncur dari mulut, baik itu alasan yang berkaitan dengan keimanan maupun alasan sosial dan penghasilan yang pas-pasan. Artinya, ada seribu satu cara untuk menghindari asuransi.</p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Semua itu terjadi karena masyarakat sudah telanjur memiliki citra yang tidak bagus terhadap asuransi. Di mata sebagian masyarakat, asuransi tak lebih dari pengeluaran tambahan yang hanya membebani mereka tanpa keuntungan yang jelas. Apalagi, banyak kasus terjadi, klaim yang dilakukan tidak bisa dicairkan karena berbagai alasan. Misalnya, persyaratan yang tak lengkap, tidak sesuai dengan perjanjian dalam polis, atau berbelit-belitnya proses untuk mendapatkan klaim tersebut. Alhasil, sebagian masyarakat kemudian menjadi apatis terhadap asuransi.</p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Tidaklah salah memang, karena bisnis asuransi merupakan bisnis kepercayaan seperti perbankan. Karena itu, asuransi apa pun yang ingin bertahan, haruslah mampu memberi bukti dan bukan sekadar mengumbar janji. Problematika itu juga yang dihadapi oleh asuransi Jasa Raharja. </p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Di tengah ketidakpastian itu, PT Jasa Raharja selaku penyelenggara asuransi sosial terus berupaya memberikan bukti kepada masyarakat khususnya mereka yang menjadi korban kecelakaan.</p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Perusahaan asuransi milik negara ini memang sedikit berbeda dengan perusahaan asuransi lainnya. Secara khusus, PT Jasa Raharja ditugaskan negara, lewat Undang-Undang No 33 dan 34 Tahun 1964 untuk memberikan santunan kepada korban kecelakaan lalu lintas, baik yang meninggal dunia, cacat seumur hidup, maupun yang menderita luka-luka. Uniknya lagi, jumlah nasabahnya pun tak terbatas. Artinya, semua penduduk <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region>, yang menjadi korban kecelakaan secara otomatis akan mendapatkan santunan dari Jasa Raharja, walaupun mereka tidak pernah membayar premi. Jadi, bila suatu saat seorang pejalan kaki menjadi korban kecelakaan, ia secara otomatis akan mendapatkan santunan dari Jasa Raharja layaknya seorang nasabah asuransi. Sekalipun si korban itu tak pernah membayar premi asuransi kecelakaan.</p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);"><b>Premi</b></p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Kalau demikian, dari manakah perusahaan ini mendapatkan preminya? Dalam Undang-Undang No 33/1964 disebutkan, perusahaan ini berhak menghimpun premi dari masyarakat berupa iuran sumbangan wajib dari seluruh penumpang angkutan umum baik darat, laut, maupun udara. Selain itu, sesuai amanat UU No 34/1964, perusahaan ini diberi kewenangan penuh menghimpun premi dari sumbangan wajib pemilik kendaraan bermotor. Pungutan itu biasanya dilakukan bersamaan dengan pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yakni Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).</p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Sedangkan untuk penumpang angkutan baik darat, laut, atau udara, premi dikumpulkan operator yang selanjutnya disetorkan ke Jasa Raharja. Biasanya, premi itu sudah merupakan satu paket dengan biaya yang harus dibayar oleh penumpang/pengguna jasa angkutan yang bersangkutan. </p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Karena itu, walau tidak ada bukti-bukti layaknya per-usahaan asuransi lainnya, setiap korban kecelakaan berhak mendapatkan santunan dari Jasa Raharja dan perusahaan ini pun memiliki kewajiban menyantuni setiap korban kecelakaan. Pegangannya hanya satu, yakni UU No 33 dan 34 Tahun 1964. </p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Sekali pun tak ada perjanjian tertulis antara pemegang polis dan perusahaan asuransi, tetapi sejauh ini PT Jasa Raharja mencoba tetap konsisten menjalankan amanat Undang-Undang tersebut. Tak hanya sampai di situ, sebagai salah satu penyelenggara asuransi sosial, Jasa Raharja juga terus berupaya meningkatkan kemampuannya, baik di bidang manajemen sumber daya manusia maupun di bidang keuangan. Setidaknya pada akhir 2004, perusahaan ini telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 pada 10 dari 27 cabang di seluruh <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region>.</p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Selain itu, pada 2004 pula, perusahaan ini mampu membukukan angka <i>Risk Based Capital</i> (RBC/rasio kecukupan modal dibanding risiko yang harus ditanggung) sebesar 281,17 persen atau berada jauh di atas persyaratan Departemen Keuangan yakni 120 persen. Barangkali, karena kekonsistenan dan prestasinya itulah yang membuat Departemen Keuangan memberikan predikat sehat sekali untuk penilaian kinerja BUMN bagi PT Jasa Raharja. </p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Yayasan Lembaga Konsumen Asuransi Indonesia (YLKAI) juga mencatat selama <st1:city st="on"><st1:place st="on">lima</st1:place></st1:city> tahun terakhir ini pihaknya hanya menerima tiga pengaduan terkait dengan asuransi kecelakaan yang dikelola PT Jasa Raharja. Padahal, selama <st1:city st="on"><st1:place st="on">lima</st1:place></st1:city> tahun terakhir YLKAI menerima 489 pengaduan berkaitan dengan asuransi. Dari jumlah itu, sebagian besar terkait dengan asuransi jiwa, yakni 301 pengaduan, disusul asuransi kesehatan 23, asuransi kerugian 25, asuransi hari tua 41, dan jaminan sosial tenaga kerja satu pengaduan.<br />Harus diakui, Jasa Raharja sendiri dari waktu ke waktu terus memperbaiki diri, khususnya berkaitan pelayanan kepada masyarakat. Aspek akuntabilitas dan keterbukaan coba diterapkan dengan membuka saluran telepon bebas pulsa bagi masyarakat dan juga akses internet di <i>www.jasaraharja.co.id</i>. Lewat kedua sarana itu, mereka berharap masyarakat yang memiliki masalah atau ingin mendapatkan informasi mengenai asuransi kecelakaan yang dikelolanya bisa segera mendapatkannya. </p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Mereka juga berupaya mempercepat proses pengurusan klaim bagi korban kecelakaan yang tak lebih dari sepekan sejak pengajuan dilakukan. Hal itu setidaknya bisa menumbuhkan kepercayaan kepada masyarakat, sekaligus mengubah citra masyarakat bahwa pengurusan klaim asuransi itu sulit dan berbelit.</p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);"><b>Peranan</b></p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Lepas dari semua itu, sesungguhnya peranan asuransi kecelakaan terasa begitu penting. Terutama, bagi mereka yang sebagian besar waktunya habis di perjalanan atau karena tugas dan pekerjaannya mengharuskan orang yang bersangkutan banyak melakukan perjalanan dinas. Apalagi, angka kecelakaan dalam lima tahun terakhir dengan korban meninggal juga cukup tinggi, yakni 130.873 orang. Artinya sekitar 26.000 orang meninggal setiap tahunnya karena kecelakaan. </p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">PT Jasa Raharja sendiri mencatat dalam lima tahun terakhir telah memberikan santunan kepada 395.061 korban kecelakaan lalu lintas. Dari angka itu, 130.873 orang dinyatakan meninggal dan 264.188 lainnya cacat tetap dan luka-luka. </p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Dirut PT Jasa Raharja, Darwin Noor dalam suatu kesempatan mengatakan, khusus untuk korban penumpang pesawat udara selama lima tahun terakhir, dari 1999 hingga 2004, pihaknya telah membayar santunan Rp 2,1 miliar. Jumlah itu diberikan kepada korban meninggal dunia sebanyak 40 orang dan luka-luka sebanyak 53 orang. </p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Ia mengatakan, selain menjadi keprihatinan bersama karena tingginya angka dan korban kecelakaan, yang perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak adalah persentase terbesar dari jumlah korban kecelakaan itu masih dalam usia produktif. Kondisi itu sudah selayaknya pula menjadi keprihatinan bersama seluruh elemen bangsa untuk melihat bahwa asuransi merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. </p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Hal itu juga menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku asuransi. Apalagi, di era yang semakin global ini, kehadiran asuransi memang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Tetapi, masyarakat juga tidak akan apatis kalau pelaku asuransi, khususnya PT Jasa Raharja selaku penyelenggara asuransi sosial, melakukan berbagai terobosan. Belum lagi, persaingan di industri bisnis asuransi yang kian ketat dewasa ini. Karena itu, tidak ada cara lain, Jasa Raharja harus melakukan terobosan baru dan mendekatkan diri kepada konsumennya. </p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Jasa Raharja harus mampu menjawab tantangan, berasuransi tidaklah rumit. Apalagi, masih banyak warga masyarakat yang belum tahu, ia sesungguhnya memiliki hak untuk mendapatkan santunan jika mengalami kecelakaan di jalan raya.</p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Untuk itu, langkah jemput bola dengan memberikan berbagai penyuluhan ataupun memberikan hak kepada mereka yang sudah sepatutnya menerima, merupakan salah satu alternatif yang bisa ditempuh Jasa Raharja. Dalam kaitan ini, langkah untuk mendatangi korban dan keluarganya tanpa pandang bulu merupakan salah satu cara yang bisa ditempuh untuk mendekatkan diri kepada masyarakat, sekaligus memasyarakatkan asuransi kecelakaan di hati masyarakat.</p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Artinya, kalau Jasa Raharja ingin merebut hati masyarakat, tidak ada pilihan lain, Jasa Raharja harus mengubah diri sesuai dengan tuntutan zaman dan lebih mendahulukan kepentingan korban kecelakaan, sebagai pemegang hak polis untuk mendapatkan santunan. Artinya, Jasa Raharja harus hadir dalam setiap kesempatan jika ada masyarakat yang menjadi korban kecelakaan tanpa peduli siapa pun dia.</p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">Paling tidak, masyarakat akan selalu ingat, jika ada kecelakaan, mereka tahu dengan siapa harus berurusan khususnya menyangkut santunan. Hanya dengan cara itu Jasa Raharja akan mampu eksis, sekaligus merebut hati masyarakat untuk berasuransi.</p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);">PEMBARUAN/PAULUS C NITBANI</p> <div class="MsoNormal" style="text-align: center; color: rgb(204, 0, 0);" align="center"> <hr align="center" size="2" width="100%"> </div> <p style="color: rgb(204, 0, 0);" class="MsoNormal"><i>Last modified: 28/1/05</i></p><br /><p style="color: rgb(204, 0, 0);" class="MsoNormal">SUARA PEMBARUAN DAILY</p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);" class="MsoNormal">www.suarapembaruan.com</p></div>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-69943495779116430302007-07-06T13:40:00.000-07:002007-07-09T14:06:19.817-07:00Liburan...Maen Catur Yuk!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfgzIFD-_FR-1hCG07YA-NUlSzM8jwp9HU89JaHhJM2GhfSxBcQyHm4A5I0QS41eEBqrA5HnLea9NPsGeRfTMUYeAvex9Lrz2YIcnMVy3PsbM5I9Hsu8psqIjh6slskjxxh_XWlyibG34/s1600-h/jessejoeyChess.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfgzIFD-_FR-1hCG07YA-NUlSzM8jwp9HU89JaHhJM2GhfSxBcQyHm4A5I0QS41eEBqrA5HnLea9NPsGeRfTMUYeAvex9Lrz2YIcnMVy3PsbM5I9Hsu8psqIjh6slskjxxh_XWlyibG34/s400/jessejoeyChess.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5084194401491089362" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 0, 153);font-size:100%;" ><span style="font-weight: bold;">Papinto Badut :" Bermain catur, bermain strategi dalam menata langkah kehidupan" </span></span><br />Sudah 3 hari ini 2 orang keponakanku dari Bekasi berlibur ke Surabaya, Fiona (13TH) begitu turun dari mobil langsung bilang "Papinto, maen catur yuk!", katanya menantang. "Lho apa kamu udah bisa?" jawabku "ya bisa dong, akukan belajar dari internet!" katanya tangkas. Kamipun bermain catur mengisi liburan kali ini. Permainan pembukaan yang dia ajukan e2-e4, langkah buka formasi Sisilia, sementara aku yang pegang buah hitam membalas dengan pertahanan Reti. Alhasil skore sore itu 1-1, aku sengaja berpikir main-main supaya dianya senang dapet ngalahin aku. Aku suka dan merasa senang sekali ia bisa melangkahkan buah catur meski dalam tahapan langkah pemula. Aku mengenal catur usia 7 tahun, belajar sendiri tanpa guru. Kalo lagi suntuk aku suka maen catur sama tetangga sebelah, itung2 buat bina kerukunan he..he..he..CATUR CATUR CATUR, ya catur inilah permainan asah otak yang akan membawa rakyat Indonesia dapat berfikir strategis kelak, mau megakui kekalahan, mau mengakui bahwa orang lain ternyata lebih kuat darinya. Catur menyuguhkan banyak ilmu kebijakan2 al. mencoba membaca pikiran lawan, bagaimana menghitung untung rugi, berpikir futuristik jauh kedepan, ilmu strategi, ilmu pertimbangan, pertukaran untuk meraih posisi, posisioning, menimbang waktu, kecepatan mengambil keputusan, kekawatiran/antsipasi, daya tahan/kecepatan berpikir/mengambil keputusan dan lain lain. Kekuatan "<span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">sayap kiri</span></span>" dan "<span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">sayap kanan</span></span>" diperlakukan sebagai partner yang saling berinteraksi, berkolaborasi, bersinergi untuk meraih sasaran antara, strategis dan utama, pengorbanan taktis untuk meraih waktu, posisi dan kemenangan babak akhir. Ya...ayo ajarin anak anda bermain catur agar tak selalu larut dalam tayangan tv yang membodohkan. Ya ...ayo ajarain anak2 bermain catur agar bisa merasa dekat satu dengan yang lainnya. SKAK!<br /><span style="font-family:Times New Roman;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><span style="font-size:180%;"><br /></span></span></span><div style="text-align: center;"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><span style="font-size:180%;"><span style="color: rgb(204, 0, 0);">Catur Bukan Buat Pemalas</span></span></span></span></div><p style="color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Times New Roman;"><img src="http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/belia/010205/aksi.gif" style="float: right; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-bottom: 5px;" border="1" height="178" width="250" />Sekolah boleh aja belum genap sebulan mulai. Tapi, sejumlah SMA di Bandung langsung berpartisipasi dalam gelaran Dynamite Fun Chess Road To School sejak 24 Januari - 3 Februari 2005 ini. Terbilang ada sepuluh sekolah yang terlibat: SMAN 15, SMAN 12, SMA Sumatra 40, SMA YWKA, SMAN 1 Lembang, SMAN 9, SMA Angkasa, SMAN 7, dan SMA Pasundan. </span></p> <span style="color: rgb(204, 0, 0);font-family:Times New Roman;" > </span><p style="color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Times New Roman;">Pak Sugeng, ketua panitia, mengatakan acara serupa sudah digelar di kota-kota besar di Jawa Timur dan Jawa Tengah, seperti Surabaya dan Semarang. Tanggal 7 Februari nanti akan disusul oleh Jakarta. "Rencananya akan ada sepuluh sekolah di Jawa Barat lagi yang akan diundang," katanya. Dari setiap sekolah akan dipilih dua orang terbaik untuk mewakili tiap propinsi untuk bertanding di ajang nasional. </span></p> <span style="color: rgb(204, 0, 0);font-family:Times New Roman;" > </span><p style="color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Times New Roman;">Karena di setiap sekolah digelar sehari, nggak heran kalau acaranya adalah perkenalan dasar. Tapi, perkenalan dasar dalam dunia catur itu nggak lain adalah bertanding. So, ada ajang catur cepat. Catur cepat ini simpelnya tiga langkah langsung skak. Selain itu ada catur simultan melibatkan banyak peserta bersama-sama. Perkenalan ini dipandu pihak Percasi yang ternyata juga tutur bertanding. Hasilnya? Di SMA YWKA, ada siswa kelas II yang berhasil mengalahkan orang Percasi!</span></p> <span style="color: rgb(204, 0, 0);font-family:Times New Roman;" > </span><p style="color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Times New Roman;">Akal & Strategi</span></p> <span style="color: rgb(204, 0, 0);font-family:Times New Roman;" > </span><p style="color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Times New Roman;">Catur mungkin bukan jenis olahraga yang populer di kalangan Belia, apalagi bila dibandingkan dengan sepak bola, basket, atau bilyar. Nah, justru karena alasan itulah event ini digelar. </span></p> <span style="color: rgb(204, 0, 0);font-family:Times New Roman;" > </span><p style="color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Times New Roman;">"Orang beranggapan catur itu olahraga orang pemalas. Padahal akal dan strategi berperan sangat besar dalam catur," jelas Pak Sugeng. Well, kalau mau mahir, mau nggak mau memang harus rajin berlatih. Jauh banget kan dari kesan malas? </span></p> <span style="color: rgb(204, 0, 0);font-family:Times New Roman;" > </span><p style="color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Times New Roman;">Ternyata pesertanya nggak bisa dibilang sedikit, loh. Andi, siswa kelas III IPA 1, contohnya. Dia mulai main catur sejak kelas I SMP. Walaupun nggak berniat mendalami dunia catur secara serius, catur memang hobinya. "Ini pengalaman pertama ikut pertandingan catur. Bagus buat pengalaman," katanya senang walaupun nggak jadi pemenang. "Saingannya banyak dan hebat-hebat," tambahnya.</span></p> <span style="color: rgb(204, 0, 0);font-family:Times New Roman;" > </span><p style="color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Times New Roman;">Sejarah</span></p> <span style="color: rgb(204, 0, 0);font-family:Times New Roman;" > </span><p style="color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Times New Roman;">Selain melatih akal agar mampu berpikir dan bertindak tepat dan cepat, catur punya manfaat lain, loh. Ada yang berpendapat bahwa catur lebih dari sekadar keterampilan, tetapi juga pelajaran sejarah abad pertengahan.</span></p> <span style="color: rgb(204, 0, 0);font-family:Times New Roman;" > </span><p style="color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Times New Roman;">Catur sudah dimainkan sejak lama di Cina, India, dan Persia. Dari mana asal catur sendiri masih jadi perdebatan banyak orang, Cina atau India. Pada abad ke-8 M, orang Moor menyerbu Persia. Mereka belajar catur dari orang Persia. Kemudian orang Moor menyerbu Spanyol dan mengenalkan permainan catur ini. Dari Spanyol, catur menyebar ke seluruh Eropa</span></p> <span style="color: rgb(204, 0, 0);font-family:Times New Roman;" > </span><p style="color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Times New Roman;">Nah, di abad ke-16 catur mulai memperoleh bentuknya seperti yang dikenal sekarang. Orang Eropa menyebut bidak catur sesuai cara dan gaya hidup mereka di abad pertengahan. Katanya sih karena mereka susah memakai istilah Persia. Nggak heran ada nama-nama yang khas abad pertengahan, seperti raja, kuda, benteng, dan lain-lain. Cara melangkahkan bidak-bidak ini menggambarkan porsi kekuasaan setiap posisi dalam sistem kerajaan di abad pertengahan. Canggih, ya. </span></p> <span style="color: rgb(204, 0, 0);font-family:Times New Roman;" > </span><p style="color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Times New Roman;">Dibandingin dengan game-game action RPG yang berlatar belakang medieval age, catur bisa jadi kalah secara visual. Namun, dalam catur ada interaksi langsung dengan lawan (manusia). Dan, sebenarnya catur populer loh. Di komputer dan handphone, nggak sedikit yang menyertakan catur sebagai game bawaan. Tahun 1970-1980-an catur malah jadi suatu cara dari seorang bapak mengetes calon menantu. Kalau ketauan lemotnya, mampus aja! </span></p> <span style="color: rgb(204, 0, 0);font-family:Times New Roman;" > </span><span style="color: rgb(204, 0, 0);font-family:Times New Roman;" >Nah, mereka yang dulu "dites" ini, sekarang sudah jadi bapak-bapak yang mungkin punya anak cewek cute seumuran Belia. Kalau kamu ngebet mereka hati-hati aja. Jangan-jangan... </span><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(204, 0, 0);">Sumber : www.pikiran-rakyat.com</span>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-80747811624842102342007-07-02T09:42:00.000-07:002007-07-08T16:52:14.713-07:00Popularitas Berkesenian, perlu tapi yang melanggengkan !<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2ReKIP9c6nPeq9xX4HDGfQdBvc602jJcxcx5xHBApb_QUrU6Fd9QQuVrQ4zXV44SzhWAt8jl2w480LC-U_oCwPGpk1u0JWVDnKbuER66IECJSPeFr2gFYsu69MbcvqVDvkaxZVK-X7_0/s1600-h/tejo2.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 170px; height: 164px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2ReKIP9c6nPeq9xX4HDGfQdBvc602jJcxcx5xHBApb_QUrU6Fd9QQuVrQ4zXV44SzhWAt8jl2w480LC-U_oCwPGpk1u0JWVDnKbuER66IECJSPeFr2gFYsu69MbcvqVDvkaxZVK-X7_0/s200/tejo2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5082647989926229922" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0uCrl7mRFXE0dRJLK8m13FGx1ez3fsAFP8ZYDygpHHV4WocPnjlLoHgLjK_R-msBXJ4yW0TGaDEMTyM01GnT9ODy22NLzTYfaXP_7BVnM7L6ScFJYC8un9gDLcR_Be6WxYiWqj4IXA2w/s1600-h/neno.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 161px; height: 162px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0uCrl7mRFXE0dRJLK8m13FGx1ez3fsAFP8ZYDygpHHV4WocPnjlLoHgLjK_R-msBXJ4yW0TGaDEMTyM01GnT9ODy22NLzTYfaXP_7BVnM7L6ScFJYC8un9gDLcR_Be6WxYiWqj4IXA2w/s200/neno.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5082647775177865106" border="0" /></a><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 153);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;">Papinto Badut Kangen Neno Warisman dan Sujiwo Tejo</span> </span><br />Bertemu Mbak Neno di acara Surabaya Book Fair 2007 oleh IKAPI Jatim sungguh sesuatu yang amat menggelorakan, betapa tidak... Neno yang sekarang nyaris tak berbeda dengan Neno 20 tahun yang lalu di Bandung...masih demikian cantik, mata tajam indah berbinar, suara yang tajam merdu mendayu namun agak sedikit gemuk, maklum sudah jadi seorang ibu. Si Pemerhati anak ini sempat bertemu satu panggung dengan Papinto di Bandung tahun 1987, Papinto jadi MC acara pesta kampus, sedang Neno berkesempatan menyanyi. Di Surabaya, Neno aku daulat untuk memberi ucapan selamat dan tanda tangan pada plakat PANDORA (<span style="font-style: italic;">Paguyuban Pendongeng Surabaya</span>) sebuah wadah organisasi pendongeng Surabaya yang aku gagas berdirinya. Terima kasih Neno...ternyata kamu masih ingat ketika aku menyebutkan sebuah nama padahal 20 tahun telah berlalu. Bagaimana dengan Sujiwo Tejo, si dalang edan atawa si pendongeng wayang kulit atawa seniman serba bisa. Wah, aku terpesona lho dengan penampilannya yang terkesan santai dan akrab di acara Festival Seni Surabaya 2007, nampaknya Cak Tejo mencoba bermain main dengan humor fabel, kritik politisi, ludrukan yang dibalut dengan <span style="font-style: italic;">jazzy music look</span> bersama 4 personal bandnya. Iapun menguraikan betapa sulitnya memasarkan musik khusus garapannya, bahkan ada sebuah radio yang tak mau memutar lagunya sebab katanya pendengarnya yang ga sejalan bakal lari menjauh. Sabar Cak Tejo, aku yang di tribun penonton melihat betapa antusias penikmat senimu melahap semua suguhannmu, bahkan tahu ga aku ga kebagian karcis sampe sampe harus memelas pada panitia untuk beli tiket masuk walaupun dengan berdiri di buritan.<br />Cak Tejo sempat kutanya tentang masa depan profesi pendongeng Indonesia yang masih suram dan belum bisa diharapkan sebagai gantungan hidup. Teruslah berkarya, Cak! bukankah kita sudah 7 tahun sepanggung dalam membesarkan sebuah kelompok teater tradisional di Bandung..lalu hasilnya terasa manis hingga kini dan tidak mengecewakan? Bravo Cak Tejo dan Mbak Neno.!<br /><br /><span style="font-size:130%;"><br /></span> <!-- START CONTENT --> <div style="text-align: center; color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;"><span style=";font-family:Verdana;font-size:130%;" >Memaknai Karya Seni Berkualitas</span><br /><span style="font-family:Verdana;"> Oleh Nelson Alwi</span><!-- end title --><br /></div><p style="color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;" class="MsoNormal"><span style=";font-family:Verdana;font-size:100%;" > Kesenian adalah satu dari sekian banyak lapangan kegiatan, yang tak mungkin diberi batasan secara konkret. Sedang hidup menyeni atau aktivitas serta kreativitas seniman kurang lebih menyerupai sebuah perkalian menuju abstraksi-abstraksi kesimpulan. Suatu perkiraan yang bermuara pada ciri-ciri, yang mencuat menandai kualitas karya yang dihasilkan.</span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;"><span style=";font-family:Verdana;font-size:100%;" >Karya yang dihasilkan, di satu sisi, tidak lebih dari sejenis hiburan yang melelapkan dan untuk seketika mampu mengalihkan perhatian dari rutinitas hidup sehari-hari - sehingga terbebas dari berbagai kegelisahan yang berpijak pada identitas diri selaku makhluk berakal budi. Sementara di sisi lain, selain memiliki sifat dan peran menghibur, karya yang dihasilkan juga akan menuntun sang penikmat ke lingkungan kesadaran untuk bereksistensi.</span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;"><span style=";font-family:Verdana;font-size:100%;" >Masalahnya sekarang, di manakah seorang pekerja seni berdiri? Untuk menjawabnya diperlukan sikap tegas dan visi yang jelas mengenai hidup berkesenian! Apakah ia hendak melacurkan atau cuma memperkedok kesenian, atau sebaliknya ingin menghormatinya?!</span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;"><span style=";font-family:Verdana;font-size:100%;" >Kadang-kadang seniman sendiri memang harus menghadapi problem fundamental menyangkut keyakinan (ke)hidup(an) yang dianggap baik dan wajar. Dan, ini sering menjebak serta menggiring sang seniman ke lingkar permasalahan yang tiada bertali-temali dengan pandangan kesenian berorientasi jauh ke depan. Dengan kata lain, seorang seniman seakan sudah merasa puas mengutak-atik alias memanfaatkan instrumen kesenian untuk mencapai kemajuan (finansial) dan perbaikan diri pribadi, lalu melangkah menuju kondisi dunia seni yang vulgar.</span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;"><span style=";font-family:Verdana;font-size:100%;" >Dalam keadaan demikian, bukan tidak mungkin, seorang seniman melancarkan pelecehan nilai-nilai: menyetarakan atau mencampuradukkan pengertian seni yang berkualitas dengan seni yang semata-mata bersifat menghibur - seperti pernah dilakukan Deddy "Miing" Gumelar (1991).</span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;"><span style=";font-family:Verdana;font-size:100%;" >Sebagaimana diketahui, "Pelawak bermobil MBW" itu pernah mengungkapkan bahwa kegagalan karya seni selama ini disebabkan senimannya tidak mengerti selera masyarakat. Pernyataan tersebut menyiratkan fatwa bahwa "pasar"lah yang menentukan keberhasilan karya seni. Padahal, esensinya justru seniman melalui karyanya yang harus berperan mengubah atau memperbaiki selera rendahan masyarakat.</span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;"><span style=";font-family:Verdana;font-size:100%;" >(Mengingat kapabilitas dan kredibilitas Miing saya jadi curiga, jangan-jangan dia cuma sekadar membanyol atau meledek seniman yang hijau matanya melihat uang. Dan, itu sah-sah saja kiranya. Siapa pun wajib mengarifi adanya ketidakpastian arah dan cita-cita yang mempengaruhi seseorang - seniman).</span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p> <span style="color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Matthew Arnold, pemikir kebudayaan asal Inggris, memandang keutamaan (per)puisi(an) sebagai kritik kehidupan yang disampaikan melalui kata serta kalimat terseleksi yang serba ringkas. Sementara Herbert Read, lewat bukunya yang masyhur, The Politics of the Unpolitical berpendapat, kesenian (pada umumnya) adalah sejenis kegiatan intelektual. Selanjutnya bisa dikatakan, kesenian merupakan ekspresi dari emosi dan insting jiwa (manusia) seniman yang paling dalam, suatu aktivitas sungguh-sungguh yang senantiasa membuat orang hidup bergairah sepanjang masa</span> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;"><span style=";font-family:Verdana;font-size:100%;" >Pada gilirannya kesenian (baca: karya seni) memang jadi begitu berarti dan mengharukan. Kadarnya ditentukan oleh takaran nilai-nilai yang dikandungnya, yang selalu survive.</span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;"><span style=";font-family:Verdana;font-size:100%;" >Sejarah membuktikan, para pakar tidak dapat membedakan peradaban kecuali dengan meneliti karya seni-karya seni yang mewakilinya. Barang-barang dari tanah liat, lempengan koin atau mata uang logam, pahatan atau goresan berupa huruf, flora, fauna dan lain sebagainya, yang dipatrikan di dinding gua maupun batu mejan, jauh lebih awet lagi mengesankan ketimbang sejumlah nama kaisar, pahlawan atau </span><span style="font-size:100%;"><st1:city><st1:place><span style="font-family:Verdana;">medan</span></st1:place></st1:city></span><span style=";font-family:Verdana;font-size:100%;" > pertempuran.</span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;"><span style=";font-family:Verdana;font-size:100%;" >Artinya, karya seni tampil lebih langsung melalui bentuk dan style yang diketengahkannya - yang akan menjadi ukuran bagi kemurnian suatu peradaban. Di samping itu, karya seni "bicara" dengan bahasa yang jernih, menceritakan status serta karakter zaman tertentu. Karya seni tidak hanya mengabari kita tentang pemujaan masyarakat terhadap bulan, bintang dan matahari atau (telah) adanya kepercayaan atas hidup sesudah mati, akan tetapi juga menawarkan pengertian-pengertian, ilmu pengetahuan berikut segala sesuatu yang, karena faktor-faktor keterbatasan, belum tentu dapat diperoleh dari sumber-sumber lain.</span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;"><span style=";font-family:Verdana;font-size:100%;" >Namun golongan yang sinis boleh jadi berkomentar, umpamanya, nilai apakah yang akan tetap survive dari sajak-sajaknya Sutardji Calzoum Bachri atau cerpen-cerpen Danarto maupun novel-novel Iwan Simatupang?! Apakah elemen-elemen atau gayanya? Ya, apakah yang hendak dipetik dari sajak berikut cerita absurd dan tidak memenuhi kaidah-kaidah perpuisian dan penceritaan yang berlaku umum itu?</span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;"><span style=";font-family:Verdana;font-size:100%;" >Kita semua barangkali perlu menyadari, bahwa substansi dan kelebihan karya seni mencakup gagasan-gagasan serta tindakan-tindakan yang unik alias lain dari pada yang lain. Pada mulanya, ada kalanya orang mencurigai atau membenci, katakanlah, misalnya, arsitektur Gothic yang seabad setelah diproklamasi dan dipresentasikan baru diserbu para pengagum yang berlomba-lomba mengagung-agungkan gayanya yang memang khas dan unik. Sementara di hadapan kita sendiri juga pernah terjadi, betapa menggemparkan sejarah roman Belenggu karya Armijn Pane: ditolak oleh Penerbit Balai Pustaka, dicela berbagai kalangan (intelektual) zamannya, namun akhirnya tak urung dipuji dan disanjung serta dipandang sebagai salah satu karya sastra </span><span style="font-size:100%;"><st1:country-region><st1:place><span style="font-family:Verdana;">Indonesia</span></st1:place></st1:country-region></span><span style=";font-family:Verdana;font-size:100%;" > modern yang paling monumental.</span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;"><span style=";font-family:Verdana;font-size:100%;" >Pada hemat saya, memang demikianlah skala prioritas atau ukuran nilai-nilai estetika karya seni yang ideal. Kesenian toh bukan cuma tergantung pada keahlian teknis maupun kepopuleran (sesaat) sebagaimana disinyalisasi Eugene Johnson lewat The Encyclopedia Americana (1980).</span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;"><span style=";font-family:Verdana;font-size:100%;" >Kesenian atau karya seni lahir dari dan berdasarkan suatu panggilan serta kebutuhan situasi. Kesenian atau karya seni adalah budi bahasa, keikhlasan, keluwesan dan juga form. Dan karya seni yang berkualitas lagi takkan dilupakan dibangun di atas berbagai pondasi kemungkinan: kreativitas, cara, </span><span style="font-size:100%;"><st1:city><st1:place><span style="font-family:Verdana;">gaya</span></st1:place></st1:city></span><span style=";font-family:Verdana;font-size:100%;" >, sikap, tingkah-laku dan sopan-santun tindakan dalam berkesenian. ***</span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p><span style="color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;font-size:100%;" > </span><span style="font-size:100%;"><i style="color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;"><span style="font-family:Verdana;">Penulis, peminat sastra budaya, tinggal di </span></i></span><st1:city style="color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;"><st1:place><i><span style=";font-family:Verdana;font-size:10;" ><span style="font-size:100%;">Padang<br /> Sumber : www.suarakarya-online.com</span><br /></span></i></st1:place></st1:city>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-38850832760949335232007-06-26T09:03:00.000-07:002007-06-26T09:39:10.633-07:00Perpustakaan, Tempat Belajar Alternatif<div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAS85i5g8f3HX5BUTIQFea4l5cHW0QgD0PLp3OIZcrAFQZ41MKquppYzT910C_WLj59wzmg9E-ewpdpnn0xxKrtWgmtnmHc76Ryt2BkFxTMEvZOHU9cZ41V0I7zeTMruihBVYF7K-YBPQ/s1600-h/gs01.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAS85i5g8f3HX5BUTIQFea4l5cHW0QgD0PLp3OIZcrAFQZ41MKquppYzT910C_WLj59wzmg9E-ewpdpnn0xxKrtWgmtnmHc76Ryt2BkFxTMEvZOHU9cZ41V0I7zeTMruihBVYF7K-YBPQ/s320/gs01.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5080412849602581922" border="0" /></a><span style="font-style: italic;">(suasana kumpul baca di sebuah perpustakaan anak - Serpong) </span><br /></div><div style="text-align: center;"><span style="text-decoration: underline;"><br /></span><span style="color: rgb(0, 0, 153);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;">Papinto Badut Mendongeng Di Perpustakaan Anak</span></span><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah menunggu kesempatan tampil selama 2 minggu, akhirnya aku bisa bertemu dengan komunitas pembaca perpustakaan anak di <a href="http://www.perpusjatim.go.id/">Perpustakaan PEMPROV JATIM</a>, Jl. Menur Pumpungan - Surabaya. Aku dikerubutin melingkar kl 40 anak2 usia SD dan TK yang hanyut oleh tinkah polahku dalam menyampaikan dongeng <span style="font-style: italic;">Kisah Raja Sulaiman - Singa Yang Rakus</span> kl selama 30 menit. Disini aku mentasbihkan diriku sebagai Fabelis (pendongeng dunia binatang) yang tokoh2nya kupinjam untuk menyampaikan pesan moral dan tak takut untuk terjebak sebagai "aksi menggurui". Kisah Raja Sulaiman ini menarik sebab konon sang raja dapat berbicara dengan binatang dan asset/ gejala alam (angin, air, petir dll). Setelah mendongeng ada sesi door prize berupa buku cerita yang bikin ramai riuh rendah. Mendongeng di tempat resmi seperti ini aku bersikap sangat hati2, syukur semuanya berjalan lancar. Terima kasih buat seluruh staf perpustakaan anak PEMPROV JATIM.<br /><strong></strong><br /><strong><span style="color:#cc3333;"></span></strong><br /><strong><span style="color: rgb(153, 51, 0);"> Perpustakaan Masa Depan Berpotensi Menjadi Tempat Belajar Alternatif</span></strong><br /><span style="color: rgb(153, 51, 0);">Jakarta, 9 Agustus 2005 – Image perpustakaan yang sekedar sepi, dan membosankan terhapus dari benak mahasiswa dari 12-universitas se-DKI yang mengunjungi Perpustakaan Umum Jakarta Selatan (PUJS) di Jakarta Selatan dan Perpustakaan Mangkal Yayasan Pustaka Kelana Rawamangun Jakarta kemarin yang diterima langsung oleh pimpinan masing-masing perpustakaan, Bapak Abdullah HM dan Ibu Nasti M.Reksodiputro.</span></div><div style="text-align: justify; color: rgb(153, 51, 0);"> </div><p style="color: rgb(153, 51, 0); text-align: justify;"><img alt="" src="http://coke-indonesia/data/general_image/1124771582pic.jpg" align="bottom" border="0" hspace="0" /></p><div style="text-align: justify; color: rgb(153, 51, 0);"> </div><p style="color: rgb(153, 51, 0); text-align: justify;">Kedua perpustakaan tersebut sudah dikembangkan menjadi Pusat Pembelajaran dimana para anggotanya tidak sekedar meminjam buku akan tetapi juga bisa bertukar informasi dan mengembangkan jaringan sesama anggota serta menjadi tempat mengembangkan bakat kerajinan tangan yang bisa menghidupi perpustakaan itu sendiri.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="color: rgb(153, 51, 0); text-align: justify;">Titie Sadarini, Ketua Pelaksana Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) dalam sambutan peringatan HUT ke-5 CCFI mengatakan: ”Ini adalah sebuah contoh perpustakaan yang apabila dibimbing dengan baik, maka akan menjadi perpustakaan masa depan yang tidak sekedar menjadi tempat simpan pinjam tapi bisa menjadi pusat belajar yang menarik dan efektif”. </p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="color: rgb(153, 51, 0); text-align: justify;">Pendidikan yang merupakan kebutuhan setiap anak masih menghadapi banyak masalah di Indonesia, mulai dari kendala biaya hingga tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Coca-Cola Foundation Indonesia, sejak berdirinya tanggal 8 Agustus 2005, terus berikhtiar untuk melakukan program yang mendukung pendidikan, antara lain melalui program pengembangan perpustakaan sebagai Rumah Belajar atau juga dikenal dengan Learning Center (LC).<br />24 Perpustakaan umum di 14 propinsi telah ikut dalam program Rumah Belajar CCFI dimana mereka dibina untuk menjadi lebih kreatif, mampu meningkatkan layanananya dengan menjalankan program berbasis pada kebutuhan masyarakatnya.<br /><br />”Jangan kaget bila Yayasan Pustaka Kelana, salah satu perpustakaan yang menerima bantuan CCFI, menyimpan banyak tanaman di perpustakaan. Itu adalah hasil karya anak-anak yang belajar tentang alam dan lingkungan hidup di perpustakaan ini” jelas Nasti M. Reksodiputro – Ketua perpustakaan. </p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="color: rgb(153, 51, 0); text-align: justify;">Dalam menyambut kedatangan mahasiswa tsb Kepala Perpustakaan PUJS, K.H Abdullah HS mengatakan: ”Kunjungan para mahasiswa ini meyakinkan saya bahwa mahasiswa juga peduli dengan pendidikan dan memanfaatkan perpustakaan sebagai bagian dari aktivitasnya”</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="color: rgb(153, 51, 0); text-align: justify;">”Diharapkan agar para mahasiswa yang berkunjung ini bisa melihat sendiri potensi perpustakaan sebagai rumah belajar alternatif yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, apakah itu pelajar ataupun anggota masyarakat lain yang ingin menggali pengetahuan, mencari informasi ataupun menggali kemampuan kreatifitasnya”, lanjut Abdullah.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="color: rgb(153, 51, 0); text-align: justify;">Konsep pembinaan perpustakaan sebagai rumah belajar yang dikembangkan CCFI ini melalui tiga tahapan, yaitu; Tahap I memfokuskan kepada pembenahan internal termasuk peningkatan kemampuan dan ketrampilan para staff dan perbaikan fasilitas , Tahap II merancang berbagai program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya berdasarkan ’need assessment’ (pengkajian atas kebutuhan masyarakat), Tahap III, merancang strategi kebelanjutan (sustainability) agar rumah belajar dapat secara konsisten mempertahankan kualitas layanannya. </p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="color: rgb(153, 51, 0); text-align: justify;">Selain melakukan kunjungan ke perpustakaan-perpustakaan para mahasiswa tersebut juga akan mengikuti acara Debat Wacana Tentang Perpustakaan Masa Depan yang diselenggarakan oleh Coca-Cola Foundation Indonesia bersama Departemen Pendidikan Nasional dalam rangka memperingati 5 tahun kiprah Coca-Cola Foundation Indonesia. Acara itu akan dilaksanakan pada hari Rabu 11 Agustus 2005 di gedung Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="color: rgb(153, 51, 0); text-align: justify;"><br /><strong>Sekilas tentang CCFI</strong></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="color: rgb(153, 51, 0); text-align: justify;">Coca-Cola Fondation Indonesia (CCFI), berdiri sejak tahun 2000, merupakan sebuah lembaga nirlaba yang didirikan oleh PT Coca-Cola Indonesia dan PT Coca-Cola Bottling Indonesia. Sejak didirikan hingga saat ini, CCFI memfokuskan kegiatannya pada aktivitas pendidikan guna untuk meningkatkan pendidikan dan kualitas sumber daya masyarakat Indonesia. Program-programnya antara lain adalah program pengembangan Rumah Belajar (Learning Center), program pendidikan tentang lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati, program pengembangan bahan bacaan anak serta program pendidikan kesehatan.<span style="font-style: italic; color: rgb(153, 102, 51);"><br /></span></p><p style="color: rgb(153, 51, 0); text-align: justify;"><span style="font-style: italic; color: rgb(153, 102, 51);">Sumber : www.coca-colabottling.co.id</span> </p><p style="color: rgb(153, 51, 0); text-align: justify;"><br /></p><p style="color: rgb(153, 51, 0); text-align: justify;"><br /></p><div style="text-align: justify;"><br /></div>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-24000787966022730212007-06-21T12:57:00.000-07:002007-06-21T13:25:42.249-07:00UNAS, Persiapan Medan Tempur Buat Persaingan Global<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxt2qhO9z6KOR8IY3Xs_oBzJoPRmuiMYfluldXUvIZ1NjI9erh2uRxP_WWzaw2c2IeTs1aSQHkIHIggcOofc_s2jcd6vRiJeKk8ER-xodudzPyoJCMnBncHukpSSOOlOgT0I97wyC9qCI/s1600-h/UAS-2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 390px; height: 253px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxt2qhO9z6KOR8IY3Xs_oBzJoPRmuiMYfluldXUvIZ1NjI9erh2uRxP_WWzaw2c2IeTs1aSQHkIHIggcOofc_s2jcd6vRiJeKk8ER-xodudzPyoJCMnBncHukpSSOOlOgT0I97wyC9qCI/s320/UAS-2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5078615955545019778" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 153);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;">Papinto Setuju UNAS</span></span><br />Gegap gempita medan tempur UNAS (Ujian Nasional) usai sudah. UNAS ini dimaksudkan untuk memperbaiki kwalitas mutu pendidikan secara menyeluruh baik di tingkat pusat maupun daerah, dengan kadar kesulitan materi soal ujian yang layak disejajarkan dengan tingkat kesulitan soal ujian dari negara2 ASEAN (Singapura dan Malaysia). Saat ini Indonesia mematok nilai minimal 5 baru lulus, sedangkan Singapura sudah setingkat nilai 7. Jadi nilai patokan kita relatif lebih rendah. Untuk pelaksanaan ujian kedepan Indonesia akan terus meningkatkan grade-nya minimal setara Singapura. Untuk apa? agar kelak anak didik mampu bersaing di tingkat global dalam perebutan "kue pekerjaan" di era kesejagadan. Lantas kok masih ada ya pihak2 yang menolak UNAS, alasannya bahwa hanya guru sekolah yang bersangkutan yang mampu menilai anak didik lulus atau tidak? saya kira mereka keliru besar, sebab bila kelulusa n ditentukan oleh para guru sekolah yang bersangkutan dimungkinkan nanti nilai itu dapat bersifat NILAI EMOSIONAL, maksudnya? ya bisa saja yang kaya atau yang cantik akan dapat mempengaruhi obyektifitas pak guru hanya dengan "satu kerlingan mata", tahukan maksudnya? Bila dikaji secara fair, nilai UNAS inikan merupakan NILAI RIIL yang dihitung scorenya dengan MESIN, sedang NILAI SEKOLAH bisa jadi merupakan NILAI EMOSIONAL karena yang menghitung adalah TANGAN PAK GURU. Bagaimana pendapat anda?<br /><br /><br /></div><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Times New Roman,Times,serif;">Pemerintah Wajib Memfasilitasi</span></span></span><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><b style="color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Times New Roman,Times,serif;"> </span></b></span><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Keputusan pemerintah mengadakan ujian kesetaraan sebagai pilihan bagi siswa yang tidak lulus unas diibaratkan sebagai sekoci bagi penumpang kapal. Berikut petikan wawancara Jawa Pos dengan anggota Komisi X dari Fraksi PAN Munawar Sholeh.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" ><span style="font-style: italic;">Bagaimana Anda melihat adanya ujian kesetaraan?</span></span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Ujian kesetaraan itu hanya sekoci. Bisa dimanfaatkan, bisa juga tidak. Itu menjadi hak siswa untuk menentukan, apakah akan menggunakannya atau tidak. Tapi, satu hal yang pasti, karena ini kewajiban, pemerintah wajib memfasilitasi dan menyediakan anggarannya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" ><span style="font-style: italic;">Lalu, bagaimana soal ijazah kesetaraan yang diterima, padahal dia menuntut ilmu dalam pendidikan formal?</span></span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Ya, itu risikonya. Sekoci kan kecil. Jadi. peluang untuk basah juga besar. Ini konsekuensi pilihan. Meski begitu, fungsinya kan tetap sama. Bisa digunakan untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi jenjangnya atau untuk melamar pekerjaan. Tidak berkurang esensi ijazahnya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" ><span style="font-style: italic;">Apakah tidak ada mekanisme lain?</span></span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Kami (DPR, Red) sebenarnya pernah mengusulkan pada pemerintah agar ada ujian ulangan jika salah satu di antara tiga mata pelajaran yang diujikan bernilai jelek. Dengan mark-up misalnya. Namun pemerintah tetap pada keputusannya untuk tidak ada (ujian ulang). Maka, peserta didik diberi kelonggaran dengan adanya ujian kesetaraan itu. </span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" ><span style="font-style: italic;">Haruskah menunggu satu tahun untuk mengulang unas?</span></span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Kalau untuk unas formal, memang tetap satu tahun sekali. Sebab, jika diadakan setengah tahun sekali, terlalu cepat evaluasinya. Tetapi, kalau kesetaraan kan tidak. Bahkan, ujiannya tiga bulan sekali.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" ><span style="font-style: italic;">Ada efek positifnya?</span></span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Tentu saja. Dalam raker dengan Mendiknas beberapa waktu lalu juga dipaparkan bahwa saat ini, ada beberapa perguruan tinggi yang membuka penerimaan mahasiswa baru tidak hanya pada semester ganjil. Artinya apa? Siswa yang mengikuti ujian kesetaraan pun bisa langsung melanjutkan ke perguruan tinggi tanpa menunggu tahun akademik baru atau menunggu semester ganjil. (fal)</span><br /><br /><br /></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size:130%;"><b style="color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Times New Roman,Times,serif;">Mencermati Pelaksanaan Ujian Kesetaraan </span></b></span><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><b style="color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Times New Roman,Times,serif;"> </span></b></span><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Pintu Keluar bagi Yang Gagal Unas Pilihan mengikuti ujian kesetaraan yang diberikan pemerintah kepada siswa yang tidak lulus ujian nasional (unas) ternyata tidak terlalu memuaskan siswa. Padahal, pemerintah menjamin, siswa yang lulus ujian kesetaraan tetap memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan di jenjang yang lebih tinggi.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Mei lalu mungkin menjadi hari yang cukup membahagiakan bagi Melati Murti Pertiwi. Bagaimana tidak? Bersama dengan Sophia Latjuba, Happy Salma, Olga Lydia, Roy Jeconiah, Jaringan Nasional Perempuan Mahardhika, Gerakan Siswa Bersatu, Suara Hati Pelajar, Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi, Federasi Guru Independen Indonesia, LBH Pendidikan, dan LBH Jakarta memenangkan gugatan terhadap pemerintah terkait kebijakannya dalam penyelenggaraan unas.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Dalam putusannya, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menyatakan bahwa pemerintah sebagai tergugat telah lalai memenuhi hak pendidikan warga negara. Para tergugat yang terdiri atas presiden, wakil presiden, menteri pendidikan nasional, dan ketua Badan Standardisasi Pendidikan Nasional dinilai lalai memenuhi perlindungan HAM terhadap warga negara. Terutama hak-hak pendidikan yang tidak didapatkan siswa yang gagal menempuh unas.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Para tergugat itu juga dinyatakan telah merugikan hak subjektif para siswa yang tidak lulus unas. Mereka juga digugat telah menyebabkan siswa mengalami kerugian materiil dan imateriil berupa hilangnya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Namun, keputusan itu tidak serta merta membahagiakan Melati sepenuhnya. Meski dinyatakan lulus setelah mengikuti ujian kesetaraan paket C (setara SMA), ada kebanggaan yang hilang meski telah mengantongi ijazah. Ujian kesetaraan itulah penyebabnya. "Kami kan belajar tiga tahun di sekolah negeri. Masak lulus dengan ijazah pendidikan paket C," katanya ketika itu.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Meski kini sudah duduk di bangku kuliah seperti halnya teman-temannya yang lulus unas, Melati mengatakan masih merasakan perbedaan atas ketidaklulusannya dalam unas. "Sama teman-teman kuliah menjadi kurang dekat. Kemungkinan karena dianggap gagal ujian," ujar mahasiswi semester II Jurusan Psikologi Universitas Atmajaya itu.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Hilangnya kebanggaan atas almamater yang selama tiga tahun menjadi tempat menuntut ilmu itu mungkin tidak hanya dialami Melati seorang. Namun, pilihan yang tidak terlalu menguntungkan, menjadikannya merelakan sirnanya kebanggaan itu. Ya, pilihan bagi siswa yang tidak lulus unas hanya dua. Pertama, mengikuti ujian paket (kesetaraan). Kedua, menunggu hingga tahun depan untuk mengikuti unas. Tentu yang pertama menjadi pilihan paling banyak bagi mereka yang tidak ingin mengorbankan masa satu tahun untuk menunggu unas.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Pengamat pendidikan dari Universitas Paramadina Jakarta Utomo Dananjaya mengatakan, sejak awal dirinya keberatan jika unas dianggap sebagai faktor penentu kelulusan. Sebab, pelaksanaan unas mengabaikan kepentingan anak dan lebih bersifat politis. "Pendapat saya, ini sama dengan yang diputuskan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Seharusnya nasib anak-anak menjadi tanggung jawab pemerintah," katanya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Demikian juga ujian kesetaraan, menurut dia, jika unas dijadikan penentu kelulusan seharusnya disertai dengan mekanisme ujian ulang. "Logikanya kan seperti sarjana atau master yang ujian ulang dan tidak perlu menunggu setahun," ungkapnya. Kesempatan mengulang itu bisa dilakukan sampai tiga kali atau setidaknya sebelum Agustus, waktu masuk ke perguruan tinggi.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Meski ada tantangan dari berbagai pihak soal unas dan ujian kesetaraan, tahun ini pemerintah kembali mengadakan ujian kesetaraan. Ujian kesetaraan paket C berakhir hari ini setelah berlangsung sejak Selasa (19/6) lalu. Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo bahkan mengimbau secara langsung kepada para siswa SMA/MA/SMK yang tidak lulus ujian nasional (UN) agar mengikuti ujian kesetaraan. </span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Pemerintah juga menjamin, siswa yang mengikuti ujian kesetaraan dan dinyatakan lulus, memiliki hak eligibilitas atau hak memperoleh hasil dan kesempatan belajar yang sama atau setara dengan pendidikan formal. "Termasuk hak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi," tegas Bambang Sudibyo, yang guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Tidak hanya status kelulusan yang dijamin akan setara dengan lulusan pendidikan formal. Bahkan, untuk kualitas ujian, pemerintah juga menyamakan. Direktur Pendidikan Kesetaraan Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Depdiknas Ella Yulaelawati, mengatakan, kualitas soal ujian kesetaraan memiliki standar yang sama dengan unas pada pendidikan formal.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >"Demikian pula, nilai dan persyaratan kelulusan ujian kesetaraan tidak jauh berbeda dengan pendidikan formal," ujar Ella.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >"Unas paket C atau setara SMA juga tidak dipungut biaya. Dengan demikian, siswa dari pendidikan formal bisa mendaftar langsung ke Dinas Pendidikan di daerahnya."</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Dia menjelaskan, kelulusannya terdapat dua alternatif. Pertama, siswa harus meraih nilai rata-rata 5,00 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan dengan tidak ada nilai di bawah 4,25. Alternatif kedua, siswa memiliki nilai rata-rata minimal 5,33 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, apabila salah satu mata pelajaran yang diujikan bernilai 4,00 dan tidak ada mata pelajaran yang bernilai di bawah 4,00.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Adapun mata pelajaran yang diujikan dalam paket C untuk IPS, yakni kewarganegaraan, tata negara, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Paket C untuk IPA, yaitu kimia, fisika, geologi, dan matematika.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Ella mengungkapkan, pelaksanaan ujian kesetaraan memang agak berbeda dengan ujian nasional pada pendidikan formal. Di antaranya adalah pelaksanaannya yang dilakukan dua kali dalam satu tahun. Hal itu dimaksudkan sebagai langkah akomodatif bagi peserta yang berlatar belakang heterogen, baik dari sisi usia maupun pekerjaan. (naufal widi a.r)<br /><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Times New Roman,Times,serif;">Masih Jadi Prioritas Pilihan</span></span></span><br /></div><span style="font-size:100%;"><b style="color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Times New Roman,Times,serif;"> </span></b></span><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Siswa yang tidak lulus unas mendapatkan dua pilihan. Pertama, siswa tersebut mengulang mengikuti ujian nasional tahun depan. Itu diikuti hanya pada mata pelajaran yang gagal. Dengan catatan, siswa yang bersangkutan tidak memiliki permasalahan dengan proses pembelajaran yang lain. </span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Kedua, siswa yang tidak lulus bisa dinyatakan lulus dengan mengikuti ujian kesetaraan atau dikenal dengan ujian paket. Ujian tersebut diadakan untuk tiga jenjang yang berbeda, yaitu paket A setara SD, paket B setara SMP, dan C untuk SMA. </span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Dengan dua opsi tersebut, pilihan kedua, yaitu mengikuti ujian paket, lebih diminati siswa. Hal itu diakui Suharsono, sekretaris Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). "Pelaksanaan ujian paket C yang lalu juga banyak peminatnya," kata Suharsono.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Salah satu alasannya adalah biaya yang relatif lebih murah. Bahkan, siswa dari pendidikan formal SMA bisa dengan gratis mengikuti ujian kesetaraan itu. </span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Yang memilih mengulang tahun depan, kata dia, menganggap bahwa ijazah hasil unas lebih bergengsi dibandingkan ujian kesetaraan. "Ada yang menganggap ijazah unas lebih bergengsi daripada ijazah kesetaraan," lanjutnya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Padahal, jelaskan dia, perbedaan ijazah tidak menjadi soal. Misalnya, ijazah paket A bisa untuk mendaftar ke SMP, ijazah paket B untuk mendaftar SMA, dan paket C untuk mendaftar ke perguruan tinggi. Bahkan, jika ingin langsung bekerja, ijazah paket C juga diterima perusahaan.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Pernyataan Suharsono terbukti. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Depdiknas yang juga penyelenggara ujian kesetaraan, Burhanuddin Tolla, mengatakan, jumlah peserta ujian kesetaraan dari jalur nonformal yang terdaftar mencapai 364.984 orang. Jumlah ujian kesetaraan itu meliputi paket A 38.209 orang, paket B 156.169, dan paket C 170.609. (fal)</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" ><span style="font-style: italic;">Sumber : www.jawapos.co.id</span></span><br /><br /><br /><br /><br /></div>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-80552867587519030042007-06-15T10:49:00.001-07:002007-06-19T21:41:12.746-07:00Si Unyil Hidup Lagi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu_8FmdNODhHKth1j3WrR8UIIe6vwAZERms8gRzNSJEnqLhEMI6SVWq-PUmWGUoPrnJFlXMpqC-cF-7iD3XM9Ngpe63LDLHqvcTMB075X-Ls3PN_aeibs6_H9sqwLoFuW60qig_acibuw/s1600-h/bonekaunyil1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 349px; height: 208px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu_8FmdNODhHKth1j3WrR8UIIe6vwAZERms8gRzNSJEnqLhEMI6SVWq-PUmWGUoPrnJFlXMpqC-cF-7iD3XM9Ngpe63LDLHqvcTMB075X-Ls3PN_aeibs6_H9sqwLoFuW60qig_acibuw/s320/bonekaunyil1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5076362214406116706" border="0" /></a><span style="color: rgb(51, 51, 255);">Papinto Badut dikunjungi "Laptop Si Unyil" dari TV Trans-7 JAKARTA</span><br />Papinto mendapat email dari mas Ivan - Trans-7 Jakarta, yang isinya mas akau mau mengambil gambar bisnis mas tentang kerajinan tangan itu. Wah...tak kirain mau nyoting Papinto. Emang disamping mendongeng aku juga berbisnis kerajinan tangan/handycraft yang sudah kutekuni selama 9 tahun. Gembira juga karyaku masuk TV, suatu saat nanti aku berharap Papinto bisa dikenal oleh anak-anak di negeri ini. Setelah sepakat jadwal shoting Mas Ivan langsung datang kerumah dan ambil gambar, beruntung aku bisa lihat cara bikin acara TV. Kusertakan anak2 sebagai pendamping Bu Rika sang instruktur dalam menerangkan bagaimana cara membuat kerajinan membuat box hantaran berbahan limbah daur ulang klobot jagung dengan merk <a href="http://rikascraft.blogspot.com/"><span style="font-style: italic;">rikascraft</span></a> itu. Setelah pengambilan gambar kl 3 jam, maka mas Ivan pamit balik lagi ke Jakarta untuk meng-edit hasil shootingan itu untuk tayangan selama 30 menit dalam acara LAPTOP SI UNYIL dan akan ditayangkan 2 minggu lagi. Tentang si Unyil yang dihidupkan TV Trans-7 membuat suasana penampilan Si Unyil nampak berbeda dari tayangan 6 tahun yang lalu. Kini dengan dibarengi cerita yang berupa informasi ilmu pengetahuan yang mendidik anak-anak Si Unyil ditonton lagi bukan oleh anak2 saja, tapi oleh orang dewasa juga. Hidup Trans-7.<br /><br /><br /><div style="text-align: center;"><b><span style="color: rgb(0, 51, 153);font-family:Arial;font-size:130%;" > KARAKTER DAN EKSPRESI VISUAL FILM BONEKA SI UNYIL</span></b><br /></div><div style="text-align: justify; color: rgb(153, 0, 0);">Film boneka Si Unyil adalah film serial yang diproduksi oleh Pusat Produksi Film Negara (PPFN) yang hadir di layar TVRI pads setiap hari Minggu pagi, telah berhasil memeerikan hiburan kepada seluruh pemirsa di seluruh Indonesia, khususnya perhatian dari anak-anak. Dihadirkannya film boneka Si Unyil karena film-film yang disiarkan oleh TVRI saat itu didominasi oleh film produksi dari luar negeri, sedangkan anak-anak Indonesia memerlukan film-film pendidikan sekaligus hiburan.<br /><br />Teknik memainkan boneka diilhami oleh cara memainkan Wayang Potehi, sebuah kesenian yang berasal dari leluhumya masyarakat Tionghoa. Latar belakang yang menjadi pertimbangan pembuatan film dalam bentuk boneka adalah tidak memerlukan biaya yang besar dan proses pembuatan boneka-boneka caranya sederhana dan mudah dilaksanakan bila dibandingkan dengan cara pembuatan film animasi. Boneka Si Unyil termasuk katagori hand puppet. Cara memegang dan memainkan boneka adalah dengan menggunakan tangan dan jarijari tangan.<br /><br />Film boneka Si Unyil dalam tayangannya dapat betahan lebih dari sepuluh tahun lamanya, hal ini menunjukan bahwa film boneka Si Unyil memiliki daya tank tersendiri dan memiliki pengaruh yang kuat saat disiarkan oleh TVRI. Salah satu daya tank dan kekuatan dari film boneka Si Unyil adalah pads kekuatan ekspresi visual yang didukung oleh kekuatan ceritera yang mengandung unsur-unsur ketegangan, kelucuan, kesedihan, kejenakaan. Cerita yang dimunculkan adalah peristiwa-peristiwa yang sudah akrab dengan kehidupan anak-anak sehari-hari. Tema-tema yang disuguhkan sebagian besar selalu dikaitkan dengan nisi pemerintah di jaman Orde Baru.<br /><br />Penelitian ekspresi boneka memakai kajian wanda. Istilah "wanda" digunakan untuk kupasan boneka saat boneka tersebut dimainkan oleh dalang atau saat tampil dilayar televisi. Wanda mengandung arti menyeluruh, yang menunjukkan suasana hati, keadaan fisik, dan lingkungan tokoh boneka. Wanda adalah raut tertentu dalam wayang berdasarkan permintaan dalang untuk mempertunjukkan tokoh tertentu dalam cerita tertentu.<br /><br />Penggambaran ekspresi peran dan wanda pada beberapa tokoh tertentu merupakan representasi dari kondisi manusia Indonesia. Ciri-ciri manusia Indonesia yang diperankan dalam film boneka Si Unyil adalah sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika. Dalam menganalisa tampilan visual tokoh-tokoh dalam film boneka Si Unyil adalah dari tokohtokoh boneka yang paling sering tampil di layar televisi dan memiliki peran yang cukup menonjol pada setiap episodenya. Tulisan ini berisi tentang latar belakang kelahiran dan pembuatan film boneka Si Unyil, dokumentasi, rangkuman dan perjalanan film boneka Si Unyil selama periode tahun 1981 hingga tahunl992.<br />Sumber : http://digilib.art.itb.ac.id<br /></div><b><span style="color: rgb(0, 51, 153);font-family:Arial;font-size:130%;" > <br /></span></b>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-37010875560791839332007-06-06T01:43:00.000-07:002007-06-23T15:55:15.374-07:00KISAH HARIMAU BERSUARA KAMBING<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxMjJQ_83XxpQPo6YYeFVM1HFK0OIli8vM96pV8O1gke5G-G8DgOYj7c6E0rBFJCnRjMQ5jFYzMfUmJn4u-9kD25u9pfdvvpJLHYQAGO-GisPov4mL_RwxwZ-G77vb5hgBT0lK0CEb8X4/s1600-h/harimau1.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 140px; height: 142px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxMjJQ_83XxpQPo6YYeFVM1HFK0OIli8vM96pV8O1gke5G-G8DgOYj7c6E0rBFJCnRjMQ5jFYzMfUmJn4u-9kD25u9pfdvvpJLHYQAGO-GisPov4mL_RwxwZ-G77vb5hgBT0lK0CEb8X4/s320/harimau1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5072872489053607250" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbTLZulj8DiAtKqzlTnUwq1-XaZZEV4NZElX9iBBubdo092qQefvvxvd5YnLLoPZs4VHkfRAQpcU2p4wHXwm-vHBdolKA74JAGd_iSwm6qwtTjqAVmINFaQ2uOZuZH6kVU023DTydIqT0/s1600-h/landak.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 143px; height: 142px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbTLZulj8DiAtKqzlTnUwq1-XaZZEV4NZElX9iBBubdo092qQefvvxvd5YnLLoPZs4VHkfRAQpcU2p4wHXwm-vHBdolKA74JAGd_iSwm6qwtTjqAVmINFaQ2uOZuZH6kVU023DTydIqT0/s320/landak.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5072871484031259970" border="0" /></a><br /><br /></div><h1 style="color: rgb(51, 0, 153); font-weight: bold; text-align: justify;" class="western"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);">(STOP PRESS!)</span><br /></span></h1><h1 style="color: rgb(51, 0, 153); font-weight: bold; text-align: justify;" class="western"><span style="font-size:100%;">Dongeng Papinto Badut: “Kisah Harimau Bersuara Kambing”</span></h1><div style="text-align: justify;"><b>Pada jaman dahulu kala hiduplah 13 ekor harimau di hutan <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Alastlogo</span>, yang merupakan wilayah kerajaan Sulaiman. Sudah menjadi kebiasaan penghuni hutan untuk selalu kalang kabut berlarian serta mengalami kebisingan bila sekawanan Harimau itu berburu mengejar para rusa yang hendak mereka mangsa bila lapar. Ya, kawanan Harimau itu selalu berburu rusa, binatang yang paling disukainya. Keadaan ini amat tidak menguntungkan karena populasi rusa terus menyusut dan bila tidak segera dicegah lama kelamaan populasi rusa akan habis. Hal ini akan merusak keseimbangan alam di hutan Alastlogo, disamping itu suara auman Harimau yang membikin gaduh ketika lapar akan menyebarkan kebisingan dan kecemasan terutama bagi binatang yang sedang menyusui anaknya atau yang lagi beristirahat tidur.<br /><br />Sampai akhirnya dicapai kesepakatan antar penghuni hutan, bahwa untuk menghindari keributan dan kecemasan akibat ulah berburu kawanan harimau serta menjaga penghuni hutan dari gangguan kawanan srigala yang suka mencari mangsa di malam hari maka para binatang mempercayakan keamanan penghuni hutan pada 13 harimau yang hidup bersama mereka dengan syarat para penghuni hutan akan menyediakan makanan yang cukup bagi kawanan harimau tersebut. Pada mulanya, kawanan harimau itu menolak untuk mengemban tugas itu, sebab sebagai binatang pemangsa mereka dikaruniai naluri membunuh serta berhak memburu dan memangsa binatang kesukaannya yaitu rusa, tetapi karena upaya si Burung Tikukur ketua majelis para binatang penghuni Alastlogo berhasil menyampaikan usulannya pada Raja Sulaiman, bahwa untuk menjaga ketentraman, kelestarian dan keseimbangan penghuni hutan, maka sebaiknya akan dipersembahkan binatang2 tua untuk dimangsa oleh ke 13 harimau itu dengan syarat kehidupan mereka dilindungi dari kawanan srigala. Usulan ini diterima oleh Raja Sulaiman, maka dipanggilah ke 13 Harimau itu untuk menghadap kepadanya di istana keesokan harinya. Setelah kawanan Harimau itu menghadap, maka Raja Sulaiman menawarkan risalahnya agar mereka tidak usah berburu mangsa lagi bila lapar, untuk mencukupi kebutuhan makannya para penghuni hutan akan menyediakan makanan secukupnya saat kapanpun mereka lapar asal mereka bersedia mengemban tugas sebagai pelindung para penghuni hutan. Kawanan Harimau itu menyatakan pikir pikir dulu, sebab hal ini akan membunuh nalurinya untuk berburu. Tetapi karena merasa segan dan takut pada Raja Sulaiman, kawanan Harimau itu menyatakan setuju. “<i>Hai harimau aku ucapkan terima kasih atas kesediaanmu, mulai sekarang bila engkau lapar, tunjuklah binatang mana yang paling kamu suk</i>a <i>untuk dimangsa, tetapi ingat jangan memangsa binatang yang masih anak-anak, sebab bila engkau memangsanya juga engkau akan menerima kutukanku, suaramu akan berubah mengembik</i> <i>seperti seekor kambing, sedangkan cakar dan</i> <i>kedua taringmu akan hilang selama 100 tahun</i>. Mendengar kutukan Raja Sulaiman Kawanan harimau merasa ketakutan dan berjanji akan mematuhi peringatan itu. Kini, sudah 30 tahun lamanya tugas sebagai pelindung para binatang dijalani oleh kelompok harimau, selama itu pula mereka tidak usah capek capek lagi berburu mengejar mangsa untuk dimakan sampai suatu ketika datanglah seekor ular yang datang menghasut. “<i>Hai harimau, tidakkah engkau bosan dengan menu makanan binatang yang sudah tua? Apakah engkau tidak tahu bahwa sesungguhnya Raja Sulaiman berbohong padamu? Sesungguhnya bila engkau makan binatang yang muda dan segar apalagi yang masih anak-anak, engkau justru akan mendapatkan kasiat panjang umur dan tidak akan bisa mati.</i>Pada mulanya Harimau tidak menghiraukan hasutan tersebut, tetapi karena hasutan ular selalu diberikan terus menerus setiap kali ada kesempatan, maka timbul juga pikiran liar sang pimpinan Harimau. “<i>Hai ular, benar juga katamu bahwa daging binatang tua amat membosankan, tetapi bagaimana bila kutukan Raja Sulaiman menjadi kenyataan, aku akan kehilangan taring dan cakar serta akan bersuara mirip seekor kambing bila makan daging binatang yang masih anak-anak, tentu hal ini akan memalukan</i> <i>kelompok kami</i>” kata pimpinan Harimau. “<i>O, jangan kuatir, agar kutukan itu tidak lagi bertuah, sebaiknya engkau makan anak Landak, peliharaan Raja Sulaiman, dan harus enkau makan saat bulan purnama. Engkau bisa menyuruh Srigala untuk mencurinya di diperkebunan <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Lekok</span></i>” bujuk Ular. “<i>Hai Ular, bukankah Landak itu memiliki bulu duri yang amat keras dan kuat, aku tak sanggup memakannya aku takut tertusuk</i>” kata Harimau. “<i>Memang benar hai Harimau bila Landak itu dewasa bulu durinya akan membahayakan, tapi bila masih bayi atau anak-anak duri itu amat lunak, jadi tidak akan membahayakan kamu bila kamu makan</i>” jelas Si Ular. Rupanya hasutan Si Ular berhasil, sebab Harimau bersedia saja berunding dengan Srigala, binatang yang seharusnya ia musuhi demi keinginannya untuk menikmati daging binatang muda dan ingin hidup terus serta bebas dari kematian. Akhirnya dicapai kesepakatan untuk mencuri anak Landak, binatang peliharaan Raja Sulaiman itu di perkebunan ubi kayu Lekok pada malam hari, sedangkan pada siang harinya kawanan Harimau itu pura pura berpatroli keliling kebun menjaga keamanan sambil membawa serta Srigala untuk dilepas bersembunyi di kebun menunggu senja tiba.</b> </div><p style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b>Warga perkampungan Landak di kebun Lekok tak menaruh curiga pada patroli Harimau siang itu. Seperti biasanya bila berpapasan, warga Landak selalu tersenyum penuh rasa hormat sebagai tanda segan pada kawanan Harimau yang melindungi mereka. Setelah kawanan Harimau melepaskan Srigala di ujung kebun untuk bersembunyi, maka kawanan Harimau segera pulang dan berjanji ketemu keesokan harinya dengan Srigala ditepi sungai <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Grati</span> pada saat bulan purnama. Akhirnya senjapun tiba, matahari pada gilirannya tenggelam untuk mematikan cahayanya, para binatangpun segera berangkat tidur tidak terkecuali para Landak di perkebunan Lekok. Dengan mengendap endap Srigala keluar dari persembunyiannya dan dengan segala daya upaya mulai mencari akal untuk mencuri anak Landak di perkampungan itu. Tanpa mengalami kesulitan Srigala berhasil membawa lari seekor anak Landak yang akan diserahkan pada pimpinan Harimau untuk disantap. Tibalah saatnya bulan purnama, kawanan Harimau segera bergegas pergi menuju ke tepi sungai Grati, mereka tak sabar untuk segera ingin menikmati daging anak Landak agar terbebas dari kutukan Raja Sulaiman. Tak lama kemudian Srigala datang membawa anak Landak dalam kondisi terikat kehadapan pimpinan Harimau. “<i>Bagaimana Srigala, bolehkah aku memakannya sekarang</i>? tanya pimpinan Harimau tak sabar. “<i>Tunggu dulu kita perlu mendapat aba aba dari Si Ular, ia yang</i> <i>akan</i> <i>memimpin upacara ini</i>” kata Srigala. Tak lama kemudian air tiba2 beriak lalu muncullah si Ular dari dalam air. Segera Si Ular mendekati Srigala dan membisikkan sesuatu, Srigala mengangguk angguk tanda mengerti. “<i>Hai Harimau, kami akan berenang menyeberang sungai, bila nanti kami sampai di seberang, maka saat itulah kau harus menyantap anak Landak ini</i>” kata Srigala. Dengan hati berdebar Harimau mulai mendekati calon mangsanya, anak Landak. Bau aroma daging anak Landak itu telah meneteskan air liurnya, sudah lama ia ingin menikmati kelezatan daging muda dan segera terbebas dari kutukan Raja Sulaiman. Akhirnya Srigala dan Ular telah sampai di seberang sungai, segera mereka berteriak pada Harimau. “<i>Baiklah Harimau , sekaranglah saatnya kau santap anak Landak</i> <i>itu!</i> teriak Srigala. Tanpa pikir panjang secepat kilat diterkamnya anak Landak itu. Kedua taringnya dihunjamkan sekuat tenaga menembus dada anak Landak itu, jerit kesakitan melengking membelah kesunyian malam bulan purnama di tepi sungai itu, sesaat kemudian anak Landak itupun mati. Bersamaan dengan hilangnya lengkingan kesakitan anak Landak itu, Harimau merasakan keanehan pada giginya, daging anak Landak itu tak mau melekat pada giginya, terasa gigi taringnya hilang kemudian dirasakan juga kuku cakarnya tak mau keluar walaupun ia berusaha mencengkeram mengeluarkannya. Segera ia berlari menuju tepi sungai dan bercermin pada permukaan air dibawahnya. Ia meringis membuka mulutnya untuk melihat barisan giginya. Betul, disana tak ada lagi taring yang dibanggakannya selama ini. Taring itu hilang. Ia mulai sadar dan teringat pada kutukan Raja Sulaiman agar tidak memangsa anak-anak binatang. Harimau merasa tertipu oleh hasutan Si Ular. Harimau itu histeris dan mengaum keras sekali, tapi kembali terjadi keanehan dirasakannya suara auman yang dibanggakannya juga hilang berubah menjadi suara mengembik bagaikan seekor Kambing. Harimaupun menangis menyesali perbuatannya, tapi sudah terlambat kutukan Raja Sulaiman sudah jatuh. Peritiwa ini terjadi juga pada ke-12 Harimau lainnya. Sementara itu di seberang sungai, Ular dan Srigala tertawa tawa terbahak bahak menyaksikan peristiwa itu. Rupanya mereka puas dapat memperdaya Harimau yang amat ditakuti itu. Kini di hutan Alastlogo, ke 13 harimau itu tak lagi disegani, karena mereka mulai makan rumput dan mengembik seperti layaknya seekor Kambing. Hal ini akan berlangsung selama 100 tahun sebagai hukuman atas pelanggran terhadap larangan Raja Sulaiman.</b><br />Selesai.</p><p style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> </p><h1 style="text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 0, 0);font-size:100%;" >Riwayat Hidup</span><br /></h1><h1 style="text-align: center;"><span style="font-size:14;"><span style="color: rgb(204, 0, 0);font-size:100%;" >Hans Christian Andersen</span></span><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 111px; height: 156px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLz0I15DC6GfMusVxjqj4siWHHL_77sVVgHKTkETSoN_Q_zye-hAYnWxHRW23IM-ajbH0lxTNujuE6nG66dv3Jf4BkdORU4rtxmKqRFuoiA2g23Sp8C12VAgTc9MYwClgGAuAcWGuLypM/s320/180px-Hans_Christian_Andersen.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5076416773375677810" border="0" /></h1><a style="color: rgb(153, 0, 0);" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLz0I15DC6GfMusVxjqj4siWHHL_77sVVgHKTkETSoN_Q_zye-hAYnWxHRW23IM-ajbH0lxTNujuE6nG66dv3Jf4BkdORU4rtxmKqRFuoiA2g23Sp8C12VAgTc9MYwClgGAuAcWGuLypM/s1600-h/180px-Hans_Christian_Andersen.jpg"></a><p style="color: rgb(255, 0, 0);"><b>Hans Christian Andersen</b> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2_April" title="2 April">2 April</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1805" title="1805">1805</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/4_Agustus" title="4 Agustus">4 Agustus</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1875" title="1875">1875</a>) adalah seorang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penulis" title="Penulis">penulis</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penyair" title="Penyair">penyair</a> berkebangsaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Denmark" title="Denmark">Denmark</a> yang paling terkenal berkat karya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dongeng" title="Dongeng">dongengnya</a>.</p> <h2 style="color: rgb(255, 0, 0);"><a name="Kehidupan_masa_kecilnya"></a><span class="mw-headline" style="font-size:100%;"><span style="font-size:130%;">Kehidupan masa kecilnya</span><o:p></o:p></span></h2> <h2 style="color: rgb(255, 0, 0);"><span style="font-size:12;"><span style="font-size:100%;">Andersen lahir di kawasan kumuh kota <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Odense" title="Odense">Odense</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Denmark" title="Denmark">Denmark</a> bagian selatan, pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2_April" title="2 April">2 April</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1805" title="1805">1805</a>. Ayahnya, Hans Andersen adalah seorang pembuat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sepatu" title="Sepatu">sepatu</a> yang miskin dan buta huruf yang merasa dirinya masih keturunan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bangsawan&action=edit" title="Bangsawan">bangsawan</a>. Sedangkan ibunya Anne Marie Andersdatter, bekerja sebagai buruh cuci.</span><o:p></o:p></span></h2> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Walau besar dalam lingkungan yang miskin, sejak kecil Hans Christian Andersen sudah mengenal berbagai cerita dongeng. Ia juga akrab dengan pertunjukkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sandiwara" title="Sandiwara">sandiwara</a>. Kendati tak mengenal bangku sekolah dan percaya <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Takhayul&action=edit" title="Takhayul">takhayul</a>, sang ibunya yang membuat H.C Andersen berkenalan dengan certa-cerita Rakyat.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Di kemudian hari, H.C. Andersen sempat melukiskan sosok sang Ibu dalam berbagai novelnya, misalnya dari cerita yang berjudul <i>Hun Duede Ikke</i>. Sayang Ibunya belakangan terjebak menjadi seorang pemabuk berat sebelum wafat pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1833" title="1833">1833</a> di sebuah panti jompo.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Ayahnya seorang pencinta <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sastra" title="Sastra">sastra</a>. Lelaki itu kerap mengajak Hans menonton pertunjukkan sandiwara. Dalam <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Otobiografi&action=edit" title="Otobiografi">otobiografinya</a>, <i>The True Story of My Life</i> yang terbit pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1846" title="1846">1846</a>, H.C. Andersen menulis, "Ayah memuaskan semua dahagaku. Ia seolah hidup hanya untukku. Setiap Minggu ia membuatkan gambar-gambar dan membacakan certa-cerita dongeng. hanya pada saat-saat seperti inilah aku melihat dia begitu riang, karena sesungguhnya ia tak pernah bahagia dalam kehidupannya sebagai seorang pengrajin sepatu". Pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1816" title="1816">1816</a> ayah H.C Andersen meninggal.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Sikap dan pengalaman dari orang tua itulah yang membuah H.C. Andersen tertarik dengan dunia mainan, cerita, sandiwara termasuk karya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/William_Shakespeare" title="William Shakespeare">William Shakespeare</a>.</p> <h2 style="color: rgb(255, 0, 0);"><a name="Masa-masa_sulit"></a><span style=""> </span></h2> <h2 style="color: rgb(255, 0, 0);"><span class="mw-headline" style="font-size:130%;">Masa-masa sulit</span><span style="font-size:14;"><o:p></o:p></span></h2> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Setelah ayahnya meninggal. H.C. Andersen yang belum lama mengenyam pendidikan formal akhirnya bekerja serabutan di antaranya pernah bekerja di sebuah pabrik <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok" title="Rokok">rokok</a>, magang di sebuah penjahit dan bekerja sebagai penenun. Ia terpaksa memburuh untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1819" title="1819">1819</a>, ia pindah menuju ibu <st1:city st="on">kota</st1:city> <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Denmark</st1:place></st1:country-region>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kopenhagen" title="Kopenhagen">Kopenhagen</a>. Di <st1:city st="on"><st1:place st="on">sana</st1:place></st1:city> ia berharap untuk menjadi seorang aktor, penyanyi atau penari. Tiga tahun di <st1:city st="on"><st1:place st="on">kota</st1:place></st1:city> itu, ia menjalani kehidupan yang sulit.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Awalnya, Andersen sempat berhasil bergabung dengan Royal Theater. Tetapi ketika suaranya berubah karena masa pubertas, ia terpaksa meninggalkan panggung sandiwara. Andersen kemudian meninggalkan peran sebagai aktor dan penyanyi. Ia merasa lebih tepat dittunjuk sebagai penyair. <st1:city st="on"><st1:place st="on">Anderson</st1:place></st1:city> mecoba menjadi seorang penulis sandiwara. tetapi sayang, semua karyanya ditolak dimana-mana.</p> <h2 style="color: rgb(255, 0, 0);"><a name="Bertemu_dengan_Raja_Denmark"></a><span class="mw-headline"><span style="font-size:14;"><span style="font-size:130%;">Bertemu dengan Raja Denmark</span><o:p></o:p></span></span></h2> <h2 style="color: rgb(255, 0, 0);"><span style="font-size:12;"><span style="font-size:100%;">Pada masa-masa sulit itulah dia bertemu dengan Raja <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Denmark</st1:country-region></st1:place>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Frederik_VI_dari_Denmark&action=edit" title="Frederik VI dari Denmark">Frederik VI</a>, yang tertarik dengan penampilan Hans muda. Raja <st1:city st="on"><st1:place st="on">Frederick</st1:place></st1:city> kemudian mengirimkan Andersen untuk bersekolah. Berkat kebaikan raja, Andersen berkesempatan mengenyam pendidikan di sebuah sekolah bahasa di <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Slagelse&action=edit" title="Slagelse">Slagelse</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Elsinore" title="Elsinore">Elsinore</a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1927" title="1927">1927</a>. Sebelum sekolah, ia sempat hingga menerbitkan jilid pertama karyanya yang berjudul <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=The_Gost_at_Palnatoke%27s_Grave&action=edit" title="The Gost at Palnatoke's Grave">The Gost at Palnatoke's Grave</a></i> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1822" title="1822">1822</a>).</span><o:p></o:p></span></h2> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Di bangku sekolah, Andersen termasuk siswa tertinggal, lagipula dia menjalaninya dengan setengah hati. Menurutnya, kurun masa sekolah adalah masa-masa gelap dan menyakitkan dalam hidupnya. Dia merasa sangat tidak nyaman berada ditengah para siswa yang berusia enam tahun lebih muda dari dirinya. Kepala sekolahnya yang bernama <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Meilsing&action=edit" title="Meilsing">Meilsing</a>, yang rumahnya sempat ditempati Andersen, menyebut karakter pemuda ini sangat sensitf dan sukar ditenggang.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Beruntung, setamat dari sekolah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa" title="Bahasa">bahasa</a>, Andersen melanjutkan studi ke <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Universitas_Kopenhagen&action=edit" title="Universitas Kopenhagen">Universitas Kopenhagen</a>. Salah seorang direktur Royal Theater, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jonas_Collin&action=edit" title="Jonas Collin">Jonas Collin</a>, mendesak dia untuk menjalani pendidikan sampai tamat dan dia pula yang membiayai. Sambil kuliah, pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1828" title="1828">1828</a> Hans Christian menulis kisah perjalanan yang berjudul <i>Fodreise fra Holmens Kanal Til Ostpynten af Amager</i> (<i>Berjalan kaki dari Kanal Holmen ke Titik Timur Amager</i>).</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Kisah ini mendapat sambutan yang luar biasa. Andersen menggarap ceritanya dengan meminjam <st1:city st="on"><st1:place st="on">gaya</st1:place></st1:city> penulisan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=E.T.A_Hoffmann&action=edit" title="E.T.A Hoffmann">E.T.A Hoffmann</a> seorang pengarang roman asal <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jerman" title="Jerman">Jerman</a>. Sejak itu, puisinya yang berjudul "<i>The Dying Child</i>" diterbitkan oleh sebuah jurnal sastra di Kopenhagen. Pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1829" title="1829">1829</a>, Royal Theater juga mementaskan drama musik karya Andersen.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Andersen juga menuangkan kisah pribadinya dalam kumpulan puisi berjudul "<i>Phantasier og Skisser</i>" pada saat jatuh cinta pada <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Riborg_Voigt&action=edit" title="Riborg Voigt">Riborg Voigt</a>. Sayang, cintanya tidak bersambut, karena perempuan itu menikah dengan lelaki lain pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1831" title="1831">1831</a>. "Aku benar-benar ingin mati saja", ujarnya kepada <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Edvard&action=edit" title="Edvard">Edvard</a>, anak laki-laki Jonas Collin. Saat itu secara tidak sadar ia menggemakan melankoli ala <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Goethe" title="Goethe">Goethe</a> dalam "<i>The Sorrows of young Werther</i>". Meskipun ia tidak pernah bertemu Goethe, penyair <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jerman" title="Jerman">Jerman</a> sekalipun Goethe masih hidup ketika Hans berkelana ke Jerman.</p> <h2 style="color: rgb(255, 0, 0);"><a name="Berkelana"></a><span class="mw-headline" style="font-size:100%;">Berkelana</span><span style="font-size:14;"><o:p></o:p></span></h2> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Hans Christian Andersen pergi berkelana ke luar negeri selain Jerman. Hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1833" title="1833">1833</a>, Raja Frederick VI bersedia membiayai seluruh perjalanan Andersen ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perancis" title="Perancis">Perancis</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Swedia" title="Swedia">Swedia</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" title="Spanyol">Spanyol</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Portugal" title="Portugal">Portugal</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Italia" title="Italia">Italia</a> bahkan hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timur_Tengah" title="Timur Tengah">Timur Tengah</a>.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Berbagai kunjungan itu melahirkan setumpuk kisah perjalanan. Ketika melawat ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paris" title="Paris">Paris</a>, Andersen bertemu dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Victor_Hugo" title="Victor Hugo">Victor Hugo</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alexandre_Dumas" title="Alexandre Dumas">Alexandre Dumas</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Heinrich_Heine&action=edit" title="Heinrich Heine">Heinrich Heine</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Balzac&action=edit" title="Balzac">Balzac</a>. Di tengah perjalanan panjang ini pula, ia sempat menyelesaikan penulisan "<i>Agnette and the Merman</i>".</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Pada awal <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1835" title="1835">1835</a>, novel pertama Andersen terbit dan meraih sukses besar. Sebagai novelis, ia membuat terobosan lewat <i>The Imrpvisator</i>, karya yang ditulisnya pada tahun yang sama. Cerita yang mengambil setting <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Italia" title="Italia">Italia</a> inimencerminkan kisah hidupnya sendiri; <i>melukiskan upaya seorang bocah miskin masuk ke dalam lingkungan pergaulan masyarakat</i>. Malah sampai akhir hayatnya, buku <i>The Improvisatore</i> inilah yang paling banyak dibaca orang banyak dibandingkan dengan karya karya Andersen yang lain. Sejak buku ini terbit, masa masa sulit Andersen mulai berubah. Sepanjang 1835, ia meluncurkan tujuh cerita dongeng yang disusun jauh hari sebelumnya.</p> <h2 style="color: rgb(255, 0, 0);"><span style="font-size:100%;"><a name="Novel_dan_karya-karyanya"></a></span><span class="mw-headline" style="font-size:100%;">Novel dan karya-karyanya</span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></h2> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Untuk menggenapkan karyanya, Andersen melahirkan karya-karya novel baru pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1836" title="1836">1836</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1837" title="1837">1837</a>. Disamping puluhan cerita dongeng yang terbit dalam kurun waktu tersebut, novel kedua, <i>O.T</i> dan <i>Only A Fiddler</i>. Ia juga berpolemik dengan filusuf <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Denmark</st1:place></st1:country-region> terkemuka, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Soren_Aabye_Kierkegaard&action=edit" title="Soren Aabye Kierkegaard">Soren Aabye Kierkegaard</a>.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Lewat buku berjudul <i>Af En Endnu Levendes papirer</i> yang terbit pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1838" title="1838">1838</a>, filsuf <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Denmark</st1:place></st1:country-region> tersebut mengkritik habis novel-novel Andersen. "Pergulatan hidup tak menyenangkan yang dialami Andersen kini terulang lewat karya-karyanya," tulis kierkegaard.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Kritik itu segera dijawab Andersen lewat karyanya yang terbit pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1840" title="1840">1840</a> yang berjudul <i>En Comedie I det Gronne</i>. Ia menyerang Kierkegaard dengan cerita yang menggambarkan betapa tidak praktisnya pemikiran sang filsuf tadi.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Kendati novel-novelnya mendapat sambutan besar, nama Hans Christian Andersen di dunia justru menjulang sebagai penulis dongeng anak-anak. Pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1835" title="1835">1835</a>, ia meluncurkan cerita anak-anak <i>Tales for Children</i> dalam bentuk buku saku berharga murah. Lalu kumpulan cerita bertajuk <i>Fairy Tales and Story</i> digarapnya dalam kurun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1836" title="1836">1836</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1872" title="1872">1872</a>.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Serial anak-anaknya yang kebanyakan terbit pada hari <st1:city st="on"><st1:place st="on">Natal</st1:place></st1:city> itu tidak hanya kisah kisah yang dibuat olehnya. Andersen juga mengungkap kembali dongeng anak-anak yang kerap didengarnya semasa kecil. Sepanjang hayatnya ia menulis 156 cerita. Dari jumlah itu, 12 dongeng ditulisnya berdasarkan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cerita_rakyat&action=edit" title="Cerita rakyat">cerita rakyat</a> <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Denmark</st1:place></st1:country-region>. Selebihnya merupakan cerita khayali yang lahir dari buah pikirannya sendiri.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Dua dari cerita dongengnya yang amat kesohor, <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=The_Little_Mermaid&action=edit" title="The Little Mermaid">The Little Mermaid</a></i> dan <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=The_Emperor%27s_New_Clothes&action=edit" title="The Emperor's New Clothes">The Emperor's New Clothes</a></i>, diterbitkan dalam kumpulan cerita pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1837" title="1837">1837</a>. Tujuh dongengnya yang lain: <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Little_Ugly_Duckling&action=edit" title="Little Ugly Duckling">Little Ugly Duckling</a></i>, <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=The_Tinderbox&action=edit" title="The Tinderbox">The Tinderbox</a></i>, <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Little_Claus_and_Big_Claus&action=edit" title="Little Claus and Big Claus">Little Claus and Big Claus</a></i>, <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Princess_and_the_Pea&action=edit" title="Princess and the Pea">Princess and the Pea</a></i>, <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=The_Snow_Queen&action=edit" title="The Snow Queen">The Snow Queen</a></i>, <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=The_Nightingale&action=edit" title="The Nightingale">The Nightingale</a></i> dan <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=The_Steadfast_Tim_Soldier&action=edit" title="The Steadfast Tim Soldier">The Steadfast Tim Soldier</a></i>, juga dikenal di berbagai belahan dunia sebagai cerita yang kerap didongengkan pada anak-anak.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Lewat berbagai karyanya, Andersen dinilai menerobos pagar-pagar <st1:city st="on">baku</st1:city> yang dianut pengarang <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Denmark</st1:place></st1:country-region> pada masa itu. Baik <st1:city st="on"><st1:place st="on">gaya</st1:place></st1:city> penceritaan maupun isi ceritanya berhasil memasukkan idiom-idiom dan bahasa lisan yang merupakan hal baru dalam dunia 'kepengarangan' negeri itu. Ia memasukkan pesan dan nilai moral dalam ceritanya tanpa menggurui sama sekali.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Bisa dilihat dari kisah dongeng <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=The_Emperor%27s_new_Clothes&action=edit" title="The Emperor's new Clothes">The Emperor's new Clothes</a></i>. Pesan bahwa keserakahan itu tidak baik disampaikan Andersen lewat parodi raja lalim yang cukup menggelikan itu. Salah satu ciri lain yang menonjol dalam cerita dongeng Andersen adalah hadirnya kaum papa dan mereka yang tidak beruntung dalam hidup.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Dalam sebagian besar karyanya pun tampak optimismenya bahwa yang baik akan selalu menang dan meraih akhir yang bahagia. Kecuali kisah <i>The little Mermaid</i> dan <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=The_Little_Match_Girl&action=edit" title="The Little Match Girl">The Little Match Girl</a></i> yang berakhir dengan kesedihan. Dalam <i>The Little Mermaid</i> misalnya, Andersen berusaha mengungkapkan bahwa betapa keinginan meraih hal yang diimpikan ternyata berbuah nestapa.</p> <h2 style="color: rgb(255, 0, 0);"><a name="Pengaruh_karyanya_di_dunia_kisah_anak-an"></a><span class="mw-headline" style="font-size:100%;">Pengaruh karyanya di dunia kisah anak-anak</span><span style="font-size:14;"><o:p></o:p></span></h2> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Tak bisa disangkal, cerita-cerita dongeng Andersen memang berisi pesan-pesan moral universal. Maka tidaklah mengherankan bila karya-karyanya itu kemudian diterjemahkan tak kurang ke dalam 147 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa" title="Bahasa">bahasa</a> di dunia. Buah tangannya pun tudak sebatas "pelajaran" untuk anak-anak melainkan dibaca oleh orang dewasa di seluruh dunia. Meski terjemahan karyanya baru muncul pertama kali dalam edisi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris">bahasa Inggris</a> pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1846" title="1846">1846</a>.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Bukan itu saja, H.C. Andersen disebut-sebut menanamkan banyak pengaruh kepada para penulis cerita lainnya di Eropa. Sebut saja <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Charles_Dickens" title="Charles Dickens">Charles Dickens</a>, pengarang Inggris yang terkenal dengan karya karya seperti <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=A_Christmas_Carol_in_Prose&action=edit" title="A Christmas Carol in Prose">A Christmas Carol in Prose</a></i>, <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=The_Chimes&action=edit" title="The Chimes">The Chimes</a></i>, <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=The_Cricket_on_the_Hearth&action=edit" title="The Cricket on the Hearth">The Cricket on the Hearth</a></i>, dan <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=The_Haunted_Man_and_the_Ghost%27s_Bargain&action=edit" title="The Haunted Man and the Ghost's Bargain">The Haunted Man and the Ghost's Bargain</a></i>. Juga pada pengarang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eropa" title="Eropa">Eropa</a> lainnya seperti <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=William_Thackeray&action=edit" title="William Thackeray">William Thackeray</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Oscar_Wilde" title="Oscar Wilde">Oscar Wilde</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=C.S_Lewis&action=edit" title="C.S Lewis">C.S Lewis</a>.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Dalam kurun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1840" title="1840">1840</a> hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1857" title="1857">1857</a>, Andersen kembali melawat ke sejumlah egara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eropa" title="Eropa">Eropa</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Turki" title="Turki">Turki</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika" title="Afrika">Afrika</a> dan menuliskan kesan dalam buku-buku yang menuliskan kisah perjalanannya. Pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1855" title="1855">1855</a>, Andersen menulis ulang memoarnya yang berjudul <i>The Fairy Tale of My Life</i>. Kisah hidup edisi ulang itulah yang hingga kini dinilai sebagai buku standar riwayat pendongeng legendaris ini.</p> <h2 style="color: rgb(255, 0, 0);"><a name="Akhir_hidup"></a><span class="mw-headline" style="font-size:130%;">Akhir hidup</span><span style="font-size:14;"><o:p></o:p></span></h2> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Setelah berkelana lagi di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paris" title="Paris">Paris</a>, Andersen jatuh sakit pada musim semi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1872" title="1872">1872</a>. beberapa penyakit menggerogoti lelaki kurus ini. Selama tiga tahun terbaring tanpa daya di <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rolighed&action=edit" title="Rolighed">Rolighed</a> dekat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kopenhagen" title="Kopenhagen">Kopenhagen</a>, pengarang legendaris ini wafat pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/4_Agustus" title="4 Agustus">4 Agustus</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1874" title="1874">1874</a>. Ia dimakamkan dpemakaman khusus Kopenhagen.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Sepanjang hayatnya, H.C Andersen tidak pernah menikah. Patah hati mendalam rupanya dialami pengarang besar ini setelah cinta matinya kepada penyanyi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Opera" title="Opera">opera</a> berdarah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Swedia" title="Swedia">Swedia</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jenny_Lind&action=edit" title="Jenny Lind">Jenny Lind</a>, ternyata bertepuk sebelah tangan. Di peristirahatannya yang terakhir, H.C. Andersen hanya ditemani oleh guru sekaligus sahabatnya, Jonas Collin, yang dimakamkan bersebelahan dengannya.</p> <h2 style="color: rgb(255, 0, 0);"><a name="Tamu_yang_tak_tahu_malu"></a><span class="mw-headline" style="font-size:130%;">Tamu yang tak tahu malu</span><span style="font-size:14;"><o:p></o:p></span></h2> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Sepanjang hidupnya, Hans Christian Andersen ternyata tak pernah memiliki <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah" title="Rumah">rumah</a>. Sejak kecil hingga akhir hayatnya, ia selalu hidup di rumah para <i>patron</i> (tokoh masyarakat) yang kaya raya. Jika tidak, ia tinggal di kamar sewaan dengan perabot yang minim atau di hotel. Tetapi jika tidak sedang dalam perjalanan, ia pasti tinggal lama di rumah orang-orang yang cukup baik hati mengundangnya.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Tapi tidak semua tuan rumah bahagia dengan kunjungan Andersen. Pengarang ternama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Inggris" title="Inggris">Inggris</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Charles_Dickens" title="Charles Dickens">Charles Dickens</a> misalnya, akhirnya merasa terganggu oleh kehadiran Andersen di rumahnya. Andersen pertama kali berjumpa dengan Dickens ketika ia berkunjung ke Inggris pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1847" title="1847">1847</a>. Keduanya saling mengagumi. Andersen menggambarkan, betapa bahagia dirinya ketika Dickens berkunjung ke penginapannya.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Sebenarnya tak jelas, seberapa dekat hubungan Dickens dengan Andersen ini. Tapi sebagian pengamat menyebut karakter <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Uriah_Heep&action=edit" title="Uriah Heep">Uriah Heep</a></i> dalam <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=David_Coperfield&action=edit" title="David Coperfield">David Coperfield</a></i>, salah satu karya Dickens yang terbit empat tahun setelah pertemuan mereka berdua, ditulis Dickens berdasarkan karakter Andersen.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Ketika Andersen berkunjung ke Inggris, satu dasawarsa kemudian, Dickens tak sekedar menyambangi, ia malah mengundang Andersen tinggal di rumahnya. Menurut biografi Andersen yang ditulis <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jackie_Wullschlager&action=edit" title="Jackie Wullschlager">Jackie Wullschlager</a>, kunjungan di rumah Dickens ini jauh dari sukses.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Kala itu, Dickens dengan istrinya sedang dalam krisis perkawinan yang sungguh parah. Komunikasi mereka dengan Andersen pun tak terjalin baik. Maklum, suami-istri Dickens sama sekali tidak mengerti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Denmark" title="Bahasa Denmark">bahasa Denmark</a> sedangkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris">bahasa Inggris</a> Andersen jauh dari memadai. Hasilnya, keluarga Dickens segera menginginkan Andersen pergi.</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Tapi, bukannya pergi, Andersen justru memperlama masa tinggalnya menjadi dua kali waktu yang diundang Dickens. "Kami benar-benar menderita karena Andersen," tulis Dickens dalam <st1:city st="on"><st1:place st="on">surat</st1:place></st1:city> kepada salah satu sahabatnya. Ketika Andersen akhirnya pergi, Dickens menancapkan catatan di pintu kamar yang didiami Andersen. Di situ tertulis "Hans Andersen tidur di kamar ini selama <st1:city st="on"><st1:place st="on">lima</st1:place></st1:city> minggu. Tapi bagi kami rasanya berabad-abad."</p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);">Sumber : http://id.wikipedia.org/</p> <p style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0);"><b><br /></b></p><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0);"> </div><p style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0);"><br /></p><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0);"> </div><p style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0);"><br /></p><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0);"> </div><p style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0);"><br /></p><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0);"> </div><p style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0);"><br /></p><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0);"> </div><p style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0);"><br /></p><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0);"> </div><p style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br /></p>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-50999494853420568642007-05-29T11:32:00.000-07:002007-06-19T21:43:13.065-07:00Yatim Piatu, Anak Tak Beruntung.<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZjeIUCA9La7SPb4CMeOwucQrNQt1crAj3eTrIFyorym174XgMn72FO11-9J80xzf34Ps74tvitVi-SqaPA2LQ15kDZukKnti23fFiCHY-3ofsY4zwbDxFEkvhN1aT8D0Kpkuc7Jnqkuc/s1600-h/Adolf_Hitler_by_koenta.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZjeIUCA9La7SPb4CMeOwucQrNQt1crAj3eTrIFyorym174XgMn72FO11-9J80xzf34Ps74tvitVi-SqaPA2LQ15kDZukKnti23fFiCHY-3ofsY4zwbDxFEkvhN1aT8D0Kpkuc7Jnqkuc/s400/Adolf_Hitler_by_koenta.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5070061145903686322" border="0" /></a><span style="color: rgb(51, 0, 153);">Papinto Badut mendongeng didepan umum.</span><br />Peresmian ketua ranting baru Muhammadiyah cabang Karangpilang Surabaya memberiku kesempatan bermain teater dongeng monoplay. Aku all out, baik persiapan kostum, dongengan bahkan gerak gesture yang amat tetrikal. Bagaimana tidak, tampil didepan anak2 yatim piatu yang rata2 usia diatas 10 tahun serta masyarakat umum membuatku harus berani tampil beda dari para pendongeng biasa. Berdiri beraksi di panggung dengan mik podium permanen membuatku harus beraksi mengelilingi benda itu kalau tidak mau akan kehilangan efek suara.<br />Cerita yang kubawakan <span style="font-style: italic;">Legenda Kota Surabaya</span> dengan cerita asli yang mengerikan itu karena bulan Mei masih dalam suasana ultah Surabaya. Dongengan kedua cerita <span style="font-style: italic;">Si Simin yang cerdik</span>, kisah tentang yatim piatu yang mampu mengalahkan dua raksasa karena kecerdikannya. Wah fren ini cerita sudah amat basi pada umur 8 tahun aku memperolehnya dari kakekku. Alhasil aku beruntung audiensku tak beranjak, tepuk tangan menggema aku bahagia. Suatu saat aku yakin akan muncul ke permukaan show tingkat nasional, aku mungkin lebih hebat dari Si Butet yang sering tampil monopaly yang dari Jogja itu. Kapankah ada kesempatan? mengingat budaya mendengarkan dongengan di Indonesia belum bangkit (kecuali dongeng kisah pewayangan). Oya bagaiman rasanya hidup dimasa kecil yang mengalami ketidak beruntungan? tak ada orangtua, tak ada kasih sayang. Mari santuni dan berbagi kebahagiaan dengan anak yatim piatu agar kelak ia dapat memiliki perkembangan emotional intelligent yang positip. Anak2 yang tak berunyung ini akan berkembang kelak menuju puncak jati dirinya untuk menjadi Muhammad atau Hitler.<span style="font-size:100%;"><br /></span><div style="text-align: justify; color: rgb(153, 51, 0);"><br /><br /><br />REVIEW<br />HITLER: THE RISE OF EVIL<br /><br />"The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing." Melihat film-film tentang holocaust salah satunya "The Schindler's list", tidaklah lengkap sebelum menonton film tentang kehidupan Hitler. JEW KILLED BY JEW, memang itulah kenyataan sejarah. Dalam Film mini-seri "HITLER: THE RISE OF EVIL", kita bisa mempelajari Hitler "in person" juga dikupas tuntas apa yang menjadi dasar Hitler membenci bangsanya sendiri. Film ini ditayangkan lagi di Cinemax sekitar 2 bulan lalu. Tapi juga bisa didapat dari DVD yang baru saja release. Tokoh Hitler diperankan dengan sempurna oleh Robert Carlyle (The Full Monty, James Bond The world is not enough, Angela Ashes, The Beach) . Hasil jerih-payah Carlyle yang telah melakukan riset sendiri dan training ketat untuk dapat memerankan tokoh "antagonis" sepanjang sejarah manusia, ini membuahkan banyak penghargaan dan pujian. Aksen Inggrisnya yang ok, membuat film ini semakin dramatis, Bravo! Keseluruhan film ini digarap dengan sempurna oleh sutradara Christian Duguay, dengan ekstra hati-hati, dan hasil sebuah riset yang panjang.<br /><br />Saya tidak sedang mengagung-agungkan Hitler, tetapi tidak selayaknya mencerca seseorang secara membabi buta tanpa melihat latar belakang dirinya. Seburuk-buruknya seseorang di mata siapapun juga, pasti ada sisi baik yang dapat kita ambil hikmahnya yang kadang luput dari sorotan khalayak ramai. Pendek kata, Hitler adalah seorang jenius. Seringkali, tabiat, perilaku dan pendirian seseorang adalah hasil dari pengalaman masa lalunya. Semasa kecil Hitler adalah seorang anak yang tertolak, ayahnya sangat membencinya dan menganggap perilakunya yang "antisosial" itu adalah sebuah kutukan kerena Alois Hitler (Ayah Hitler) mengawini keponakannya sendiri (Klara). Adi (nama kecil Adolf Hitler) dilahirkan pada tanggal 20 April 1889 di sebuah kota kecil di Austria dekat perbatasan Jerman. Ayahnya adalah seorang yang keras dalam mendidik anak sedang ibunya sangat baik kepadanya. Klara adalah salah satu dari sedikit orang yang benar-benar disayangi oleh Adolf. Klara sangat percaya bahwa anaknya adalah seorang jenius, dan selalu menganggap anaknya normal, walaupun sejak kecil sudah menunjukkan gejala destruktif dan antisosial.<br />Umur 18 tahun, Adolf sudah menjadi seorang yatim piatu setelah ibunya meninggal dunia sedangkan ayahnya sudah meninggal terlebih dulu sebelumnya.<br /><br />Masa kecil yang diliputi dengan kebencian dan abusement dari ayahnya ini memberikan andil besar dalam mental dan kejiwaan Hitler dewasa. Ada hal yang harus kita pahami bahwa, jangan pernah meremehkan "dendam masa kecil". Contoh lain juga bisa kita dapati dari kisah Mao Tse Tung. Mao kecil pernah bersekolah di sekolah yang didirikan oleh para missionaris dari Eropa, oleh sebab suatu hal Mao dimaki oleh salah satu Pastor dengan makian yang bersifat rasialis "anjing kuning!" dan mulai saat itu Mao tidak pernah kembali ke sekolah itu. Membenci kaum agamawan. Kemudian menjadi pemimpim komunis terbesar di China, juga menjadi pembunuh massal, jutaan kaum terpelajar dan seniman tewas dibunuh dan dihukum kerja paksa dalam Revolusi Kebudayaan 1965. Nggak kalah sadis dengan Hitler :) Sebuah dendam masa kecil; inilah bahayanya jika itu dialami oleh seorang pemimpin! Hitler awalnya bercita-cita menjadi seorang seniman (bukan menjadi tentara/politikus). Sebagai pecinta seni, maka dia mencoba mendaftar ke sebuah fakultas seni di Wina, Austria, tetapi ditolak. Penolakan ini memiliki dampak besar bagi dirinya. Frustasi, yatim-piatu, tidak ada uang/ bokek, sehingga dia selama kira-kira setahun menjadi gelandangan, hidup dari belas kasihan orang lain di jalanan. Selama itu, dia juga mulai benci terhadap orang Yahudi, kaum imigran yang hidup lebih mewah, dan ini dikuatkan dengan pendengaran dari ceramah yang sifatnya "Antisemit" oleh Walikota Vienna Karl Lueger. Teori Lueger yang menyalahkan kekacauan ekonomi dan politik kepada kaum Yahudi, mengispirasinya menjadi pembenci kaum Yahudi sepanjang hidupnya. Ini pula yang membangun ideologinya dan menganggap bangsa Arya adalah ras tertinggi. Banyak orang berkata, seandainya saja dia diterima di sekolah seni tersebut, mungkin Hitler hanya akan menjadi seniman seperti Picasso misalnya, mungkin sejarah juga akan lain ceritanya. Disinilah salah satu letak pentingnya Hitler, dia mengubah sejarah (meskipun ke jalan yang dianggap salah). Garis hidupnya bagaikan takdir yang tidak bisa diubah.<br /><br />Di tahun 1914, Jerman ikut serta dalam Perang Dunia 1 dan Hitler masuk militer. Sewaktu perang di garis depan, dia terluka, dipulangkan dan mendapatkan medali untuk keberaniannya. Selama perang, Hitler berangsur-angsur menjadi seorang patriot untuk Jerman meskipun dia sendiri bukan warga negara Jerman (dia lahir di Austria). Maka dari itu, sewaktu Jerman kalah perang, dia tidak bisa menerima kenyataan, karena bagi Hitler, Jerman adalah yang terkuat. Dia lalu menyalahkan para "pengkhianat" sipil, terutama orang Yahudi sebagai penyebab Jerman kalah perang. Jerman setelah kalah perang porak poranda. Keadaannya sangat mengenaskan dengan kota-kota yang hancur, harga barang tinggi ditambah lagi dengan datangnya gerakan-gerakan revolusi komunis. Hitler sendiri tetap berdiam di militer. Hitler membenci orang-orang dari berbagai ideologi, termasuk komunis (Karl Marx adalah seorang Yahudi), sosialis kapitalis dan liberal.<br /><br />Sebenarnya karir militer Hitler hanya sampai Kopral, bisa dibayangkan betapa hebatnya orang ini, dia menjadi Army Commander yang ditakuti seluruh dunia pada Perang Dunia 2. Tahun 1919 Hitler lalu bergabung dengan sebuah partai kecil bernama Partai Pekerja Jerman dan meninggalkan karir militernya. Saat berhasil menjadi pemimpinnya dan akhirnya mengubah namanya menjadi partai NAZI. Tahun 1920, Hitler menterbitkan simbol Swastika dan Tahun 1921 Partai ini semakin solid dengan didukung oleh kelompok milisia SA. Disinilah kita bisa melihat salah satu kejeniusan Hitler, berorganisasi dan berpidato. Terus terang, secara pribadi, saya tidak pernah melihat orang berpidato sehebat Hitler. Saya sendiri, begitu melihat film dokumenter tentang Hitler ini, biarpun tidak mengerti bahasanya tapi ikut tergugah dan bersemangat dengan cara yang sulit digambarkan. Ketika pengikutnya berteriak sambil mengangkat tangan "HAIL HITLER!" benar-benar luar biasa! Apapun yang Hitler katakan adalah seperti sebuah "Religion's order" yang membuat pengikutnya menjadi super fanatik dan mengikuti apapun yang diucapkannya. Kesuksesannya tidak lepas dari peran Ernst Hanfstaengl, adalah seorang kaya yang menjadi supporter sekaligus fund raiser untuk karir politik Hitler. Hanfstaengl terpana pada pandangan pertama kepada Hitler saat mendengar pidatonya, dan meyakini Hitler akan menjadi orang besar. Dia memandang Hitler sebagai berlian yang belum diasah, dan dialah yang membuat Hitler mempunyai penampilan "antik" dengan kumis kecilnya itu. Hanfstaengl mempunyai istri cantik dan pintar bernama Helene. Hitler mencintai perempuan ini tapi tidak mungkin memilikinya. Helene juga mempunyai peran besar dalam karir Hitler. Belakangan juga diketahui bahwa Ernst Hanfstaengl adalah juga seorang keturunan Yahudi! Wow! Sampai-sampai saya berpikir, mungkin saja apabila saya ada di situasi seperti Hanfstaengl, saya juga bakal kesetanan "kesemsem" sama Hitler atas kharismanya yang luar biasa ini. Dukungan dari kelompok milisia SA yang dipimpin oleh Ernst Röhm yang dikenal dengan "The Brown Shirts" membuat Nazi menjadi kelompok elite dan ditakuti. SA ini adalah cikal-bakalnya tentara SS yang kemudian menjadi pasukan keamanan resmi pada pemerintahan Hitler. Kita melihat disini bahwa Hitler adalah orang yang "well prepared" jauh sebelum mendapat kekuasaan resmi di Jerman. Ini menjadi inspirasi banyak pemimpin politik bahwa harus ada dana dan military back up untuk suksesnya sebuah karir politik. Seperti juga Mao Tse Tung yang mempunyai tentara rakyat dan berfalsafah "Kekuasaan ada di moncong senjata".<br /><br />Film ini juga mengangkat kiprah seorang jurnalis Fritz Gerlich, yang jauh sebelumnya sudah bisa memprediksi bahwa Hitler akan menjadi "the most evil man" dan selalu menyerangnya dengan artikel-artikelnya. Namun semakin diserang justru Hitler mendapatkan popularitas. Sampai pada suatu rencana Perdana Menteri Gustav Von Kahr yang juga sahabat Gerlich ini untuk menjebak Hitler untuk menghancurkan karir politiknya dengan seolah-olah mendukung Hitler melakukan kudeta. Dan tentu saja rencana ini gagal dan membawa Hitler ke penjara. Dalam kudeta gagal yang dipimpinnya ini, Hitler terluka dan mencoba bunuh diri, namun Helene bisa menahan maksudnya ini. Andai saja Hitler berhasil bunuh diri, munkin tidak akan ada PD2. Kemudian Hitler ditangkap dan dipenjara atas tuduhan subversif, rupanya untuk menjadi seorang Hitler-pun mengalami masa-masa susah sebelum menjadi orang besar, ada harga yang harus dibayar. Lagi-lagi Helene menjadi penyelamat Hitler menggagalkan aksi mogok makan-nya saat di penjara, dan malah menjadi inspirasinya dalam menulis sebuah buku dan kiprah karir politik selanjutnya. Di penjara dia menulis bukunya yang terkenal, "Mein Kampf" (My Battle) 1924. Ernst Hanfstaengl menjadi salah satu penerbit buku yang super laris dan menghasilkan income yang banyak. Buku ini bisa digambarkan sebagai sebuah buku otobiografi, pikiran politik/ filsafatnya, sejarah serta buku hariannya. Dalam tulisannya ini Hitler yakin bahwa bangsa Arya adalah ras teringgi, penemu seni, ilmu dan teknology. Selanjutnya Hitler ingin menciptakan sebuah "ras arya" yang "genuine" yang nantinya akan meleading kebudayaan, keindahan, martabat dari semua jenis ras manusia. Buku ini kemudian menjadi seperti "The Bible" bagi pengikutnya. Setelah mendekam di penjara kurang lebih 9 bulan, Hitler mendapat amnesti, tetapi partai Nazi miliknya sudah amburadul saat dia keluar penjara. Disini kita bisa melihat salah satu talenta besarnya dalam berorganisasi. Hitler berhasil membangun kembali partainya dari partai kacau balau sampai menjadi salah satu partai terbesar di Jerman. Sekeluar dari penjara, Hitler langsung mengunjungi Helene pada malam natal 24 dec 1924 dan mengungkapkan bagaimana ia mengagumi & mencintai Helene. Hitler memandangnya seperti "ibu" yang dia kagumi. Memang sangat terlihat sebagai orang yang melankolis, sosok Hitler ini butuh seorang perempuan yang "dewasa dan matang" yang sungguh mengasihinya dan memenuhi kebutuhan jiwanya, namun sayang ini tidak pernah dia dapatkan. Saya berpikir; andai saja Hitler dapat memilikinya mungkin perangai Hitler bisa lebih sabar, namun nasib berkata lain. Hitler tumbuh menjadi manusia "pembenci", yang dasarnya adalah "he was just a simply un-happy man". Cinta yang tak sampai dan tidak bisa memiliki, membawa Hitler menjadi posesif terhadap kemenakannya yang cantik "Geli Raubal" kasus ini seperti pengulangan kisah ayahnya sendiri. Akhirnya Geli pun tidak bisa dimiliki Hitler karena Geli bunuh diri (tahun 1931 menjadi tahun success & suicide bagi Hitler). Dengan tewasnya Geli, Hitler saat itu sudah tidak lagi memiliki "any jew relationship". Semua perempuan yang dicintainya tidak dapat ia miliki, ibu yang dipujanya meninggal, Geli tewas, dan Helene adalah istri orang yang mendukung karir politiknya, tidaklah mungkin dia miliki. Hadirnya Eva Braun yang mirip Geli juga tidak bisa melepas rasa dukanya terhadap kematiannya. Maka keberingasan dan kejahatannyapun yang dipicu oleh kebencian terhadap Yahudi semakin menjadi-jadi. Di Pemilu tahun 1931 partai Nazi resmi menjadi partai dan nantinya akan menjadi partai terbesar Jerman. Walaupun mengepalai sebuah partai besar dan menjadi tokoh politik yang diperhitungkan, Hitler belum resmi menjadi warga negara Jerman. Gila enggak orang ini? :) sehingga walaupun partainya besar Hitler tidak bisa mencalonkan diri menjadi presiden. Hitler baru resmi menjadi warga negara Jerman tahun 1932. Tahun 1933 Hitler diangkat menjadi Kanselir Jerman, dan tentu saja membuat manuver-manuver politik yang brilliant sekaligus kotor. Menciptakan penipuan seperti pembakaran gedung Reichstag dengan meng-kambing-hitam-kan pihak Komunis. Kekacauan jadi-jadian ini adalah bertujuan untuk meng-gol-kan macam-macam dekrit termasuk hak-hak pemerintah untuk menguasai pers, sarana komunikasi, seluruh sentra ekonomi, politik secara mutlak, memberangus semua kebebasan, sekaligus akan memulai terjadinya Perang Dunia ke-2.<br /><br />Tahun 1934 dengan kematian presiden Hindenburg membawa Hitler memiliki kuasa penuh dan akhirnya menjadi seorang diktator dengan kekuasaan tanpa batas. Bisa dilihat disini, orang yang mampu mengangkat dirinya dari seorang gelandangan yang tidak pernah lulus sekolah, dengan karir militer hanya sampai kopral, kemudian menjadi pemimpin mutlak Jerman bukanlah orang sembarangan! Setelah mengambil alih kekuasaan di Jerman, Hitler lalu terus menggunakan kemampuan berpidatonya yang luar biasa untuk membakar kembali semangat rakyat Jerman. Perlu diketahui, dengan adanya perjanjian Versailles setelah PD1 berakhir, Jerman sebagai pihak yang kalah kehilangan banyak wilayahnya dan harus membayar biaya perang dan sebagainya. Hitler yang menganggap perjanjian ini sebagai sampah mampu membuat jutaan rakyat Jerman berdiri di belakangnya untuk menolak isi perjanjian ini dan merebut kembali apa yang menjadi "hak milik" rakyat Jerman. Apa yang terjadi selanjutnya bisa dibaca di berbagai buku sejarah, tetapi yang ingin ditekankan disini adalah kehebatan taktik berperang Hitler. Polandia, Denmark, Norwegia, Belanda, Belgia, Luxembourg, Perancis, Yugoslavia, Yunani dan Mesir semua jatuh dibawah kekuasaannya dalam waktu cepat.<br /><br />Mulai tahun 1934 Hitler berhasil membawa Jerman yang seluruhnya porak poranda karena kalah perang kembali menjadi kekuatan besar Eropa. Banyak peninggalannya yang masih bisa kita lihat sekarang, misalnya autobahn atau sistem jalan tol terbaik di dunia (yang tidak memiliki batasan kecepatan) adalah hasil karya rezim Hitler. Mobil volkswagen juga merupakan salah satu hasil rezim Hitler. Kekejaman dan teror yang dia tebar di muka bumi mungkin tidak bisa dimaafkan, tetapi tidak bisa disangkal bahwa Hitler adalah salah satu jenius dunia. Josef Goebbels adalah seorang genius dan sangat setia yang menjadi bagian penting dari "the rise and fall" nya The Führer. Posisinya sebagai Menteri informasi (Propaganda Minister). Dan membuahkan proyek film propaganda "Triumph of the Will" 1936 yang dikemas bagus oleh sutradara perempuan Leni Riefenstahl yang baru berumur 31tahun, terbukti dapat membius seluruh Eropa menjadikan Hitler seorang selebriti paling dikenal masa itu. Film dokumenter ini khusus menyoroti Hitler, pidato-pidatonya yang menggugah. Saya sungguh tertegun melihat Hitler berjalan didepan 160 ribu orang yang berdiri berbaris rapi dan dalam keheningan memandang Hitler dengan penuh penghormatan. Hmmm... seperti seorang nabi saja. Goebbels "the little man" yang agak pincang ini seolah-olah reinkarnasi dari anjing Hitler yang juga pincang yang pernah menyelamatkan nyawa tuannya dari ancaman bom pada PD1. Akhir hidupnya pun untuk The Führer dengan menelan pil sianida bersama istri dan 6 orang anaknya yang masih kecil-kecil.<br /><br />Demikian juga tokoh-tokoh besar NAZI termasuk Hermann Göering dan terakhir Rudolf Hess yang menjadi "inner circle" Hitler satu-persatu bunuh diri, dan menunjukkan kesetiaannya kepada The Führer. Selama masa kekuasaan Hitler (1933-1945), membuktikan bahwa Jerman yang kolaps akibat kalah perang di PD1, yang dipandang kecil oleh negara-negara Eropa kala itu, menjadi kekuatan baru yang dasyat. Kebangkitan Hitler ini membuat banyak negara terkecoh dan hal ini sempat membuat pertikaian antara Chamberlain dan Winston Churchill yang kemudian terbukti bahwa Churcill yang bener tentang bahayanya sosok Hitler ini. Kegagalan awal yang berarti hanyalah serangan Rusia (di Leningrad) yang akhirnya menelan banyak korban dari pihak Jerman dan berandil terhadap jatuhnya Hitler (reff. Film Enemy at the gates). Kita bisa melihat kesamaan antara Hitler dan Napoleon, keduanya jatuh akibat menyerang Rusia. Kegagalan Hitler juga berlanjut dari serangan-serangan sekutu yang nantinya menyebabkan terbelahnya Jerman Barat dan Jerman Timur.<br /><br />Memasuki tahun 1945, Jerman mengalami kekalahan bertubi-tubi dari 2 pihak ; Rusia/Soviet & Sekutu, anehnya Hitler sepertinya tidak memusingkan hal itu; dan justru lebih memfokuskan pada "Final solution" membantai Yahudi sebanyak-banyaknya sebagai misi sucinya; sehingga dalam PD2 ini ada perang yang lain yaitu antara "SS Soldier lawan Yahudi" (Reff. Film The Last Day/ Steven Spielberg). Pembunuhan masal tetap aktif di Auschwitz sampai benar-benar pemerintahan Hitler runtuh. Holocaust atau pembunuhan masal orang Yahudi tidak akan pernah terlupakan. Suatu tragedi terbesar mengerikan yang pernah terjadi di sejarah umat manusia dan Hitler adalah aktor antagonis utamanya. Tetapi patut dimengerti bahwa Hitler sendiri adalah seorang bertalenta besar. Seorang yang pandai berpidato (the best I've ever seen to be honest!), pandai berorganisasi, pandai berperang dan ambisius. Adolf Hitler dan rezim-nya bertanggung jawab atas tewasnya 6 juta European Jews, tewasnya 3juta Soviet POW (Prisoners of war), 3juta Polish Catholics, 700ribu Serbians, 2ribu kaum Gipsy Roma, , 80 ribu politisi Jerman, 70 ribu orang cacat di Jerman, 12 ribu homosexuals, 2 ribu Jehovah's Witnesses. Dan selanjutnya menjadi tokoh utama dalam PD2 yang menewaskan total kurang-lebih 50juta jiwa penduduk dunia. Pribadi yang menakutkan ini ternyata penyebab dasarnya adalah "he was just a simply un-happy man". Pribadi yang tertolak sejak masa kecilnya mempengaruhi seluruh kehidupannya. Tokoh ini sepertinya menggenapi sumpah Imam Kayafas dan orang-orang Yahudi yang menginginkan Yesus disalib dengan bersumpah "biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami" Matius 27:25. Tapi benarkah demikian?. Atau memang Hitler ini diposisikan seperti Yudas?. Yang akhir hidupnya juga bunuh diri (30 April 1945) ?. Seorang Yahudi yang membunuh Yahudi (herannya mengapa tidak ada LSM kala itu yang membuka tabir bahwa Hitler adalah Yahudi :) ). Kehadirannya pun tepat sebelum pohon ara itu bertunas, lahirnya negara Israel tahun 1947 yang sampai sekarang ini masih berdarah-darah dan bunuh-bunuhan. Adolf Hitler disebut "the most evil man in all of history". Kejahatannya jangan dilupakan sekaligus jangan terulang; "human against humanity".<br /><br />24 Mar 2004<br />Blessings,<br />Bagus<br />Save Our Children<br /><br /><br /></div> <div style="border: 1pt solid windowtext; padding: 1pt;"><div style="text-align: center;"></div><div style="text-align: center;"><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold;font-family:Arial;font-size:180%;" >save our children !</span><br /></div><p class="MsoNormal" style="border: medium none ; padding: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;"><o:p></o:p></span></p> </div>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-14954327666230220922007-05-18T15:15:00.000-07:002007-06-19T21:45:56.257-07:00Rencana Anggaran 20% APBN Untuk PENDIDIKAN<div align="justify"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2OnhbkXMNm2627gQFnKgUk3yyyU-bNIh-XFTqIslXZ009H8r7uCBYSzW8QYVpdtalAJaIMk8SORxWkPYX44Dgcm4ekwMCoslloLUhFnbEDf9CECePjPTdO1sqiFM6yIaAzjNUdOTbyGg/s1600-h/Icarus.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5066035589021262498" style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center;" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2OnhbkXMNm2627gQFnKgUk3yyyU-bNIh-XFTqIslXZ009H8r7uCBYSzW8QYVpdtalAJaIMk8SORxWkPYX44Dgcm4ekwMCoslloLUhFnbEDf9CECePjPTdO1sqiFM6yIaAzjNUdOTbyGg/s320/Icarus.jpg" border="0" /></a> <span style="color: rgb(0, 0, 153);">Papinto Badut berpose 100 kali dengan anak2 TK, capek deehhh...!</span><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Tumben dapat undangan mendongeng 4 x berturut turut serta berpose untuk photo kenangan bersama Badut Papinto dengan seluruh siswa TK pada satu sekolah TK/SD Alma'arif -Bebekan Sepanjang Sidoarjo yang telah berdiri sejak tahun 1939. Dengan bangunan sekolah yang tua dan fasilitas yang sederhana Yayasan Pendidikan milik NU ini masih mampu menjaring murid. Oya anggaran APBN untuk pendidikan yang 20% itu apa juga akan mampir disekolah ini? semoga saja, sebab anak2 berhak memperoleh pendidikan yang layak. Aku harus siapkan dongengan yang pas buat mereka, terutama yang kelas 5 SD. Wah kelas 5 apa mau dengar dongengan? ternyata mau lho dan mereka antusias, maklum dongengan yang aku suguhkan ceritanya tentang <em>Icarus Si Penerbang</em> dengan menggambarkan juga bagaimana cara kerja pesawat terbang di papan tulis, sedangkan untuk anak TK aku dongengin cerita <em>Asal Mula Buah Tomat</em> yang aku karang sendiri. Eh tahu gak aku bawa buah tomat beneran dan pohonnya sekalian di kelas...ya mendongeng sambil peragaan. Sebelum acara dimulai aku juga gabung dengan mereka untuk senam pagi yang penuh canda dan di akhir sesi mendongeng pak wali kelas membagikan doorprize coklat dan roti kering sebagai hadiah pemenag kuis seputar isi dongengan. Acara yang tidak lazim di kelas ini ternyata menyegarkan suasana belajar mereka. </span><br /><br /><div align="justify"><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"><strong><span style="font-size:130%;">Konvensi Hak-Hak Anak</span></strong><br />Ahli Bahasa: Susi Septaviana<br />Diadopsi dari Dewan Umum PBB pada tanggal 20 November 1989<br /><br />KONVENSI HAK-HAK ANAK<br />Teks<br />Mukadimah<br />Pihak Negara kepada Konvensi<br />Menimbang bahwa sehubungan dengan prinsip-prinsip yang diproklamirkan dalam piagam PBB, pengakuan terhadap martabat yang melekat serta persamaan dan hak-hak yang dapat dicabut dari seluruh anggota keluarga umat manusia merupakan fondasi kebebasan, keadilan dan perdamaian di dunia,<br />Mengingat bahwa masyarakat yang dimiliki PBB, dalam piagam, menegaskan kesetiaannya pada hak-hak asasi fundamental serta dalam martabat dan kebajikan manusia, dan telah menentukan untuk meningkatkan kemajuan sosial dan standar kehidupan yang lebih baik dalam kebebasan yang lebih luas.<br />Mengakui bahwa PBB, dalam deklarasi universal hak-hak asasi dan dalam pembuatan konvensi internasional, memproklamirkan dan setuju bahwa setiap orang diberikan semua hak dan kebebasan yang dimuat didalamnya, tanpa membedakan apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pendapat lain, pribumi sosial atau nasional, hak milik, kelahiran atau status lain,<br />Mengingat bahwa, dalam deklarasi universal tentang hak asasi manusia, PBB telah memproklamirkan bahwa anak-anak harus mendapat pelayanan dan perawatan khusus.<br />Menegaskan bahwa keluarga, sebagai kelompok masyarakat yang fundamental dan lingkungan alami bagi pertumbuhan dan kesejahteraan dari seluruh anggota dan khususnya anak, harus diberikan perlindungan dan pelayanan yang diperlukan sehingga bisa memikul tanggungjawab sepenuhnya dalam masyarakat.<br />Mengakui bahwa anak, demi perkembangan kepribadiannya yang harmonis dan penuh, harus tumbuh dalam suatu lingkungan keluarga, dalam suatu suasana bahagia, cinta dan pengertian.<br />Menimbang bahwa anak harus dipersiapkan untuk hidup dalam suatu kehidupan individu dalam masyarakat, serta tumbuh dalam semangat cita-cita yang dicetuskan dalam piagam PBB, sertakhususnya dalam semangat perdamaian, martabat, toleransi, kebebasan, persamaan dan solidaritas.<br /><br />Ringkasan tidak resmi dari ketetapan utama<br />Mukadimah<br /><em>Pembukaannya menarik kembali prinsip-prinsip dasar PBB dan ketetapan khusus dari perjanjian dan proklamasi hak asasi manusia yang relevan. Ini menegaskan kembali fakta bahwa anak-anak karena kerapuhannya, memerlukan asuhan dan perlindungan khusus, dan menempatkan penekanan khusus pada tanggung jawab keluarga atas pengasuhan dan perlindungan utama. Ini juga menegaskan kembali kebutuhan akan perlindungan legal dan perlindungan lainnya terhadap anak sebelum dan setelah lahir, pentingnya penghargaan atas nilai-nilai budaya dari komunitas anak dan peran penting kerja sama intermasional dalam menjamin hak-hak anak.<br />Diadopsi dari Dewan Umum PBB pada tanggal 20 November 1989<br /><br /></em>Mengingat bahwa kebutuhan untuk memperluas kepedulian tertentu terhadap anak telah dinyatakan dalam deklarasi Jenewa tentang hak-hak anak tahun 1924 dan deklarasi hak-hak anak yang dikutip oleh dewan umum pada tanggal 20 November 1959 dan diakui dalam deklarasi universal tentang hak-hak asasi manusia, dalam perjanjian internasional tentang hak-hak perdata dan politik (khususnya dalam artikel 23 dan 24), dalam perjanjian internasional tentang hak-hak ekonomi, sosial dan budaya (khususnya dalam artikel 10) serta undang-undang serta instrumen yang relevan dari agen-agen khusus dan organisasi internasional yang berhubungan dengan kesejahteraan anak.<br />Mengingat bahwa, seperti yang ditunjukan dalam deklarasi hak anak, “anak, karena disebabkan oleh belum dewasa secara fisik dan mental, memerlukan pengawalan dan perlindungan khusus, termasuk perlindungan legal yang layak, sebelum dan sesudah lahir”,<br />Mengingat tersusun dalam ketetapan deklarasi tentang prinsip-prinsip legal yang berhubungan dengan perlindungan dan kesejahteraan anak, dengan referensi khusus untuk membantu penempatan dan adopsi secara nasional dan internasional; Peraturan-peraturan minimum standar PBB untuk Administrasi keadilan remaja (Peraturan Beijing); dan deklarasi tentang perlindungan terhadap wanita dan anak dalam konflik emergensi dan senjata<br />Mengakui bahwa, di seluruh Negara di dunia, ada anak yang tinggal pada kondisi yang sangat sulit, dan anak-anak tersebut memerlukan pertimbangan atau pemikiran khusus<br />Menimbang pentingnya tradisi dan nilai-nilai budaya dari tiap orang untuk perlindungan dan perkembangan harmonis anak. Mengakui pentingnya kerjasama internasional untuk meningkatkan kondisi anak tiap Negara, khususnya di Negara-Negara berkembang, Menyetujui sebagai berikut:<br /><br />Bagian I<br />Artikel 1<br />Untuk tujuan konvensi sekarang, seorang anak berarti setiap manusia dibawah usia 18 tahun kecuali jika, dibawah undang-undang yang berlaku bagi anak, mayoritas diperoleh lebih awal,<br /><br />Definisi seorang anak<br />Seorang anak dihargai sebagai seseorang di bawah usia 18 kecuali hukum nasional mengaku mayoritas lebih dini.<br /><br />Artikel 2<br />1. Pihak Negara harus menghormati dan menjamin hak-hak yang diajukan dalam konvensi sekarang pada tiap anak dalam hukum tanpa diskriminasi apapun, tanpa membedakan ras anak atau orang tua atau wali sah, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pendapat politik atau yang lainnya, kesukuan atau asal muasal sosial, hak milik, kecacatan, kelahiran atau status lain.<br />2. Pihak Negara harus selayaknya mengambil langkah untuk menjamin bahwa anak dilindungi dari segala bentuk diskriminasi atau hukuman terhadap dasar status, aktivitas, pendapat yang dikeluarkan, atau kepercayaan orangtua anak, perwalian legal atau sah, atau anggota keluarga.<br />Artikel 3.<br />1. Dalam semua tindakan yang berhubungan dengan anak, apakah itu dilakukan oleh masyarakat atau institusi kesejahteraan sosial, pengadilan hukum, otoritas administrative yang berwenang atau badan-badan legislatif, kepentingan anak yang paling baik harus dipertimbangkan dahulu.<br />2. Pihak Negara menjamin anak perlindungan dan perawatan tertentu yang diperlukan bagi kesejahteraan, dan mempertimbangkan hak-hak dan tugas-tugas orangtuanya, perwalian sah, atau individu lain yang sah bertanggung jawab atas anak, dan, pada akhirnya harus mengambil seluruh langkah-langkah administratif dan legislatif yang semestinya.<br />3. Pihak Negara harus menjamin bahwa institusi, pelayanan dan fasilitas yang bertanggung jawab bagi pemeliharaan atau perlindungan anak harus sesuai dengan standar yang dikembangkan oleh otoritas kompeten, khususnya dalam segi keamanan, kesehatan, dalam jumlah serta keselarasan stafnya, juga pengawasan yang kompeten.<br /><br /><em>Non-diskriminasi<br />Semua hak-hak berlaku bagi semua anak tanpa pengecualian. Ini merupakan kewajiban Negara untuk melindungi anak dari bentuk diskriminasi apapun dan untuk mengambil tindakan positif untuk mendukung hak-hak mereka.<br />Kepentingan terbaik anak<br />Semua tindakan yang berhubungan dengan anak akan dilakukan atas pertimbangan kepentingan terbaik anak. Negara harus menyediakan asuhan yang cukup bagi anak ketika orang tua atau orang lain yang diberikan tanggung jawab tidak dapat melaksanakannya.<br /><br /></em>Artikel 4<br />Pihak Negara harus menjalankan seluruh undang undang yang pantas, administrasi, dan langkah-langlah lain yang sesuai untuk implementasi hak-hak yang diakui dalam konvensi sekarang. Sehubungan dengan hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya, Pihak Negara harus menjalankan langkah-langkah tertentu semaksimal mungkin dengan sumber-sumber yang tersedia dan, dimana dibutuhkan, dalam kerangka kerja kerjasama internasional.<br /><br />Artikel 5<br />Pihak Negara harus menghargai tanggungjawab, hak-hak dan tugas-tugas orangtua atau, dimana dapat diterapkan, anggota-anggota keluarga besar atau masyarakat seperti yang disediakan untuk adat istiadat lokal, perwalian sah atau orang lain yang sah bertanggungjawab untuk anak, untuk menyediakan arahan dan perlindungan yang sesuai pada pelaksanaannya dengan hak-hak anak yang diakui dalam konvensi sekarang dengan mempertimbangkan perkembangan kapasitas anak.<br /><br />Artikel 6<br />1. Pihak Negara mengakui bahwa setiap anak memiliki hak yang melekat untuk hidup.<br />2. Pihak Negara harus menjamin perluasan cakupan perkembangan dan kelangsungan hidup anak secara maksimal.<br /><br />Artikel 7<br />1. Anak harus didaftarkan segera setelah kelahiran dan harus mempunyai hak untuk sebuah nama sejak lahir, hak untuk memperoleh kebagsaan dan, sejauh mungkin, hak untuk mengetahui dan dirawat oleh orangtuanya.<br />2. Pihak Negara harus menjamin implementasi hak-hak ini sehubungan dengan hukum nasional dan kewajibannya dibawah pengawasan alat-alat internasional yang relevan pada bidang ini, khususnya dimana anak di lain pihak tidak memiliki Kewarga Negaraan.<br /><br /><em>Pelaksanaan hak-hak<br />Negara harus melakukan semua hal yang dapat dilakukan untuk melaksanakan hak-hak yang terkandung dalam Konvensi tersebut.<br />Bimbingan orang tua dan kapasitas berkembang anak<br />Negara harus menghargai hak-hak dan kewajiban-kewajiban orang tua dan anggota keluarga lainnya untuk memberikan bimbingan bagi anak yang sesuai baginya atau bagi kapasitas perkembangannya.<br />Kelangsungan hidup dan perkembangan<br />Setiap anak mempunyai hak yang melekat untuk hidup dan Negara mempunyai kewajiban untuk menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan anak.<br />Nama dan Kewarga Negaraan<br />Setiap anak mempunyai hak atas sebuah nama pada saat lahir. Anak tersebut juga mempunyai hak untuk memperoleh kewargaNegaraan dan, sejauh mungkin, untuk mengenal orang tuanya dan dirawat oleh mereka.<br />Pemeliharaan identitas<br />Negara mempunyai kewajiban untuk melindungi dan jika perlu, membangun kembali aspek dasar identitas anak. Ini termasuk nama, warga Negara dan ikatan keluarga.<br />Perpisahan dari orang tua<br />Anak mempunyai hak untuk hidup bersama orang tuanya kecuali jika dianggap bertentangan dengan kepentingan terbaik anak. Anak juga mempunyai hak untuk menjaga kontak atau hubungan dengan kedua orang tua jika terpisah dari salah satu orang tua atau keduanya.<br /><br /><br /></em>Artikel 8<br />1. Pihak Negara harus menghormati hak anak untuk memelihara identitasnya, termasuk kebangsaan, nama dan hubungan keluarga seperti yang diakui undang-undang tanpa campur tangan yang melanggar hukum.<br />2. Dimana seorang anak dihilangkan secara legal beberapa atau semua unsur-unsur dari identitasnya, Pihak Negara harus menyediakan perlindungan dan pelayanan yang layak, dengan tujuan membangun kembali identitasnya dengan cepat.<br /><br />Artikel 9<br />1. Pihak Negara harus menjamin bahwa seorang anak tidak boleh dipisahkan dari orangtuanya yang bertentangan dengan keinginan mereka, kecuali apabila otoritas kompeten yang tunduk pada hokum menentukannya bahwa pemisahan perlu bagi kepentingan anak yang paling baik, menurut prosedur dan hukum yang berlaku. Ketetapan tertentu mungkin diperlukan dalam kasus tertentu seperti seseorang yang terlibat penyiksaan anak oleh orangtua, atau dimana orangtua tinggal terpisah dan suatu keputusan harus dibuat seperti tempat tinggal si anak.<br />2. Menurut pendahuluan pada paragraf 1 artikel ini, seluruh Pihak yang terkait harus diberi kesempatan untuk ikut serta dalam pengerjaannya dan membuat gagasannya diketahui.<br />3. Pihak Negara harus menghormati hak anak yang terpisah dari salah satu orangtua untuk memelihara hubungan pribadi dan hubungan langsung dengan kedua orangtuanya setiap harinya, kecuali jika berlawanan dengan kepentingan terbaik anak.<br />4. Jika hasil pemisahan disebabkan oleh suatu tindakan yang diawali oleh Pihak Negara, seperti penahanan, penjara, pengasingan, deportasi atau kematian (termasuk kematian yang timbul dari berbagai sebab ketika orang tersebut sedang dalam penahanan Negara) dari salahsatu atau kedua orangtua atau anak, bahwa Pihak Negara harus, berdasarkan permohonan orangtua, anak atau, jika ada, anggota keluarga lain dengan informasi penting yang menyangkut keberadaan anggota keluarga yang hilang kecuali jika informasi tersebut akan merusak kesejahteraan anak. Pihak Negara harus lebih jauh menjamin bahwa pelaksanaan permohonan tersebut dengan tidak sendirinya membawa konsekwensi merugikan bagi orang yang bersangkutan.<br />.<br />Artikel 10<br />1. Menurut kewajiban Pihak Negara dalam artikel 9, paragrap 1, penerapan oleh anak atau orangtuanya untuk memasuki atau meninggalkan suatu Pihak Negara untuk tujuan penyatuan kembali keluarga harus ditangani oleh Pihak Negara secara positif, manusiwi dan cara terbaik. Pihak Negara lebih jauh menjamin bahwa pelaksanaan permohonan tersebut harus tidak menimbulkan konsekwensi merugikan untuk para pelaku dan anggota keluargannya.<br />2. Seorang anak yang orangtuanya tinggal di Negara lain harus mempunyai hak memelihara hubungan pribadi dan kontak langsung dengan orangtuanya, setiap harinya, dalam keadaan-keadaan khusus. Pada bagian akhir dan menurut kewajiban Pihak Negara dibawah artikel 9, paragrap 1, Pihak Negara harus menghormati hak anak dan orangtuanya untuk meninggalkan suatu Negara, termasuk Negaranya, dan memasuki Negaranya. Hak meninggalkan suatu Negara harus ditujukan saja pada batasan tertentu seperti yang dijelaskan oleh hukum dan yang diperlukan untuk melindungi keamanan Negara, tatanan masyarakat (orde public), kesehatan masyarakat atau moral atau hak-hak serta kebebasan lain dan konsisten dengan hak-hak lain yang diakui dalam konvensi sekarang.<br /><br />Artikel 11<br />1. Pihak Negara harus mengambil langkah-langkah untuk memberantas pengiriman anak ke luar negri dan tidak dikembalikan secara tidak sah.<br />2. Pada akhirnya, Pihak Negara harus meningkatkan kesimpulan perjanjian bilateral dan multilateral atau pencapaian perjanjian yang ada.<br />Artikel 12<br />1. Pihak Negara harus menjamin anak yang mampu membentuk pandangannya sendiri hak untuk mengekspresikan pandangan-pandangan tersebut secara bebas dalam segala hal yang mempengaruhi anak, pandangan anak diberi batasan bobot sesuai usia dan kedewasaan anak.<br />2. Untuk tujuan ini, anak secara khusus harus diberi kesempatan untuk didengar dalam hukum dan jalannya administrasi yang mempengaruhi anak, baik secara langsung, atau melalui suatu perwakilan atau badan yang layak, secara konsisten dengan aturan-aturan prosedur hukum Negara<br /><br /><em>Penyatuan keluarga kembali<br />Anak-anak dan orang tuanya mempunyai hak untuk meninggalkan suatu Negara dan untuk masuk ke Negaranya sendiri untuk tujuan reuni atau pemeliharaan hubungan anak dengan orang tua.<br />Pemindahan atau transfer gelap dan tidak-pulang kembali<br />Negara mempunyai kewajiban untuk mencegah dan menanggulangi penculikan atau penyimpanan anak-anak di luar negeri oleh orang tua atau pihak ketiga.<br />Pendapat anak<br />Anak mempunyai hak untuk mengungkapkan pendapatnya secara bebas dan untuk pendapatnya tersebut dipertimbangkan dalam hal-hal atau prosedur yang mempengaruhi anak.<br />.<br /></em>Artikel 13<br />1. Anak harus mempunyai hak kebebasan berekspresi; hak tersebut harus mencakup kebebasan mencari, menerima dan memberi informasi dan gagasan apapun, tanpa menghiraukan batasan, baik secara lisan, tulisan atau cetakan, dalam bentuk seni, atau melalui media lain yang menjadi pilihan anak.<br />2. Pelaksanaan hak bisa dikenai dengan batasan tertentu, tapi hal ini hanya akan diterapkan oleh hukum dan ini perlu:<br />a. Untuk penghargaan hak atau reputasi orang lain atau,<br />b. Untuk perlindungan keamanan nasional atau tatanan, atau kesehatan atau moral masyarakat.<br /><br />Artikel 14<br />1. Pihak Negara akan menghargai hak anak atas kebebasan berfikir, suara hati dan agama.<br />2. Pihak Negara akan menghormati hak dan tugas orangtua serta, apabila dapat diterapkan, perwalian resmi, untuk memberi arahan pada anak dalam menjalankan haknya dengan secara konsisten mempertimbangkan kapasitas perkembangan anak.<br />3. Kebebasan memanifestasikan agama atau kepercayaan seseorang hanya dikenakan dengan batasan-batasan tertentu seperti dijelaskan oleh hukum dan diperlukan untuk melindungi keselamatan, tatanan, kesehatan dan moral, atau hak fundamental dan kebebasan masyarakat lainnya.<br /><br />Artikel 15<br />1. Pihak Negara mengakui hak-hak anak terhadap kebebasan asosiasi dan kebebasan mengadakan pertemuan perdamaian.<br />2. Tidak ada batasan yang bisa diletakkan dalam menjalankan–hak tersebut selain daripada hak-hak yang ditentukan dalam keselarasan dengan hokum dan yang penting dalam masyarakat demokratis menurut kepentingan keamanan nasional atau keselamatan masyarakat, tatanan masyarakat (ordre public), perlindungan kesehatan atau moral atau perlindungan dan kebebasan hak dan kebebasan publik lainnya.<br /><br /><em>Kebebasan berekspresi<br />Anak mempunyai hak untuk mengungkapkan pandangannya, memperoleh informasi, membuat ide-ide atau informasi yang diketahui tanpa batasan<br />Kebebasan pemikiran, nurani dan agama<br />Negara menghargai hak anak atas kebebasan pemikiran, nurani dan agama, sehubungan dengan bimbingan orang tua yang tepat.<br />Kebebasan berkumpul<br />Anak-anak mempunyai sebuah hak untuk bertemu dengan orang lain, dan untuk bergabung atau membentuk perkumpulan.<br /></em><br />Artikel 16<br />1. Tidak ada anak yang akan dikenai kesewenang-wenangan atau campur tangan diluar hokum terhadap hal pribadi, keluarga, rumah atau korespondensinya, tidak juga ancaman terhadap kehormatan dan reputasinya.<br />2. Anak mempunyai hak atas perlindungan hokum terhadap campur tangan atau ancaman seperti itu.<br /><br />Artikel 17<br />Pihak Negara mengakui fungsi penting yang dilakukan media masa dan harus menjamin bahwa anak mempunyai akses terhadap informasi dan materi dari beragam sumber internasional dan nasional, terutama bagi yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan sosial, moral dan spiritual dan kesehatan mental dan fisik. Pada akhirnya, Pihak Negara harus :<br />a) Memacu media masa untuk menyebarkan informasi dan bahan yang bermanfaat sosial dan budaya terhadap anak menurut semangat artikel 29;<br />b) Memacu kerjasama internasional dalam produksi, pertukaran dan penyebaran informasi tertentu dan materi dari beragam sumber internasional, nasional dan budaya;<br />c) Memacu produksi dan penyebaran buku anak-anak.<br />d) Memacu media masa untuk mempunyai perhatian khusus terhadap kebutuhan kebahasaan anak yang termasuk dalam kelompok minoritas atau pribumi;<br />e) Memacu perkembangan garis-garis pedoman bagi perlindungan anak dari bahan dan informasi yang membahayakan bagi kesejahteraan, ingatlah ketetapan artikel 13 dan 18.<br /><br />Artikel 18<br />1. Pihak Negara akan menggunakan upaya-upaya terbaik untuk menjamin pengakuan prinsip bahwa kedua orangtua mempunyai tanggungjawab umum untuk pendidikan dan perkembangan anak. Orangtua atau, seperti dalam kasus perwalian sah, memiliki tanggung jawab utama bagi pendidikan dan perkembangan anak. Kepentingan anak yang paling baik akan menjadi perhatian utamanya.<br />2. Untuk tujuan menjamin dan meningkatkan hak-hak<br /><br /><em>Perlindungan keleluasaan pribadi<br />Anak-anak mempunyai hak atas perlindungan dari campur tangan terhadap keleluasaan pribadi atau privacy, keluarga, rumah dan korespondensi dan dari pencemaran nama atau fitnah.<br />Akses terhadap informasi yang sesuai atau tepat<br />Negara menjamin aksesibilitas terhadap informasi dan material dari beragam sumber-sumber bagi anak dan hal tersebut akan mendorong media masa untuk menyebarluaskan informasi yang mempunyai manfaat budaya dan sosial bagi anak dan mengambil langkah untuk melindunginya dari material yang berbahaya.<br />Tanggung jawab orang tua<br />Orang tua mempunyai tanggung jawab bersama yang utama untuk membesarkan anak, dan Negara mendukungnya dalam hal ini. Negara menyediakan bantuan yang sesuai untuk orang tua dalam membesarkan anak.<br /></em><br />yang disusun dalam konvensi sekarang, Pihak Negara harus menyumbangkan bantuan layak pada orangtua dan perwalian sah dalam menjalankan tanggungjawab membesarkan anak mereka dan harus menjamin perkembangan institusi, fasilitas dan layanan bagi pemeliharaan anak.<br />3. Pihak Negara harus mengambil semua langkah-langkah tepat untuk menjamin bahwa anak dari orangtua yang bekerja memiliki hak untuk menggunakan jasa layanan pemeliharaan anak dan fasilitas yang memenuhi syarat.<br /><br />Artikel 19<br />1. Pihak Negara harus semua mengambil langkah- langkah pendidikan dan sosial, administratif, dan legislatif yang tepat untuk melindungi anak dari segala bentuk kekerasan mental atau fisik, bahaya atau penyiksaan, perlakuan penyia-nyiaan, penganiayaan atau eksploitasi, termasuk penyiksaan seksual, selama dalam perawatan orangtua, perwalian sah atau orang lain yang merawat anak.<br />2. Langkah-langkah perlindungan tertentu harus, dengan tepat, mencakup prosedur efektif bagi pengembangan program sosial untuk memberi dukungan penting bagi anak dan bagi mereka yang memelihara anak, juga untuk bentuk-bentuk perlindungan lainnya dan untuk pengidentifikasian, pemberitahuan, penyerahan, penyelidikan, perlakuan dan tindak lanjut masalah-masalah penganiayaan anak yang dijelaskan di sini sebelumnya, dan, selayaknya, bagi keterlibatan hukum.<br /><br />Artikel 20<br />1. Seorang anak yang dilepaskan dari lingkungan keluarga secara temporer atau permanen, atau demi kepentingan sendiri yang tidak bias diijinkan untuk tinggal dalam lingkungan tersebut, harus diberi perlindungan dan bantuan khusus yang diberikan oleh Negara.<br />2. Pihak Negara yang sesuai dengan hukum nasional harus menjamin pemeliharaan alternatif bagi anak tersebut.<br />3. Pemeliharaan tersebut bisa berupa, inter alia, rumah panti asuhan, kafalah dari hukum islam, adopsi atau jika perlu penempatan pada institusi yang tepat bagi pemeliharaan anal. Dalam mempertimbangkan<br /><br /><em>Perlindungan dari penyiksaan dan pengabaian<br />Negara melindungi anak dari penganiayaan dalam bentuk apapun oleh orang tua atau orang lain yang bertanggung jawab untuk merawat anak dan membangun program sosial yang tepat untuk pencegahan penyiksaan dan untuk perawatan korban.<br />Perlindungan anak tanpa keluarga<br />Negara berkewajiban untuk menyediakan perlindungan khusus untuk anak yang kehilangan lingkungan keluarga dan untuk menjamin bahwa asuhan keluarga alternatif yang tepat atau penempatan di institusi yang ada dalam kasus-kasus tersebut. Upaya-upaya untuk memenuhi kewajiban ini akan memberikan hak-hak yang berhubungan dengan latar belakang kebudayaan anak.<br /><br />solusinya, perhatian harus diberi pada kepentingan kelangsungan pendidikan anak dan pada kesukuan, agama, latar belakang bahasa dan budaya anak.<br /></em><br />Artikel 21<br />Pihak Negara yang mengakui dan/atau mengijinkan sistem adopsi akan menjamin bahwa kepentingan terbaik anak harus menjadi pertimbangan yang utama dan mereka akan:<br />a) Menjamin bahwa adopsi anak hanya dikuasakan oleh oleh otoritas kompeten yang menentukan bahwa adopsi diijinkan mengingat status anak yang dikaitkan dengan orangtua, kerabat dan perwalian legal dan bahwa, jika dibutuhkan, orang yang memberi perhatian terhadap adopsi atas dasar bimbingan yang mungkin diperlukan, sesuai hokum dan prosedur yang berlaku dan berdasarkan informasi yang berhubungan dan dapat dipercaya.<br />b) Mengakui bahwa adopsi antar Negara harus dipertimbangkan sebagai suatu alat alternatif dari perawatan anak, jika anak tidak dapat ditempatkan dalam suatu keluarga angkat atau adopsi atau tidak bisa dirawat di Negara asal anak dengan cara tepat apapun.<br />c) Menjamin bahwa anak yang mengalami adopsi antar Negara menikmati perlindungan dan standar yang sama dengan yang ada dalam kasus adopsi nasional.<br />d) Mengambil semua langkah-langkah tepat untuk menjamin bahwa, dalam adopsi antar Negara, penempatan tidak akan mengakibatkan pendapatan<br />keuangan yang tidak layak bagi mereka yang terlibat di dalamnya.<br />e) Apabila sesuai, meningkatkan tujuan-tujuan artikel yang ada sekarang dengan menyimpulkan susunan atau perjanjian bilateral atau multilateral, dalam kerangka kerja, serta usaha untuk menjamin penempatan anak di Negara lain dilakukan oleh badan atau badan kompeten.<br /><br />Artikel 22<br />1.Pihak Negara akan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa seorang anak yang mencari status pengungsi atau dianggap sebagai pengungsi menurut hukum serta prosedur domestik atau internasional yang dapat diterapkan, baik itu ditemani atau tidak ditemani oleh orangtuanya atau<br /><br /><em>Adopsi<br />Di Negara-Negara dimana adopsi diakui dan/atau diizinkan, hal tersebut hanya dilakukan atas kepentingan terbaik anak, dan kemudian hanya pengawasan otoritas yang kompeten dan perlindungan keamanan bagi anak.<br />Anak-anak pengungsi<br />Pelindungan khusus akan diberikan kepada anak pengungsi atau kepada anak yang mencari status pengungsi. Ini merupakan kewajiban Negara untuk bekerja sama dengan organisasi yang kompeten yang menyediakan perlindungan dan bantuan<br /></em><br />orang lain, menerima perlindungan dan bantuan kemanusiaan yang sesuai dalam menikmati<br />pelaksanaan hak-hak yang dimuat dalam konvensi sekarang dan dalam hak-hak asasi manusia internasional lain atau alat-alat kemanusiaan dimana Negara-Negara yang disebut adalah Pihak.<br />2. Untuk tujuan ini, Pihak Negara akan memberikan kerjasama dalam usaha-usaha apapun oleh PBB dan organisasi antar pemerintah yang kompeten atau organisasi non pemerintah bekerjasama dengan PBB untuk melindungi dan membantu anak tersebut untuk mencari orangtua atau anggota keluarganya agar memperoleh informasi penting untuk kumpul kembali dengan keluarganya. Jika orangtua dan anggota keluarga lain tidak dapat ditemukan, anak akan diberikan perlindungan sama seperti anak lain secara permanen atau temporer yang hilang dari lingkungan keluarganya karena suatu alasan, seperti yang termuat dalam konvensi sekarang.<br /><br />Artkel 23<br />1.Pihak Negara mengakui bahwa anak cacat secara mental dan fisik seharusnya menikmati kehidupan layak dan lengkap, dalam kondisi yang menjamin martabat, meningkatkan kepercayaan diri serta memberi kesempatan pada anak untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat.<br />2. Pihak Negara mengakui hak anak cacat terhadap pemeliharaan khusus dan memacu serta menjamin perluasan bantuan, dimana permohonan tersebut dibuat, bagi anak yang memenuhi syarat dan bagi mereka yang bertanggungjawab atas pemeliharaanya yang disesuaikan dengan sumber-sumber yang tersedia dan yang sesuai dengan kondisi anak serta keadaan orangtua atau orang lain yang memelihara anak.<br />3. Mengakui kebutuhan khusus anak cacat, bantuan yang diperluas menurut paragrap 2 dari artikel ini akan diberikan cuma-cuma, jika memungkinkan, dengan mempertimbangkan sumber-sumber keuangan orangtua atau orang lain yang memelihara anak, dan akan dirancang untuk menjamin bahwa anak cacat mempunyai akses yang efektif untuk menerima pendidikan, training, pelayanan perawatan kesehatan, layanan rehabilitasi, persiapan untuk pekerjaan dan kesempatan rekreasi secara kondusif demi pencapaian anak terhadap integrasi sosial dan pengembangan individu semaksimal tersebut, mungkin, termasuk perkembangan spiritual dan budayanya.<br /><br /><em>Anak yang cacat<br />Seorang anak cacat mempunyai hak atas asuhan, pendidikan dan pelatihan khusus untuk membantunya menikmati kehidupan yang penuh dan layak dengan martabat dan memperoleh tingkat terbesar atas kepercayaan diri dan kemungkinan integrasi sosial.<br /><br /></em>4. Dengan semangat kerjasama internasional Pihak Negara akan meningkatkan, pertukaran informasi yang layak dalam bidang perawatan kesehatan dan pengobatan, psikologis serta perlakuan fungsional terhadap anak-anak cacat termasuk penyebaran dan akses terhadap informasi yang berkaitan dengan metode-metode rehabilitasi, pendidikan serta layanan vokasional, dengan tujuan agar Pihak Negara meningkatkan kemampuan dan keahliannya serta memperlebar pengalamannya dalam bidang-bidang ini. Dalam hal ini pertimbangan khusus harus diambil mengenai kebutuhan Negara-Negara berkembang.<br /><br />Artikel 24<br />1. Pihak Negara mengakui hak anak untuk menikmati standar kesehatan tertinggi yang bisa didapat dan fasilitas pengobatan penyakit serta rehabilitasi kesehatan. Pihak Negara akan berusaha menjamin bahwa tidak ada anak yang kehilangan akses terhadap pelayanan pemeliharaan kesehatan.<br />2. Pihak Negara akan segera melakukan implementasi penuh hak ini dan khususnya akan mengambil langkah-langkah tepat:<br />a) Mengurangi angka kematian bayi dan anak;<br />b) Menjamin pemberian bantuan medis dan pemeliharaan kesehatan yang diperlukan bagi semua anak dengan menekankan pada perkembangan pemeliharaan kesehatan yang utama;<br />c) Untuk memerangi penyakit dan kurang gizi, termasuk dalam kerangka kerja pemeliharaan kesehatan yang utama, melalui, inter alia, penerapan teknologi yang tersedia dan melalui pemberian makanan bergizi yang layak serta air minum yang bersih, dengan mempertimbangkan bahaya dan resiko polusi lingkungan;<br />d) Menjamin perawatan kesehatan ibu sebelum dan sesudah melahirkan;<br />e) Menjamin bahwa semua lapisan masyarakat, khususnya orangtua dan anak, diinformasikan, mempunyai akses terhadap pendidikan dan didukung dalam menggunakan pengetahuan dasar tentang kesehatan dan gizi anak, keuntungan menyusui, kebersihan serta sanitasi lingkungan dan pencegahan terhadap kecelakaan,<br /><br /><em>Kesehatan dan layanan kesehatan<br />Anak mempunyai suatu hak atas perawatan medis dan kesehatan sampai standar tertinggi yang dapat dicapai. Negara menempatkan penekanan khusus pada penyediaan perawatan kesehatan primer dan pencegahan, pendidikan kesehatan umum, dan pengurangan kematian bayi. Mereka akan mendorong kerja sama internasional dalam hal ini dan bekerja keras untuk memastikan bahwa tidak ada anak yang kehilangan akses terhadap layanan kesehatan.<br /><br /></em>f) Untuk mengembangkan pemeliharaan kesehatan secara preventif, bimbingan serta pelayanan bagi orangtua dan pendidikan keluarga berencana.<br />g) Pihak Negara akan mengambil langkah-langkah yang efektif dan tepat dengan tujuan untuk menghilangkan hukum praktek-praktek tradisional terhadap kesehatan anak.<br />h) Pihak Negara akan meningkatkan dan memacu kerjasama internasional dengan bertujuan<br />memperoleh realisasi penuh hak yang diakui secara progresif dalam artikel ini. Dalam hal ini,<br />pertimbangan khusus harus diambil terhadap kebutuhan Negara-Negara berkembang.<br /><br />Artikel 25<br />Pihak Negara mengakui hak anak yang telah ditempatkan oleh otoritas kompeten dengan tujuan pemeliharaan, perlindungan atau pengobatan kesehatan fisik dan mentalnya, sampai ke tinjauan pengobatan periodik yang diberikan kepada anak dan semua keadaan lain yang relevan pada penempatannya.<br /><br />Artikel 26<br />1. Pihak Negara akan mengakui atas hak setiap anak untuk mendapatkan manfaat dari keamanan sosial, termasuk jaminan sosial, serta akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperoleh realisasi penuh atas hak ini menurut hokum nasionalnya.<br />2. Jika tepat manfaat-manfaat tersebut harus diberikan dengan mempertimbangkan sumber-sumber dan keadaan anak serta orang yang mempunyai tanggungjawab untuk memelihara anak, juga pertimbangan lain yang berhubungan dengan sebuah permohonan demi keuntungan yang dibuat oleh atau atas nama anak.<br /><br />Artikel 27<br />1. Pihak Negara mengakui hak setiap anak terhadap standar hidup yang layak bagi perkembangan fisik, mental, spirit, moral, serta sosial anak.<br />2. Orangtua atau pihak lain yang bertanggung jawab atas anak mempunyai tanggungjawab utama untuk mengamankan kondisi-kondisi hidup yang diperlukan bagi perkembangan anak, menurut kemampuan dan kapasitas keuangannya.<br /><br /><em>Tinjauan penempatan periodik<br />Seorang anak yang ditempatkan oleh Negara untuk alasan perawatan, perlindungan atau pengobatan berhak untuk mendapatkan evaluasi atas penempatan tersebut secara teratur.<br />Jaminan sosial<br />Anak mempunyai hak untuk mengambil manfaat dari jaminan sosial termasuk asuransi sosial.<br />Standar hidup<br />Setiap anak mempunyai hak atas standar hidup yang memadai untuk perkembangan sosial, moral, spiritual, mental dan fisiknya. Orang tua mempunyai tanggung jawab utama untuk menjamin bahwa anak mempunyai standar hidup yang memadai. Tugas Negara adalah untuk menjamin bahwa tanggung jawab ini dipenuhi dan tanggung jawab Negara dapat meliputi bantuan materi kepada orang tua dan anaknya.<br />Pendidikan<br />Anak mempunyai hak atas pendidikan dan tugas Negara adalah untuk menjamin bahwa pendidikan dasar adalah bebas biaya dan wajib, untuk mendorong bentuk-bentuk berbeda dari pendidikan menengah yang aksesibel bagi setiap anak dan untuk memberikan pendidikan tinggi untuk semua menurut dasar kapasitasnya. Mata pelajaran sekolah harus konsisten dengan hak-hak dan martabat anak. Negara mengikutsertakan kerja sama internasional untuk melaksanakan hak ini<br />.<br /></em>3. Pihak Negara, menurut kondisi nasional dan dalam sarananya, akan mengambil langkah-langkah tepat untuk membantu orangtua dan pihak lain yang bertanggung jawab atas anak untuk mengimplementasikan hak ini dan jika diperlukan akan memberi bantuan materi dan program-program dukungan, khususnya yang berhubungan dengan makanan bergizi, pakaian serta perumahan.<br />4. Pihak Negara akan mengambil langkah-langkah tepat untuk melindungi penyembuhan pemeliharaan anak dari orangtua atau pihak lain yang mempunyai tanggung jawab keuangan bagi anak, baik itu dalam Pihak Negara dan dari luar Negara. Pada khususnya, dimana seseorang mempunyai tanggung jawab keuangan atas anak tinggal di suatu Negara yang berbeda dari Negara anak itu sendiri, Pihak Negara akan meningkatkan pencapaian persetujuan internasional atau rangkuman dari suatu perjanjian, juga membuat perjanjian tepat lainnya.<br /><br />Artikel 28<br />1. Pihak Negara mengakui hak anak terhadap pendidikan, dan dengan tujuan untuk mencapai hak ini secara progresif dan berdasarkan kesempatan yang sama, secara khusus mereka akan:<br />a) Mewajibkan pendidikan dasar dan tersedia secara cuma-cuma bagi semua;<br />b) Memacu perkembangan berbagai pendidikan umum, termasuk pendidikan kejuruan dan<br />umum, menyediakan dan memudahkannya bagi setiap anak, dan mengambil langkah-langkah tepat seperti pengenalan pendidikan bebas bea dan menawarkan bantuan keuangan jika dibutuhkan;<br />c) Menyediakan kemudahan untuk pendidikan tinggi bagi semua berdasarkan kapasitas dasar dengan setiap sarana yang tepat;<br />d) Membuat informasi kejuruan dan pendidikan serta bimbingan tersedia dan mudah bagi semua anak;<br />e) Mengambil langkah-langkah untuk memacu kehadiran secara teratur di sekolah dan<br />penurunan angka drop-out.<br />2. Pihak Negara akan mengambil langkah-langkah tepat untuuk menjamin bahwa disipiln sekolah disusun secara konsisten dengan martabat anak manusia serta selaras dengan konvensi sekarang.<br />3. Pihak Negara akan meningkatkan dan memacu kerjasama internasional dalam hubungannya dengan pendidikan, khususnya bertujuan memberi kontribusi terhadap penghapusan kebodohan dan buta huruf di seluruh dunia dan memberi kemudahan untuk mengakses ilmu pengetahuan dan pengetahuan teknis serta metode-metode pengajaran modern. Dalam hal ini, pertimbangan khusus mengenai kebutuhan Negara-Negara berkembang akan diambil.<br /><br />Artikel 29<br />1. Pihak Negara menyetujui bahwa pendidikan anak akan diarahkan pada:<br />a) Perkembangan kepribadian, bakat dan kemampuan fisik serta mental anak sepenuhnya dengan segala potensinya;<br />b) Perkembangan penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan fundamental, serta bagi prinsip-prinsip yang diabadikan dalam piagam PBB;<br />c) Perkembangan penghargaan terhadap orangtua anak, identitas budaya, bahasa, serta nilai-nilainya, bagi nilai-nilai nasional di Negara dimana anak itu tinggal, Negara dari mana anak itu berasal, serta dari berbagai peradaban yang berbeda daripadanya;<br />d) Persiapan anak untuk menghadapi kehidupan yang bertanggung jawab dalam lingkungan masyarakat dengan bebas, dengan semangat pengertian, perdamaian, toleransi, persamaan jenis kelamin, persahabatan diantara manusia, kesukuan, kelompok agama dan nasional serta orang-orang pribumi;<br />e) Pengembangan penghargaan bagi lingkungan alami.<br />2. Tidak ada bagian dari artikel ini atau artikel 28 akan ditafsirkan untuk mencampuri kebebasan individu dan badan-badan untuk membangun dan mengarahkan institusi pendidikan, selalu dikaitkan dengan ketaatan prinsip-prinsip yang dimaktub dalam paragraf 1 dari artikel ini dan terhadap persyaratan-persyaratan bahwa pendidikan yang diberikan dalam suatu institusi tertentu akan selaras dengan standar minimum tersebut seperti yang mungkin ditetapkan oleh Negara.<br /><br /><em>Tujuan-tujuan pendidikan<br />Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan pribadi, bakat dan kemampuan mental dan fisik anak seoptimal mungkin. Pendidikan menyiapkan anak untuk kehidupan orang dewasa yang aktif dalam masyarakat yang bebas dan mengangkat penghargaan bagi orang tua anak, identitas budayanya sendiri, bahasa dan nilai-nilainya dan untuk latar belakang budaya dan nilai-nilai orang lain.<br /><br /></em>Artikel 30<br />Di Negara-Negara dimana kesukuan, agama atau bahasa minoritas atau orang pribumi berada, seorang anak yang berasal dari minoritas tertentu atau pribumi tidak akan dilanggar haknya, dalam komunitas dengan anggota-anggota lain dalam kelompoknya, untuk menikmati kebudayaannya sendiri, untuk menganut dan mempraktekan agamanya sendiri, atau menggunakan bahasanya sendiri.<br /><br />Artikel 31<br />1. Pihak Negara mengakui hak anak untuk beristirahat dan berlibur, untuk melakukan aktivitas rekreasi dan bermain yang tepat sesuai denga usia anak dan untuk berpartisipasi dengan bebas dalam kehidupan budaya dan seni.<br />2. Pihak Negara akan menghargai dan menjungjung hak anak untuk berpartisipasi penuh dalam kehidupan seni dan budaya serta akan memacu pemberian kesempatan yang sama dan sesuai untuk budaya, seni, aktivitas hiburan dan rekreasi.<br /><br />Artikel 32<br />1. Pihak Negara mengakui hak anak untuk dilindungi dari eksploitasi ekonomi dan dari melakukan suatu pekerjaan yang bisa berbahaya atau mengganggu pendidikannya, atau berbahaya bagi kesehatan anak atau perkembangan fisik, mental, spirit, moral atau sosial.<br />2. Pihak Negara akan mengambil langkah-langkah legislatif, administrasi, sosial dan pendidikan untuk menjamin implementasi artikel ini. Akhirnya, dan yang berhubungan dengan penyediaan alat-alat internasional yang relevan, Pihak Negara secara khusus akan ;<br />a) Memberi usia minimum untuk diperbolehkan bekerja;<br />b) Memberikan peraturan kondisi dan jam kerja yang sesuai;<br />c) Memberikan hukuman atau sangsi yang tepat untuk menjamin pelaksanaan artikel ini.<br /><br /><em>Anak-anak minoritas atau penduduk asli Anak-anak dari masyarakat minoritas dan<br />penduduk asli mempunyai hak untuk menikmati kebudayaan mereka dan untuk menjalankan agama dan bahasanya sendiri.<br />Waktu luang, rekreasi dan kegiatan-kegiatan budaya<br />Anak mempunyai hak atas waktu luang, bermain dan ikut serta dalam kegiatan artistik dan kebudayaan<br />Pekerja anak<br />Anak mempunyai hak untuk dilindungi dari pekerjaan yang mengancam kesehatan,<br />pendidikan atau perkembangan mereka. Negara menetapkan usia minimum untuk<br />bekerja dan mengatur persyaratan atau ketentuan kerja.<br /><br /></em><br />Artikel 33<br />Pihak Negara akan melaksanakan semua langkah tepat, termasuk langkah-langkah legislatif, administrasi, social dan pendidikan, untuk melindungi anak dari penggunaan narkotik dan bahan-bahan psychotropic secara tidak sah seperti yang dijelaskan dalam perjanjian internasional yang relevan, serta mencegah penggunaan anak dalam produksi dan penjualan zat-zat tertentu yang tidak sah.<br /><br />Artikel 34<br />Pihak Negara akan melindungi anak dari segala bentuk eksploitasi seksual dan penganiayaan seksual. Untuk tujuan ini, Pihak Negara khususnya akan mengambil langkah-langkah nasional, bilateral dan multilateral yang tepat untuk mencegah;<br />a) Paksaan atau bujukan terhadap anak untuk melakukan suatu aktifitas sexual yang<br />melanggar hukum;<br />b) Eksploitasi penggunaan anak dalam prostitusi atau prakte-praktek seksual yang melanggar hukum lainnya;<br />c) Eksploitasi penggunaan anak dalam pertunjukan dan bahan-bahan pornografi.<br /><br />Artikel 35<br />Pihak Negara akan mengambil langkah-langkah tepat secara nasional, bilateral dan multilateral untuk mencegah penculikan, penjualan atau perdagangan anak untuk tujuan apapun atau dalam bentuk apapun.<br /><br />Artikel 36<br />Pihak Negara akan melindungi anak dari bentuk-bentuk eksploitasi lainnya yang merugikan terhadap aspek-aspek kesejahteraan anak.<br /><br />Artikel 37<br />Pihak Negara akan menjamin bahwa:<br />a) Tidak ada anak yang akan dikenakan penyiksaan atau kekejaman lainnya, ketidakmanusiawian atau penghinaan atau hukuman. Baik itu hukuman Negara ataupun penjara seumur hidup tanpa kemungkinan bebas tidak akan dijatuhkan bagi pelanggaran yang dilakukan oleh orang dibawah usia 18 tahun;<br /><br /><em>Penyalahgunaan obat-obatan<br />Anak-anak mempunyai hak atas perlindungan dari penggunaan narkotik dan obat psikotropik dan dari keterlibatan dalam produksi atau distribusinya.<br />Eksploitasi seksual<br />Negara melindungi anak-anak dari eksploitasi dan penganiayaan seksual termasuk pelacuran dan keterlibatan dalam pornografi.<br />Penjualan, perdagangan dan penculikan<br />Ini merupakan kewajiban Negara untuk melakukan setiap upaya untuk mencegah penjualan, perdagangan dan penculikan anak.<br />Bentuk eksploitasi lainnya<br />Anak mempunyai hak atas perlindungan dari semua bentuk eksploitasi yang<br />merugikan aspek kesejahteraan anak manapun yang tidak dicakup dalam artikel<br />32, 33, 34 dan 35.<br />Penyiksaan dan pencabutan kebebasan<br />Tidak ada anak yang diperkenankan menjalani penyiksaan, perlakuan kejam atau<br />hukuman, penangkapan di luar hukum atau pencabutan kebebasan. Baik hukuman mati dan penjara seumur hidup tanpa kemungkinan untuk dibebaskan, dilarang bagi pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang di bawah 18 tahun. Anak yang dicabut kebebasannya harus dipisahkan dariorang dewasa kecuali dianggap dalam kepentingan terbaik anak untuk tidak dilakukan. Seorang anak yang ditahan akan mempunyai pendamping legal atau lainnya juga kontak dengan keluarga.<br /><br /></em>b) Tidak ada anak yang akan dihilangkan kebebasannya secara tidak sah atau sewenang-wenang. Penangkapan, penahanan, atau memenjarakan seorang anak akan disesuaikan dengan hukum dan hanya akan digunakan sebagai suatu ukuran sumber bantuan terakhir dan untuk jangka waktu yang paling pendek ;<br />c) Setiap anak yang hilang kebebasannya akan diperlakukan secara kemanusiaan serta menghargai martabat seorang manusia yang melekat, dan dengan mempertimbangkan kebutuhan orang sesuai dengan usianya. Pada khususnya, setiap anak yang hilang kebebasannya akan dipisahkan dari orang dewasa kecuali jika dianggap menurut kebutuhan terbaik anak tidak melakukan hal demikian dan akan mempunyai hak untuk tetap berhubungan dengan keluarganya melalui korespondensi dan kunjungan, aman berada dalam keadaan pengecualian;<br />d) Setiap anak yang hilang kebebasannya akan mempunyai hak untuk mendapatkan bantuan legal dan tepat, juga hak untuk menentang sahnya pencabutan kebebasannya didepan pengadilan atau otoritas kompeten, independen, dan netral lain, dan untuk mengambil keputusan dari tindakan tersebut.<br /><br />Artikel 38<br />1. Pihak Negara berusaha menghormati dan menjamin penghargaan terhadap peraturan-peraturan hokum kemanusiaan internasional yang dapat diterapkan padanya dalam konflik senjata yang relevan dengan anak.<br />2. Pihak Negara akan mengambil langkah-langkah nyata bahwa orang yang belum mencapai usia 15 tahun tidak boleh berpartisipasi langsung dengan peperangan.<br />3. Pihak Negara akan menahan diri untuk merekrut orang yang belum mencapai usia 15 tahun ke dalam angkatan bersenjata. Dalam merekrut orang-orang tersebut yang telah mencapai usia 15 tahun tapi belum mencapai usia 18 tahun, Pihak Negara akan berusaha memberikan prioritas bagi mereka yang paling tua.<br />4. Sesuai dengan kewajibannya dalam hukumkemanusiaan internasional untuk melindungi masyarakat sipil dalam konflik bersenjata, Pihak Negara akan mengambil semua langkah-langkah nyata untuk menjamin perlindungan dan pemlihran anak-anak yang terlibat dalam konflik senjata<br /><br /><em>Konflik bersenjata<br />Pihak Negara harus mengambil semua tindakan yang memungkinkan untuk menjamin bahwa anak-anak di bawah umur 15 tahun tidak ikut serta secara langsung dalam perang. Tidak ada anak di bawah umur 15 tahun yang direkrut ke dalam angkatan bersenjata. Negara juga menjamin perlindungan dan pengasuhan anak-anak yang menderita akibat konflik bersenjata seperti yang dijelaskan dalam hokum internasional yang relevan.<br /><br /></em>Artikel 39<br />Pihak Negara akan mengambil langkah-langkah tepat untuk meningkatkan penyembuhan psychologis dan fisik serta reintegrasi sosial seorang anak yang merupakan korban dari; segala bentuk kesewenang-wenangan, eksploitasi, atau penyiksaan; penganiayaan atau bentuk kekejaman lainnya, perlakuan tidak manusiawi atau penghinaan atau penghukuman; atau konflik senjata. Penyembuhan dan reintegrasi tersebut harus berlangsung dalam suatu lingkungan yang mendukung kesehatan, penghargaan diri dan martabat anak.<br /><br />Artikel 40<br />1. Pihak Negara mengakui hak setiap anak yang telah dinyatakan, dituduh, atau diakui telah melanggar hukum pidana diperlakukan secara konsisten dengan peningkatan martabat dan kebaikan anak, yang memperkuat kepentingan anak bagi hak-hak asasi manusia dan kebebasan fundamental orang lainnya dan dengan mempertimbangkan usia anak serta keinginan meningkatkan reintegrasi anak dan anggapan anak terhadap peranannya yang berguna dalam masyarakat.<br />2. Pada akhirnya, sehubungan dengan ketetapan relevan dari instrumen internasional, Pihak Negara secara khusus akan menjamin bahwa :<br />a) Tidak ada anak yang dinyatakan , dituduh, atau diakui telah melanggar hukum pidana dengan alasan tindakan atau kelalaian yang dilarang oleh hukum internasional atau nasional pada saat mereka terlibat;<br />b) Setiap anak yang dinyatakan atau dituduh telah melanggar hukum pidana paling tidak mempunyai jaminan berikut :<br />i. Dianggap tidak berdosa sampai terbukti bersalah menurut hukum;<br />ii. Diberitahu dengan cepat dan langsung tentang tuduhan-tuduhan terhadapnya, dan, bila memungkinkan, melalui orangtuanya atau perwalian legal, dan mendapat bantuan tepat dan legal dalam mempersiapkan dan mengajukan pembelaan;<br /><br /><br /><em>Rawatan atau Pengasuhan rehabilitatif<br />Negara mempunyai sebuah kewajiban untuk menjamin bahwa anak korban konflik bersenjata, penyiksaan, pengabaian, penganiayaan atau eksploitasi menerima pengobatan yang tepat untuk kesembuhannya dan re-integrasi sosial.<br />Administrasi peradilan anak muda<br />Seorang anak yang bermasalah dengan hukum mempunyai hak atas perlakuan yang meningkatkan martabat dan harga diri anak, mempertimbangkan usia anak dan mentargetkan untuk mengintegrasikannya kembali ke masyarakat. Anak berhak atas jaminan dasar juga pendamping legal atau lainnya untuk pembelaannya. Pengadilan dan penempatan institusional/penjara akan dihindarkan jika memungkinkan.<br /><br /></em>iii. Agar masalah tersebut diselesaikan tanpa penundaan oleh otoritas kompeten, independen, netral atau badan hokum dalam sidang yang adil sesuai dengan hukum, dengan keberadaan bantuan legal dan yang lainnya dan, kecuali jika dianggap bukan merupakan kepentingan terbaik anak, khususnya dengan mempertimbangkan situasi atau usia, orangtuanya atau wali sah;<br />iv. Tidak dipaksa untuk memberi kesaksian atau mengakui kesalahan; untuk menguji atau diuji kesaksian yang berlawanan dan untuk memperoleh keikutsertaan dan pengujian saksi-saksi mengatasnamakannya berdasarkan kondisi persamaan;<br />v. Jika dianggap melanggar hukum pidana, untuk mengambil keputusan ini dan langkah-langkah lain yang mempunyai konsekuensinya maka harus dipertimbangkan oleh otoritas kompeten, independen, dan netral atau badan hokum menurut hukum;<br />vi. Memperoleh bantuan cuma-cuma dari seorang alih bahasa jika seorang anak tidak bisa memahami atau berbicara bahasa yang digunakan;<br />vii. Memperoleh perlindungan sepenuhnya terhadap rahasia pribadinya dalam setiap tahap proses pelaporan.<br />3. Pihak Negara akan terus meningkatkan pelaksanaan hukum, prosedur, otoritas-otoritas dan institusi terutama yang dapat diterapkan pada anak yang dinyatakan, dituduh, diakui telah melanggar hokum pidana, serta pada khususnya :<br />a) Penetapan usia minimum dibawah dimana anak akan dianggap tidak memiliki kapasitas<br />melanggar hukum pidana;<br />b) Bila sesuai dan dikehendaki, langkah-langkah untuk menangani anak tersebut tanpa terpaksa melakukan proses hukum, dengan menimbang hak asasi manusia dan perlindungan legal sepenuhnya dijungjung tinggi.<br />4. Suatu variasi penempatan, seperti pemeliharaan, perwalian dan tatanan pengawasan; bimbingan, masa percobaan; pengangkatan; pendidikan dan program-program training kejuruan dan alternatif lain terhadap pemeliharaan institusional harustersedia untuk menjamin bahwa anak ditangani secara tepat untuk kesejahteraannya serta seimbang baik menurut keadaan dan pelanggarannya.<br /><br />Artikel 41<br />Tidak ada dalam konvensi ini yang akan mempengaruhi suatu ketetapan yang lebih kondusif terhadap realisasi hak-hak anak dan yang dapat termuat dalam:<br />a) Hukum suatu Pihak Negara; atau<br />b) Hukum internasional dalam angkatan bersenjata bagi Negara tersebut.<br /><br />Bagian II<br />Artikel 42<br />Pihak Negara berusaha untuk membuat prinsip-prinsip dan ketetapan konvensi dari konvensi yang sudah dikenal luas, dengan cara tepat dan aktif, bagi orang dewasa dan anak-anak.<br /><br />Artikel 43<br />1. Untuk tujuan menguji kemajuan yang dibuat oleh Pihak Negara dalam memperoleh realisasi tugas yang dijalankan dalam konvensi ini, harus ada sebuah komite yang dibuat untuk hak-hak anak, yang akan menjalankan fungsi yang diberikan selanjutnya.<br />2. Komite tersebut akan terdiri dari 10 ahli bermoral tinggi dan berkemampuan yang diakui dalam bidangnya yang termasuk dalam konvensi ini.<br />Anggota anggota komite ini akan dipilih oleh Pihak Negara diantara bangsa-bangsanya dan akan membantu kapasitas pribadinya, pertimbangan diberikan pada distribusi geograpis yang pantas, juga pada sistem legal yang utama.<br />3. Anggota-anggota komite akan dipilih dengan suara rahasia berdasarkan daftar orang-orang yang dinominasikan oleh Pihak Negara. Setiap Pihak Negara boleh menominasikan seorang diantara bangsa-bangsa mereka<br /><br /><em>Penghormatan atas standar yang lebih tinggi<br />Bilamana ketetapan standar dalam hokum nasional dan internasional yang berlaku yang relevan dengan hak-hak anak lebih tinggi dari standar dalam Konvensi ini, standar yang lebih tinggi tersebut akan selalu berlaku.<br />Artikel Pelaksanaan dan pemberlakuan<br />Ketetapan dari artikel 42-54 khususnya menegaskan bahwa:<br />(i) Kewajiban Negara untuk membuat hak-hak yang terkandung dalam Konvensi ini diketahui secara luas baik oleh orang dewasa maupun anak-anak.<br />(ii) Pembentukan Komite untuk Hak-hak Anak terdiri dari sepuluh ahli, yang akan mempertimbangkan laporan yang harus diserahkan Pihak Negara dari Konvensi ini dua tahun setelah ratifikasi dan setiap lima tahun kemudian. Konvensi berlaku – dan oleh karena itu Komite akan dibentuk setelah 20 Negara telah meratifikasinya.<br />(iii) Pihak Negara harus membuat laporannya tersedia secara luas bagi masyarakat umum.<br />(iv) Komite dapat mengajukan bahwa penelitian khusus dilakukan atas masalah spesifik yang berhubungan dengan hak-hak anak, dan dapat menyebarkan evaluasinya agar diketahui setiap Pihak Negara yang berkaitan dan juga Dewan Jenderal PBB.<br /><br /></em>4. Pemilihan awal untuk komite akan dilangsungkan tidak lebih dari 6 bulan setelah tanggal masuknya kekuatan konvensi ini dan kemudian setiap tahun kedua. Paling sedikit 4 bulan sebelum tanggal tiap pemilihan, sekjen PBB akan mengirim surat pada Pihak Negara dan mengundangnya untuk menyerahkan nominasi-nominasinya dalam waktu 2 bulan. Kemudian sekjen PBB akan mempersiapkan daftar dalam susunan alfabet dari semua orang yang dinominasikan, menunjukan semua Pihak Negara yang telah menominasikan mereka, dan menyerahkannya ke Pihak Negara untuk konvensi ini.<br />5. Pemilihan akan diselenggarakan pada sidang-sidang Pihak Negara yang dirapatkan oleh sekjen di markas besar PBB. Pada sidang-sidang tersebut, dimana 2/3 Pihak Negara akan mengangkat suatu quorum, orang yang dipilih untuk komite akan merupakan yang memperoleh jumlah suara terbesar dan mayoritas suara yang mutlak dari perwakilan-perwakilan Pihak Negara yang hadir dan memberi suara.<br />6. Anggota-anggota komite akan dipilih untuk jangka waktu 4 tahun. Mereka harus memenuhi syarat untuk pemilihan kembali jika dinominasikan. Masa dari lima anggota yang dipilih pada pemilihan pertama akan habis pada akhir dua tahun; segera setelah pemilihan pertama, nama-nama dari kelima anggota tersebut akan dipilih secara terpisah oleh banyak pemimpin sidang.<br />7. Jika ada seorang anggota komite meninggal atau mengundurkan diri atau menyatakan bahwa karena sebab-sebab lain dia tidak lagi bisa melakukan tugas-tugas komite, Pihak Negara yang menominasikan anggota tersebut akan menunjuk ahli lain dari sekian banyak bangsa untuk membantu dalam sisa masa tersebut, harus berdasarkan persetujuan komite.<br />8. Komite akan menetapkan peraturan prosedurnya sendiri.<br />9. Komite akan memilih staf-stafnya sendiri untuk jangka waktu dua tahun.<br />10. Pertemuan-pertemuan komite biasanya akan diselenggarakan di markas besar PBB atau di tempat lain yang nyaman seperti yang ditentukan oleh komite. Komite biasanya akan bertemu setiap tahun. Lama waktu pertemuan komite tersebut akan ditentukan, dan ditinjau, jika perlu, oleh sebuah rapat Pihak Negara untuk konvensi ini, berdasarkan persetujuan dewan umum<br /><br /><em>(v) Untuk “mengangkat pelaksanaan efektif dari Konvensi tersebut dan untuk mendorong kerja sama internasional”, agensi khusus PBB (seperti ILO, WHO, dan UNESCO) dan UNICEF akan dapat menghadiri pertemuan Komite tersebut. Bersama dengan badan lain yang diakui “kompeten”, termasuk organisasi non pemerintah dengan status konsultatif dengan PBB dan badan PBB seperti UNHCR, mereka dapat menyerahkan informasi yang berkaitan kepada Komite dan diminta untuk memberikan saran tentang pelaksanaan Konvensi yang optimal.<br /><br /></em>11. Sekjen PBB akan menyediakan fasilitas dan staf-staf yang diperlukan untuk pelaksanaan efektif fungsi-fungsi komite dibawah konvensi ini .<br />12. Dengan persetujuan dewan umum, anggota komite yang ditetapkan dalam konvensi ini akan menerima pembayaran dari sumber-sumber PBB dengan syarat-syarat dan peraturan yang diputuskan dewan.<br /><br />Artikel 44<br />1. Pihak Negara menyerahkan laporan-laporan tentang langkah-langkah yang mereka telah ambil yang mempengaruhi hak-hak yang diakui didalamnya dan tentang kemajuan yang dibuat tentang penggunaan hak-hak tersebut, pada komite, melalui sekjen PBB:<br />a) Dalam waktu dua tahun sejak berlakunya konvensi bagi Pihak Negara yang bersangkutan;<br />b) Kemudian setiap lima tahun.<br />2. Laporan-laporan yang dibuat berdasarkan artikel ini akan menunjukan faktor-faktor dan kesulitan-kesulitan, jika ada, mempengaruhi tingkat penyelesaian tugas berdasarkan konvensi ini. Laporan juga akan terdiri dari cukup informasi yang cukup untuk memberi komite pemahaman komprehensif terhadap implementasi konvensi di Negara yang bersangkutan.<br />3. Suatu Pihak Negara yang telah menyerahkan laporan awal komprehensif pada komite tidak perlu, dalam laporan berikutnya yang diserahkan menurut paragraf 1 (b) dari artikel ini, mengulangi informasi dasar yang diberikan sebelumnya.<br />4. Komite boleh meminta informasi lebih jauh yang relevan dengan implementasi konvensi dari Pihak Negara.<br />5. Komite akan menyerahkan laporan-laporan tentang aktivitas-aktivitasnya pada dewan umum, melalui dewan sosial dan ekonomi, setiap dua tahun.<br />6. Pihak Negara akan membuat laporan-laporannya tersedia secara luas bagi masyarakat di Negaranya sendiri.<br /><br />Artikel 45<br />Untuk meningkatkan implementasi efektif dari konvensi dan memacu kerjasama internasional dalam bidang yang tercakup dalam konvensi:<br />a) Agen-agen khusus, dana anak-anak PBB, dan organ-organ PBB lainnya akan ditugaskan untuk diwakilkan pada pertimbangan pelaksanaan ketetapan-ketetapan tersebut pada konvensi ini yang berada dalam cakupan mandatnya. Komite boleh mengundang agen-agen khusus, dana anak-anak PBB dan otritas kompeten, dan organ-organ PBB lainnya jika dianggap tepat untuk memberikan saran kepada para ahli mengenai pelaksanaan konvensi dalam bidang-bidang yang berada dalam cakupan mandatnya. Komite bisa mengundang agen-agen khusus, dana anak-anak PBB dan organ PBB lainnya untuk menyerahkan laporan tentang implementasi konvensi di daerah yang dalam cakupan aktivitasnya;<br />b) Jika dianggap tepat komite akan meneruskannya kepada agen-agen khusus, dana anak-anak PBB dan badan-badan kompeten, laporan-laporan dari Pihak Negara yang mencakup sebuah permohonan, atau menunjukan suatu kebutuhan, bagi bantuan dan saran teknis, bersamaan dengan saran-saran dan observasi komite, jika ada, dalam permohonan dan petunjuk-petunjuk ini;<br />c) Komite itu bisa memberikan rujukan pada dewanumum untuk memohon sekjen untuk menjalankan penelitian-penelitian tentang masalah-masalah khusus yang berhubungan dengan hak-hak anak;<br />d) Komite bisa membuat saran-saran dan rekomendasi umum berdasarkan informasi yang diterima menurut artikel 44 dan 45 dari konvensi ini. Saran-saran tersebut dan rekomendasi umum akan dikirim ke suatu Pihak Negara yang bersangkutan dan dilaporkan ke dewan umum, bersamaan dengan komentar dari Pihak Negara, jika ada.<br /><br />Bagian III<br />Artikel 46<br />Artikel ini akan dibuka bagi tandatangan oleh seluruh Negara.<br /><br />Artikel 47<br />Konvensi ini ditujukan untuk pengesahan. Alat-alat pengesahan akan disimpan dengan sekjen PBB.<br /><br />Artikel 48<br />Konvensi ini akan tetap terbuka bagi penyetujuan oleh suatu Negara. Alat-alat penyetujuan akan disimpan bersama dengan sekjen PBB<br /><br />Artikel 49<br />1. Konvensi ini akan mulai mempunyai kekuatan pada hari ke 30 sejak tanggal penyimpanan alat pengesahan atau penyetujuan ke 20.<br />2. Karena tiap Negara mengesahkan atau menyetujui konvensi setelah penyimpanan alat pengesahan atau penyetujuan ke 20, konvensi akan mulai mempunyai kekuatan pada hari ke 30 setelah penyimpanan alat-alat pengesahan atau penyetujuanoleh Negara tersebut.<br /><br />Artikel 50<br />1. Suatu Pihak Negara boleh mengajukan amandemen dan merangkainya bersama dengan sekjen PBB. Sekjen kemudian akan membahas amandemen yang diajukan ke Pihak Negara, dengan permohonan bahwa mereka menunjukan apakah mereka menginginkan sebuah konferensi Pihak Negara untuk tujuan mempertimbangkan dan memberikan suara terhadap proposal tersebut. Kalau sekiranya, dalam waktu 4 bulan sejak tanggal pembahasan tersebut, paling sedikit 1/3 dari Pihak Negara yang menginginkan konferensi tersebut, sekjen akan mengadakan konferensi di bawah pimpinan PBB.<br />Suatu amandemen yang diadaptasikan oleh mayoritas Pihak Negara yang hadir dan memberi suara pada konferensi akan diserahkan pada dewan umum untuk persetujuan.<br />2. Suatu amandemen yang diadaptasikan menurut paragraf 1 dari artikel ini akan memiliki kekuatan jika sudah disetujui oleh dewan umum PBB dan diterima oleh 2/3 mayoritas Pihak Negara.<br />3. Bila suatu amandemen memiliki kekuatan, amandemen tersebut akan mengikat Pihak Negara tersebut yang telah menerimanya, Pihak Negara lain masih terikat oleh ketetapan konvensi ini dan amandemen-amandemen yang lebih awal yang telah mereka terima.<br /><br />Artikel 51<br />1. Sekjen PBB akan menerima dan mengedarkannya ke seluruh Negara teks syarat-syarat yang dibuat oleh Negara-Negara pada waktu pengesahan atau penyetujuan.<br />2. Suatu persyaratan yang tidak sesuai dengan obyek dan maksud konvensi ini tidak akan diijinkan.<br />3. Syarat-syarat tersebut dapat ditarik kapanpun dengan pemberitahuan mengenai hasilnya ke Sekjen PBB, yang kemudian akan memberitahukan ke seluruh Negara. Pemberitahuan tersebut akan berpengaruh pada tanggal diterimanya oleh Sekjen.<br /><br />Artikel 52<br />Suatu Pihak Negara bisa menggugat konvensi ini dengan pemberitahuan tertulis ke Sekjen PBB. Pengaduan ini menjadi efektif satu tahun setelah tanggal diterimanya pemberitahuan oleh sekjen.<br /><br />Artikel 53<br />Sekjen PBB dirancang sebagai tempat penyimpanan konvensi ini.<br /><br />Artikel 54<br />Konvensi yang asli, dimana seluruh teksnya dalam bahasa arab, cina, inggris, perancis, rusia dan spanyol sama aslinya, akan disimpan bersama sekjen PBB.<br />Dengan kesaksian dari para perwakilan yang dikuasakan, yang diberikan kewenangan penuh oleh pemerintah masing-masing, telah menandatangani konvensi ini.<br /><br /><br />======= ***=======</span></div><div align="justify"><span style="color: rgb(153, 0, 0);"></span> </div><div align="justify"><span style="color: rgb(153, 0, 0);"></span> </div><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"></span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"></span><br /></div>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-55217357932570585642007-05-16T12:29:00.000-07:002007-05-16T13:18:49.479-07:00Legenda Surabaya Yang mengerikan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO3p3f5QuZ7I9xOy4Zuw0CTuiG2vXGvw9oPMoPlwswWqWXXuTHw_AxapClIRqxdcZc2-_EedY6c6XBv-g06HfxlNXEPDOXFjbWjELJfn_a0pih0VsBt62TSewRDv60y-EFgtRppqZJlt4/s1600-h/logo-sby.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 192px; height: 161px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO3p3f5QuZ7I9xOy4Zuw0CTuiG2vXGvw9oPMoPlwswWqWXXuTHw_AxapClIRqxdcZc2-_EedY6c6XBv-g06HfxlNXEPDOXFjbWjELJfn_a0pih0VsBt62TSewRDv60y-EFgtRppqZJlt4/s320/logo-sby.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5065253956512998034" border="0" /></a>Papinto mengucapkan Selamat ULTAH Kota Surabaya yang ke-704<br /><br />Menerima panggilan mendongeng dari TK St. Aloysius di Jl. Jemur Andayani amat menyenangkan. Pagi itu aku disambut oleh Ibu kepala Sekolah dan diajak ngobrol seputar kreatifitas anak didik di TK itu, beliau menerangkan hampir 70% muridnya adalah dari kalangan Tionghoa yang tentu saja rata-rata memiliki kehidupan yang mapan. Oya selama ini aku selalu mendongeng di TK pribumi, jadi sekarang aku bisa membedakan tingkah, kreatifitas dan keberanian anak2 itu. Ceritanya kupilih Legenda Kota Surabaya yang berisi tentang<span style="font-style: italic;"> perkelahian antara buaya dan ikan hiu, oleh karena tak ada yang kalah dan menang walaupun tubuh mereka sudah berdarah darah bahkan konon perkelahian itu telah menimbulkan warna merah darah di air kali</span> <span style="font-style: italic;">Surabaya</span>. Beranikah aku mendongengkan tentang kisah yang berisi kekerasan itu? ternyata aku tak berani sebab anak2 harus dilindungi dari "masukan" atau visi2 yang mengandung nilai2 kekerasan. Jangan sampai kengerian itu akan terekam dan mempengaruhi emosinya kelak. Aku berpendapat bahwa pikiran anak ibarat kaset kosong yang belum mampu memilah milah mana "masukan" yang pantas dan tidak untuk dikonsumsi. Ya, mereka belum memiliki "filter" yang pas untuk menyaring kebaikan dan keburukan. Agar acaranya penuh gelak tawa, maka <span style="font-style: italic;">dongeng perkelahian</span> itu kuubah menjadi <span style="font-style: italic;">kisah perlombaan</span> siapa yang lebih dahulu menggigit ekor masing2 binatang, maka ia berhak jadi pemenang dan akan menguasai wilayah air kali Surabaya.Ternyata anak2 tertawa terpingkal pingkal ketika kuperagaan buaya menggigit ekor hiu dengan mulut ternganga demikian sebaliknya, sehingga kedua binatang itu hanya berputar putar saja kekiri dan kekanan. Cerita kedua kupilih dongeng binatang/fabel dengan cerita "akibat salah membuang kulit pisang" disertai peragaan boneka. Faktanya sepanjang pengalamanku ternyata anak2 yang lebih mapan kehidupannya itu lebih penurut pada Guru atau orang yang dituakan, tidak seperti anak2 pribumi menengah bawah yang rata2 lumayan bandel. Ayo lindungi anak2 kita dari visi2 keras yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya. Alhamdullilah, sukses pertunjukkanku!!!<br /><br /><div class="Section1"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style="color: black;">Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU)</span></b><b><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style="color: black;">Oleh:<span style=""> </span>PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA</span></b><b><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style="color: black;">Nomor: 23 TAHUN 2002 (23/2002)</span></b><b><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style="color: black;">Tanggal: 22 OKTOBER 2002 (JAKARTA)</span></b><b><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style="color: black;">Sumber: LN 2002/109; TLN NO 4235</span></b><b><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style="color: black;">Tentang: PERLINDUNGAN ANAK</span></b><b><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style="color: black;">DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA</span></b><b><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style="color: black;">PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,</span></b><b><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="color: black;"><span style=""> </span></span></b><b><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><u><span style="color: black;">Menimbang:</span></u></b><b><u><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></u></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman";">a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kesejahteraan tiap-tiap warga negaranya, termasuk perlindungan terhadap hak anak yang merupakan hak asasi manusia; <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span style="color: black;">b. bahwa anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span style="color: black;">c. bahwa anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span style="color: black;">d. bahwa agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka ia perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak mulia, perlu dilakukan upaya perlindungan serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span style="color: black;">e. bahwa untuk mewujudkan perlindungan dan kesejahteraan anak diperlukan dukungan kelembagaan dan peraturan perundang-undangan yang dapat menjamin pelaksanaannya; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span style="color: black;">f. bahwa berbagai undang-undang hanya mengatur hal-hal tertentu mengenai anak dan secara khusus belum mengatur keseluruhan aspek yang berkaitan dengan perlindungan anak; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span style="color: black;">g. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a, b, c, d, e, dan f perlu ditetapkan Undang-undang tentang Perlindungan Anak; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><u><span style="color: black;">Mengingat:</span></u></b><b><u><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></u></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span style="color: black;">1. Pasal 20, Pasal 20A ayat (1), Pasal 21, Pasal 28B ayat (2), dan Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span style="color: black;">2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3143); </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span style="color: black;">3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on The Elimination of all Forms of Discrimination Against Women) (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3277); </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span style="color: black;">4. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3668); </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span style="color: black;">5. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3670); </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span style="color: black;">6. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1999 tentang Pengesahan ILO Convention No. 138 Concerning Minimum Age for Admission to Employment (Konvensi ILO mengenai Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja) (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3835); </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span style="color: black;">7. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886); </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span style="color: black;">8. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan ILO Convention No. 182 Concerning The Prohibition and Immediate Action for The Elimination of The Worst Forms of Child Labour (Konvensi ILO No. 182 mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak) (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3941);<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">Dengan persetujuan bersama</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">DAN</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">MEMUTUSKAN:</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN ANAK.</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">BAB I </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">KETENTUAN UMUM </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 1 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">2. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">3. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">4. Orang tua adalah ayah dan/atau ibu kandung, atau ayah dan/atau ibu tiri, atau ayah dan/atau ibu angkat. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">5. Wali adalah orang atau badan yang dalam kenyataannya menjalankan kekuasaan asuh sebagai orang tua terhadap anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">6. Anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">7. Anak yang menyandang cacat adalah anak yang mengalami hambatan fisik dan/atau mental sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">8. Anak yang memiliki keunggulan adalah anak yang mempunyai kecerdasan luar biasa, atau memiliki potensi dan/atau bakat istimewa. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">9. Anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan, dan membesarkan anak tersebut, ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">10. Anak asuh adalah anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga, untuk diberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan kesehatan, karena orang tuanya atau salah satu orang tuanya tidak mampu menjamin tumbuh kembang anak secara wajar. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">11. Kuasa asuh adalah kekuasaan orang tua untuk mengasuh, mendidik, memelihara, membina, melindungi, dan menumbuhkembangkan anak sesuai dengan agama yang dianutnya dan kemampuan, bakat, serta minatnya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">12. Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">13. Masyarakat adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan organisasi sosial dan/atau organisasi kemasyarakatan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">14. Pendamping adalah pekerja sosial yang mempunyai kompetensi profesional dalam bidangnya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">15. Perlindungan khusus adalah perlindungan yang diberikan kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan, penjualan, perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, anak yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran.<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">16. Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">17. Pemerintah adalah Pemerintah yang meliputi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">BAB II </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">ASAS DAN TUJUAN </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 2 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945 serta prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak-Hak Anak meliputi: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">a. nondiskriminasi; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">b. kepentingan yang terbaik bagi anak; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">d. penghargaan terhadap pendapat anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 3 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">BAB III </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">HAK DAN KEWAJIBAN ANAK </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 4 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 5 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 6 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 7 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuanya sendiri. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 8 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 9 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 10 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 11 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 12 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 13 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>a. diskriminasi; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>c. penelantaran; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>e. ketidakadilan; dan </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>f. perlakuan salah lainnya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala bentuk perlakuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pelaku dikenakan pemberatan hukuman. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 14 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dan/atau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 15 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">a. penyalahgunaan dalam kegiatan politik; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">b. pelibatan dalam sengketa bersenjata; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">c. pelibatan dalam kerusuhan sosial;<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">d. pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan; dan </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">e. pelibatan dalam peperangan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 16 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(3) Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 17 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>a. mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari orang dewasa; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>b. memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku; dan </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>c. membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 18 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 19 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap anak berkewajiban untuk: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">a. menghormati orang tua, wali, dan guru; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">b. mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">c. mencintai tanah air, bangsa, dan negara; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">d. menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">e. melaksanakan etika dan akhlak yang mulia. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">BAB IV </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Bagian Kesatu </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Umum </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 20 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Bagian Kedua </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Kewajiban dan Tanggung Jawab </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Negara dan Pemerintah </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 21 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Negara dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab menghormati dan menjamin hak asasi setiap anak tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak, dan kondisi fisik dan/atau mental. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 22 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Negara dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan perlindungan anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 23 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Negara dan pemerintah menjamin perlindungan, pemeliharaan, dan kesejahteraan anak dengan memperhatikan hak dan kewajiban orang tua, wali, atau orang lain yang secara hukum bertanggung jawab terhadap anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Negara dan pemerintah mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 24 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Negara dan pemerintah menjamin anak untuk mempergunakan haknya dalam menyampaikan pendapat sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasan anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Bagian Ketiga </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Kewajiban dan Tanggung Jawab Masyarakat </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 25 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Kewajiban dan tanggung jawab masyarakat terhadap perlindungan anak dilaksanakan melalui kegiatan peran masyarakat dalam penyelenggaraan perlindungan anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Bagian Keempat </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Kewajiban dan Tanggung Jawab<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Keluarga dan Orang Tua </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 26 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>a. mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>b. menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya; dan </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Dalam hal orang tua tidak ada, atau tidak diketahui keberadaannya, atau karena suatu sebab, tidak dapat melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya, maka kewajiban dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat beralih kepada keluarga, yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">BAB V </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">KEDUDUKAN ANAK </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Bagian Kesatu </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Identitas Anak </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 27 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Identitas diri setiap anak harus diberikan sejak kelahirannya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Identitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dituangkan dalam akta kelahiran. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(3) Pembuatan akta kelahiran didasarkan pada surat keterangan dari orang yang menyaksikan dan/atau membantu proses kelahiran. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(4) Dalam hal anak yang proses kelahirannya tidak diketahui, dan orang tuanya tidak diketahui keberadaannya, pembuatan akta kelahiran untuk anak tersebut didasarkan pada keterangan orang yang menemukannya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 28 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Pembuatan akta kelahiran menjadi tanggung jawab pemerintah yang dalam pelaksanaannya diselenggarakan serendah-rendahnya pada tingkat kelurahan/desa. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Pembuatan akta kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus diberikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal diajukannya permohonan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(3) Pembuatan akta kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak dikenai biaya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(4) Ketentuan mengenai tata cara dan syarat-syarat pembuatan akta kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur dengan peraturan perundang-undangan.<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Bagian Kedua </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Anak yang Dilahirkan dari<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Perkawinan Campuran </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 29 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Jika terjadi perkawinan campuran antara warga negara Republik Indonesia dan warga negara asing, anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut berhak memperoleh kewarganegaraan dari ayah atau ibunya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Dalam hal terjadi perceraian dari perkawinan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), anak berhak untuk memilih atau berdasarkan putusan pengadilan, berada dalam pengasuhan salah satu dari kedua orang tuanya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(3) Dalam hal terjadi perceraian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), sedangkan anak belum mampu menentukan pilihan dan ibunya berkewarganegaraan Republik Indonesia, demi kepentingan terbaik anak atau atas permohonan ibunya, pemerintah berkewajiban mengurus status kewarganegaraan Republik Indonesia bagi anak tersebut. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">BAB VI </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">KUASA ASUH </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 30 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Dalam hal orang tua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, melalaikan kewajibannya, terhadapnya dapat dilakukan tindakan pengawasan atau kuasa asuh orang tua dapat dicabut. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Tindakan pengawasan terhadap orang tua atau pencabutan kuasa asuh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui penetapan pengadilan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 31 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Salah satu orang tua, saudara kandung, atau keluarga sampai derajat ketiga, dapat mengajukan permohonan ke pengadilan untuk mendapatkan penetapan pengadilan tentang pencabutan kuasa asuh orang tua atau melakukan tindakan pengawasan apabila terdapat alasan yang kuat untuk itu. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Apabila salah satu orang tua, saudara kandung, atau keluarga sampai dengan derajat ketiga, tidak dapat melaksanakan fungsinya, maka pencabutan kuasa asuh orang tua sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat juga diajukan oleh pejabat yang berwenang atau lembaga lain yang mempunyai kewenangan untuk itu. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(3) Penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat menunjuk orang perseorangan atau lembaga pemerintah/masyarakat untuk menjadi wali bagi yang bersangkutan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(4) Perseorangan yang melaksanakan pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) harus seagama dengan agama yang dianut anak yang akan diasuhnya.<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 32 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) sekurang-kurangnya memuat ketentuan: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">a. tidak memutuskan hubungan darah antara anak dan orang tua kandungnya; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">b. tidak menghilangkan kewajiban orang tuanya untuk membiayai hidup anaknya; dan </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">c. batas waktu pencabutan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">BAB VII </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">PERWALIAN </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 33 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Dalam hal orang tua anak tidak cakap melakukan perbuatan hukum, atau tidak diketahui tempat tinggal atau keberadaannya, maka seseorang atau badan hukum yang memenuhi persyaratan dapat ditunjuk sebagai wali dari anak yang bersangkutan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Untuk menjadi wali anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui penetapan pengadilan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(3) Wali yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) agamanya harus sama dengan agama yang dianut anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(4) Untuk kepentingan anak, wali sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) wajib mengelola harta milik anak yang bersangkutan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(5) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penunjukan wali sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 34 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Wali yang ditunjuk berdasarkan penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, dapat mewakili anak untuk melakukan perbuatan hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk kepentingan yang terbaik bagi anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 35 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Dalam hal anak belum mendapat penetapan pengadilan mengenai wali, maka harta kekayaan anak tersebut dapat diurus oleh Balai Harta Peninggalan atau lembaga lain yang mempunyai kewenangan untuk itu. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Balai Harta Peninggalan atau lembaga lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bertindak sebagai wali pengawas untuk mewakili kepentingan anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(3) Pengurusan harta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) harus mendapat penetapan pengadilan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 36 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Dalam hal wali yang ditunjuk ternyata di kemudian hari tidak cakap melakukan perbuatan hukum atau menyalahgunakan kekuasaannya sebagai wali, maka status perwaliannya dicabut dan ditunjuk orang lain sebagai wali melalui penetapan pengadilan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Dalam hal wali meninggal dunia, ditunjuk orang lain sebagai wali melalui penetapan pengadilan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">BAB VIII </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">PENGASUHAN DAN PENGANGKATAN ANAK </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Bagian Kesatu </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pengasuhan Anak </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 37 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Pengasuhan anak ditujukan kepada anak yang orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anaknya secara wajar, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan oleh perseorangan dan/atau lembaga yang mempunyai kewenangan untuk itu. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(3) Perseorangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) seyogyanya seagama dengan agama anak yang akan diasuh. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(4) Dalam hal lembaga sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berlandaskan agama, anak yang diasuh harus seagama dengan agama yang menjadi landasan lembaga yang bersangkutan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(5) Dalam hal pengasuhan anak dilakukan oleh lembaga yang tidak berlandaskan agama, maka pelaksanaan pengasuhan anak harus memperhatikan agama yang dianut anak yang bersangkutan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(6) Pengasuhan anak oleh lembaga dapat dilakukan di dalam panti atau di luar panti sosial. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 38 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, dilaksanakan tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak, dan kondisi fisik dan/atau mental. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diselenggarakan melalui kegiatan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, dan pendidikan secara berkesinambungan, serta dengan memberikan bantuan biaya dan/atau fasilitas lain, untuk menjamin tumbuh kembang anak secara optimal, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial, tanpa mempengaruhi agama yang dianut anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Bagian Kedua </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pengangkatan Anak </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 39 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Pengangkatan anak hanya dapat dilakukan untuk kepentingan yang terbaik bagi anak dan dilakukan berdasarkan adat kebiasaan setempat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Pengangkatan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidak memutuskan hubungan darah antara anak yang diangkat dan orang tua kandungnya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(3) Calon orang tua angkat harus seagama dengan agama yang dianut oleh calon anak angkat. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(4) Pengangkatan anak oleh warga negara asing hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(5) Dalam hal asal usul anak tidak diketahui, maka agama anak disesuaikan dengan agama mayoritas penduduk setempat. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 40 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Orang tua angkat wajib memberitahukan kepada anak angkatnya mengenai asal usulnya dan orang tua kandungnya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Pemberitahuan asal usul dan orang tua kandungnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan kesiapan anak yang bersangkutan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 41 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Pemerintah dan masyarakat melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengangkatan anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Ketentuan mengenai bimbingan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">BAB IX </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Bagian Kesatu </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Agama </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 42 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Setiap anak mendapat perlindungan untuk beribadah menurut agamanya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Sebelum anak dapat menentukan pilihannya, agama yang dipeluk anak mengikuti agama orang tuanya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 43 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, orang tua, wali, dan lembaga sosial menjamin perlindungan anak dalam memeluk agamanya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Perlindungan anak dalam memeluk agamanya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi pembinaan, pembimbingan, dan pengamalan ajaran agama bagi anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Bagian Kedua </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Kesehatan </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 44 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak, agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Penyediaan fasilitas dan penyelenggaraan upaya kesehatan secara komprehensif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didukung oleh peran serta masyarakat. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(3) Upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, baik untuk pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan.<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(4) Upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselenggarakan secara cuma-cuma bagi keluarga yang tidak mampu. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(5) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 45 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Orang tua dan keluarga bertanggung jawab menjaga kesehatan anak dan merawat anak sejak dalam kandungan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Dalam hal orang tua dan keluarga yang tidak mampu melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pemerintah wajib memenuhinya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(3) Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 46 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib mengusahakan agar anak yang lahir terhindar dari penyakit yang mengancam kelangsungan hidup dan/atau menimbulkan kecacatan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 47 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib melindungi anak dari upaya transplantasi organ tubuhnya untuk pihak lain. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib melindungi anak dari perbuatan: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>a. pengambilan organ tubuh anak dan/atau jaringan tubuh anak tanpa memperhatikan kesehatan anak; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>b. jual beli organ dan/atau jaringan tubuh anak; dan </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>c. penelitian kesehatan yang menggunakan anak sebagai objek penelitian tanpa seizin orang tua dan tidak mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Bagian Ketiga </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pendidikan </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 48 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan dasar minimal 9 (sembilan) tahun untuk semua anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 49 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk memperoleh pendidikan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 50 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 diarahkan pada:<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">a. pengembangan sikap dan kemampuan kepribadian anak, bakat, kemampuan mental dan fisik sampai mencapai potensi mereka yang optimal; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">b. pengembangan penghormatan atas hak asasi manusia dan kebebasan asasi; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">c. pengembangan rasa hormat terhadap orang tua, identitas budaya, bahasa dan nilai-nilainya sendiri, nilai-nilai nasional di mana anak bertempat tinggal, dari mana anak berasal, dan peradaban-peradaban yang berbeda-beda dari peradaban sendiri; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">d. persiapan anak untuk kehidupan yang bertanggung jawab; dan<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">e. pengembangan rasa hormat dan cinta terhadap lingkungan hidup. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 51 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Anak yang menyandang cacat fisik dan/atau mental diberikan kesempatan yang sama dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan biasa dan pendidikan luar biasa. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 52 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan khusus. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 53 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan biaya pendidikan dan/atau bantuan cuma-cuma atau pelayanan khusus bagi anak dari keluarga kurang mampu, anak terlantar, dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Pertanggungjawaban pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) termasuk pula mendorong masyarakat untuk berperan aktif. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 54 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Anak di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman-temannya di dalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Bagian Keempat </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Sosial </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 55 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Pemerintah wajib menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan anak terlantar, baik dalam lembaga maupun di luar lembaga. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Penyelenggaraan pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan oleh lembaga masyarakat. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(3) Untuk menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan anak terlantar, lembaga pemerintah dan lembaga masyarakat, sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), dapat mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(4) Dalam hal penyelenggaraan pemeliharaan dan perawatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), pengawasannya dilakukan oleh Menteri Sosial. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 56 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Pemerintah dalam menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan wajib mengupayakan dan membantu anak, agar anak dapat: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>a. berpartisipasi; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>b. bebas menyatakan pendapat dan berpikir sesuai dengan hati nurani dan agamanya; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>c. bebas menerima informasi lisan atau tertulis sesuai dengan tahapan usia dan perkembangan anak; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>d. bebas berserikat dan berkumpul; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>e. bebas beristirahat, bermain, berekreasi, berkreasi, dan berkarya seni budaya; dan </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>f. memperoleh sarana bermain yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Upaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikembangkan dan disesuaikan dengan usia, tingkat kemampuan anak, dan lingkungannya agar tidak menghambat dan mengganggu perkembangan anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 57 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Dalam hal anak terlantar karena suatu sebab orang tuanya melalaikan kewajibannya, maka lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, keluarga, atau pejabat yang berwenang dapat mengajukan permohonan ke pengadilan untuk menetapkan anak sebagai anak terlantar. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 58 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 sekaligus menetapkan tempat penampungan, pemeliharaan, dan perawatan anak terlantar yang bersangkutan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Pemerintah atau lembaga yang diberi wewenang wajib menyediakan tempat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Bagian Kelima </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Perlindungan Khusus </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 59 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pemerintah dan lembaga negara lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak tereksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan, penjualan dan perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, anak yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 60 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Anak dalam situasi darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 terdiri atas: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">a. anak yang menjadi pengungsi; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">b. anak korban kerusuhan; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">c. anak korban bencana alam; dan </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">d. anak dalam situasi konflik bersenjata. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 61 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi pengungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 huruf a dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum humaniter. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 62 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Perlindungan khusus bagi anak korban kerusuhan, korban bencana, dan anak dalam situasi konflik bersenjata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 huruf b, huruf c, dan huruf d, dilaksanakan melalui: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">a. pemenuhan kebutuhan dasar yang terdiri atas pangan, sandang, pemukiman, pendidikan, kesehatan, belajar dan berekreasi, jaminan keamanan, dan persamaan perlakuan; dan </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">b. pemenuhan kebutuhan khusus bagi anak yang menyandang cacat dan anak yang mengalami gangguan psikososial. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 63 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap orang dilarang merekrut atau memperalat anak untuk kepentingan militer dan/atau lainnya dan membiarkan anak tanpa perlindungan jiwa. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 64 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 meliputi anak yang berkonflik dengan hukum dan anak korban tindak pidana, merupakan kewajiban dan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan melalui: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>a. perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak-hak anak; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>b. penyediaan petugas pendamping khusus anak sejak dini; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>c. penyediaan sarana dan prasarana khusus; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>d. penjatuhan sanksi yang tepat untuk kepentingan yang terbaik bagi anak; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>e. pemantauan dan pencatatan terus menerus terhadap perkembangan anak yang berhadapan dengan hukum; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>f. pemberian jaminan untuk mempertahankan hubungan dengan orang tua atau keluarga; dan </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>g. perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan untuk menghindari labelisasi. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(3) Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan melalui: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>a. upaya rehabilitasi, baik dalam lembaga maupun di luar lembaga; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>b. upaya perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan untuk menghindari labelisasi; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>c. pemberian jaminan keselamatan bagi saksi korban dan saksi ahli, baik fisik, mental, maupun sosial; dan </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>d. pemberian aksesibilitas untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan perkara. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 65 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Perlindungan khusus bagi anak dari kelompok minoritas dan terisolasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 dilakukan melalui penyediaan prasarana dan sarana untuk dapat menikmati budayanya sendiri, mengakui dan melaksanakan ajaran agamanya sendiri, dan menggunakan bahasanya sendiri. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Setiap orang dilarang menghalang-halangi anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk menikmati budayanya sendiri, mengakui dan melaksanakan ajaran agamanya, dan menggunakan bahasanya sendiri tanpa mengabaikan akses pembangunan masyarakat dan budaya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 66 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Perlindungan khusus bagi anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 merupakan kewajiban dan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Perlindungan khusus bagi anak yang dieksploitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>a. penyebarluasan dan/atau sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>b. pemantauan, pelaporan, dan pemberian sanksi; dan </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>c. pelibatan berbagai instansi pemerintah, perusahaan, serikat pekerja, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat dalam penghapusan eksploitasi terhadap anak secara ekonomi dan/atau seksual. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(3) Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan eksploitasi terhadap anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 67 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, dan terlibat dalam produksi dan distribusinya, dilakukan melalui upaya pengawasan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi oleh pemerintah dan masyarakat. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Setiap orang dilarang dengan sengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh melibatkan anak dalam penyalahgunaan, produksi dan distribusi napza sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 68 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Perlindungan khusus bagi anak korban penculikan, penjualan, dan perdagangan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 dilakukan melalui upaya pengawasan, perlindungan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi oleh pemerintah dan masyarakat. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan penculikan, penjualan, atau perdagangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 69 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Perlindungan khusus bagi anak korban kekerasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 meliputi kekerasan fisik, psikis, dan seksual dilakukan melalui upaya: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>a. penyebarluasan dan sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan yang melindungi anak korban tindak kekerasan; dan </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>b. pemantauan, pelaporan, dan pemberian sanksi. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 70 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Perlindungan khusus bagi anak yang menyandang cacat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 dilakukan melalui upaya: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>a. perlakuan anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak anak; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>b. pemenuhan kebutuhan-kebutuhan khusus; dan </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>c. memperoleh perlakuan yang sama dengan anak lainnya untuk mencapai integrasi sosial sepenuh mungkin dan pengembangan individu. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Setiap orang dilarang memperlakukan anak dengan mengabaikan pandangan mereka secara diskriminatif, termasuk labelisasi dan penyetaraan dalam pendidikan bagi anak-anak yang menyandang cacat. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 71 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Perlindungan khusus bagi anak korban perlakuan salah dan penelantaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 dilakukan melalui pengawasan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi oleh pemerintah dan masyarakat. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh melibatkan anak dalam situasi perlakuan salah, dan penelantaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">BAB X </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">PERAN MASYARAKAT </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 72 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Masyarakat berhak memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk berperan dalam perlindungan anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh orang perseorangan, lembaga perlindungan anak, lembaga sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, badan usaha, dan media massa. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 73 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Peran masyarakat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">BAB XI </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 74 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Dalam rangka meningkatkan efektivitas penyelenggaraan perlindungan anak, dengan undang-undang ini dibentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang bersifat independen. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 75 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Keanggotaan Komisi Perlindungan Anak Indonesia terdiri dari 1 (satu) orang ketua, 2 (dua) orang wakil ketua, 1 (satu) orang sekretaris, dan 5 (lima) orang anggota. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Keanggotaan Komisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari unsur pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi sosial, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha, dan kelompok masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(3) Keanggotaan Komisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diangkat dan diberhentikan oleh Presiden setelah mendapat pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun, dan dapat diangkat kembali 1 (satu) kali masa jabatan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kelengkapan organisasi, mekanisme kerja, dan pembiayaan ditetapkan dengan Keputusan Presiden. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 76 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Komisi Perlindungan Anak Indonesia bertugas: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">a. melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan anak, mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan masyarakat, melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi, dan pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan anak; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">b. memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada Presiden dalam rangka perlindungan anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">BAB XII </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">KETENTUAN PIDANA </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 77 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">a. diskriminasi terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami kerugian, baik materiil maupun moril sehingga menghambat fungsi sosialnya; atau </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">b.<span style=""> </span>penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami sakit atau penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 78 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap orang yang mengetahui dan sengaja membiarkan anak dalam situasi darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang tereksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan, anak korban perdagangan, atau anak korban kekerasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, padahal anak tersebut memerlukan pertolongan dan harus dibantu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 79 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap orang yang melakukan pengangkatan anak yang bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1), ayat (2), dan ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 80 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) luka berat, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(3) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) mati, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(4) Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan tersebut orang tuanya.<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 81 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1)<span style=""> </span>Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2)<span style=""> </span>Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 82 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 83 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap orang yang memperdagangkan, menjual, atau menculik anak untuk diri sendiri atau untuk dijual, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 84 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh anak untuk pihak lain dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 85 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Setiap orang yang melakukan jual beli organ tubuh dan/atau jaringan tubuh anak dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan pengambilan organ tubuh dan/atau jaringan tubuh anak tanpa memperhatikan kesehatan anak, atau penelitian kesehatan yang menggunakan anak sebagai objek penelitian tanpa seizin orang tua atau tidak mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 86 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan tipu muslihat, rangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk memilih agama lain bukan atas kemauannya sendiri, padahal diketahui atau patut diduga bahwa anak tersebut belum berakal dan belum bertanggung jawab sesuai dengan agama yang dianutnya dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 87 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap orang yang secara melawan hukum merekrut atau memperalat anak untuk kepentingan militer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 atau penyalahgunaan dalam kegiatan politik atau pelibatan dalam sengketa bersenjata atau pelibatan dalam kerusuhan sosial atau pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan atau pelibatan dalam peperangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 88<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Setiap orang yang mengeksploitasi ekonomi atau seksual anak dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 89 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Setiap orang yang dengan sengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh melibatkan anak dalam penyalahgunaan, produksi atau distribusi narkotika dan/atau psikotropika dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Setiap orang yang dengan sengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh melibatkan anak dalam penyalahgunaan, produksi, atau distribusi alkohol dan zat adiktif lainnya dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan paling singkat 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan denda paling sedikit Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 90 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77, Pasal 78, Pasal 79, Pasal 80, Pasal 81, Pasal 82, Pasal 83, Pasal 84, Pasal 85, Pasal 86, Pasal 87, Pasal 88, dan Pasal 89 dilakukan oleh korporasi, maka pidana dapat dijatuhkan kepada pengurus dan/atau korporasinya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">(2) Pidana yang dijatuhkan kepada korporasi hanya pidana denda dengan ketentuan pidana denda yang dijatuhkan ditambah 1/3 (sepertiga) pidana denda masing-masing sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">BAB XIII </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">KETENTUAN PERALIHAN </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 91 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pada saat berlakunya undang-undang ini, semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan anak yang sudah ada dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">BAB XIV </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">KETENTUAN PENUTUP </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 92 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pada saat berlakunya undang-undang ini, paling lama 1 (satu) tahun, Komisi Perlindungan Anak Indonesia sudah terbentuk. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 93 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">Disahkan di Jakarta</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">pada tanggal 22 Oktober 2002</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">ttd.</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">MEGAWATI SOEKARNOPUTRI</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">Diundangkan di Jakarta</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">pada tanggal 22 Oktober 2002</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">SEKRETARIS NEGARA</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">REPUBLIK INDONESIA,</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">ttd.</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">BAMBANG KESOWO</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2002 NOMOR 109</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">Salinan sesuai dengan aslinya</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">SEKRETARIAT KABINET RI</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">Kepala Biro Peraturan</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">Perundang-undangan II</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">ttd</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: black;">Edy Sudibyo</span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">PENJELASAN </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">ATAS </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">NOMOR 23 TAHUN 2002 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">TENTANG </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">PERLINDUNGAN ANAK </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">UMUM </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-Hak Anak. Dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Meskipun Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia telah mencantumkan tentang hak anak, pelaksanaan kewajiban dan tanggung jawab orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara untuk memberikan perlindungan pada anak masih memerlukan suatu undang-undang mengenai perlindungan anak sebagai landasan yuridis bagi pelaksanaan kewajiban dan tanggung jawab tersebut. Dengan demikian, pembentukan undang-undang ini didasarkan pada pertimbangan bahwa perlindungan anak dalam segala aspeknya merupakan bagian dari kegiatan pembangunan nasional, khususnya dalam memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Orang tua, keluarga, dan masyarakat bertanggung jawab untuk menjaga dan memelihara hak asasi tersebut sesuai dengan kewajiban yang dibebankan oleh hukum. Demikian pula dalam rangka penyelenggaraan perlindungan anak, negara dan pemerintah bertanggung jawab menyediakan fasilitas dan aksesibilitas bagi anak, terutama dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal dan terarah. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Undang-undang ini menegaskan bahwa pertanggungjawaban orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terus-menerus demi terlindunginya hak-hak anak. Rangkaian kegiatan tersebut harus berkelanjutan dan terarah guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. Tindakan ini dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan terbaik bagi anak yang diharapkan sebagai penerus bangsa yang potensial, tangguh, memiliki nasionalisme yang dijiwai oleh akhlak mulia dan nilai Pancasila, serta berkemauan keras menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dan negara. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Upaya perlindungan anak perlu dilaksanakan sedini mungkin, yakni sejak dari janin dalam kandungan sampai anak berumur 18 (delapan belas) tahun. Bertitik tolak dari konsepsi perlindungan anak yang utuh, menyeluruh, dan komprehensif, undang-undang ini meletakkan kewajiban memberikan perlindungan kepada anak berdasarkan asas-asas sebagai berikut: </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">a. nondiskriminasi; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">b. kepentingan yang terbaik bagi anak; </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">d. penghargaan terhadap pendapat anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Dalam melakukan pembinaan, pengembangan dan perlindungan anak, perlu peran masyarakat, baik melalui lembaga perlindungan anak, lembaga keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, dunia usaha, media massa, atau lembaga pendidikan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">PASAL DEMI PASAL </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 1 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 2 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Asas perlindungan anak di sini sesuai dengan prinsip-prinsip pokok yang terkandung dalam Konvensi Hak-Hak Anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Yang dimaksud dengan asas kepentingan yang terbaik bagi anak adalah bahwa dalam semua tindakan yang menyangkut anak yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, badan legislatif, dan badan yudikatif, maka kepentingan yang terbaik bagi anak harus menjadi pertimbangan utama. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Yang dimaksud dengan asas hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan adalah hak asasi yang paling mendasar bagi anak yang dilindungi oleh negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Yang dimaksud dengan asas penghargaan terhadap pendapat anak adalah penghormatan atas hak-hak anak untuk berpartisipasi dan menyatakan pendapatnya dalam pengambilan keputusan terutama jika menyangkut hal-hal yang mempengaruhi kehidupannya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 3 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 4 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Hak ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 28B ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 dan prinsip-prinsip pokok yang tercantum dalam Konvensi Hak-Hak Anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 5 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 6 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ketentuan ini dimaksudkan untuk memberi kebebasan kepada anak dalam rangka mengembangkan kreativitas dan intelektualitasnya (daya nalarnya) sesuai dengan tingkat usia anak. Ketentuan pasal ini juga menegaskan bahwa pengembangan tersebut masih tetap harus berada dalam bimbingan orang tuanya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 7 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ketentuan mengenai hak anak untuk mengetahui siapa orang tuanya, dalam arti asal-usulnya (termasuk ibu susunya), dimaksudkan untuk menghindari terputusnya silsilah dan hubungan darah antara anak dengan orang tua kandungnya, sedangkan hak untuk dibesarkan dan diasuh orang tuanya, dimaksudkan agar anak dapat patuh dan menghormati orang tuanya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Pengasuhan atau pengangkatan anak dilaksanakan sesuai dengan norma-norma hukum, adat istiadat yang berlaku, dan agama yang dianut anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 8 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 9 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 10 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 11 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 12 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Hak dalam ketentuan ini dimaksudkan untuk menjamin kehidupannya sesuai dengan martabat kemanusiaan, meningkatkan rasa percaya diri, dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 13 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Huruf a </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Perlakuan diskriminasi, misalnya perlakuan yang membeda-bedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak, dan kondisi fisik dan/atau mental. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Huruf b </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Perlakuan ekploitasi, misalnya tindakan atau perbuatan memperalat, memanfaatkan, atau memeras anak untuk memperoleh keuntungan pribadi, keluarga, atau golongan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Huruf c </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Perlakuan penelantaran, misalnya tindakan atau perbuatan mengabaikan dengan sengaja kewajiban untuk memelihara, merawat, atau mengurus anak sebagaimana mestinya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Huruf d </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Perlakuan yang kejam, misalnya tindakan atau perbuatan secara zalim, keji, bengis, atau tidak menaruh belas kasihan kepada anak. Perlakuan kekerasan dan penganiayaan, misalnya perbuatan melukai dan/atau mencederai anak, dan tidak semata-mata fisik, tetapi juga mental dan sosial. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Huruf e </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Perlakuan ketidakadilan, misalnya tindakan keberpihakan antara anak yang satu dan lainnya, atau kesewenang-wenangan terhadap anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Huruf f </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Perlakuan salah lainnya, misalnya tindakan pelecehan atau perbuatan tidak senonoh kepada anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 14 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Pemisahan yang dimaksud dalam ketentuan ini tidak menghilangkan hubungan anak dengan orang tuanya.<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 15 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Perlindungan dalam ketentuan ini meliputi kegiatan yang bersifat langsung dan tidak langsung, dari tindakan yang membahayakan anak secara fisik dan psikis. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 16 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (3) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 17 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Huruf a </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Huruf b </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Yang dimaksud dengan bantuan lainnya misalnya bimbingan sosial dari pekerja sosial, konsultasi dari psikolog dan psikiater, atau bantuan dari ahli bahasa. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Huruf c </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 18 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Bantuan lainnya dalam ketentuan ini termasuk bantuan medik, sosial, rehabilitasi, vokasional, dan pendidikan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 19<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 20 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 21 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 22 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Dukungan sarana dan prasarana, misalnya sekolah, lapangan bermain, lapangan olahraga, rumah ibadah, balai kesehatan, gedung kesenian, tempat rekreasi, ruang menyusui, tempat penitipan anak, dan rumah tahanan khusus anak. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 23 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 24 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 25 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 26 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 27 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (3) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (4) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 28 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (3) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (4) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 29<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (3) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 30 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 31 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (3) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (4) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 32 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 33 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Pengadilan yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah Pengadilan Agama bagi yang beragama Islam dan Pengadilan Negeri bagi yang beragama selain Islam. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (3) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (4) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (5) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 34 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 35 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (3) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 36<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Lihat penjelasan Pasal 33 Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Lihat penjelasan Pasal 33 Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 37 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (3) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Yang dimaksud dengan kata seyogianya dalam ketentuan ini adalah sepatutnya; selayaknya; semestinya; dan sebaiknya. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (4) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (5) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (6) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Pengasuhan anak dalam panti sosial merupakan upaya terakhir. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 38<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 39 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2)<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (3) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (4) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (5) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ketentuan ini berlaku untuk anak yang belum berakal dan bertanggung jawab, dan penyesuaian agamanya dilakukan oleh mayoritas penduduk setempat (setingkat desa atau kelurahan) secara musyawarah, dan telah diadakan penelitian yang sungguh-sungguh. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 40 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Yang dimaksud dengan kesiapan dalam ketentuan ini diartikan apabila secara psikologis dan psikososial diperkirakan anak telah siap. Hal tersebut biasanya dapat dicapai apabila anak sudah mendekati usia 18 (delapan belas) tahun. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 41 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 42 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Anak dapat menentukan agama pilihannya apabila anak tersebut telah berakal dan bertanggung jawab, serta memenuhi syarat dan tata cara sesuai dengan ketentuan agama yang dipilihnya, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 43 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 44 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (3) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (4) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (5) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 45<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (3) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 46 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Penyakit yang mengancam kelangsungan hidup dan menimbulkan kecacatan, misalnya HIV/AIDS, TBC, kusta, polio. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 47 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 48 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 49<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 50<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 51<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 52<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 53<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 54 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 55<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Yang dimaksud dengan frasa dalam lembaga adalah melalui sistem panti pemerintah dan panti swasta, sedangkan frasa di luar lembaga adalah sistem asuhan keluarga/perseorangan. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (3) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (4) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 56 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 57 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 58 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 59 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 60 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 61 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 62 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Yang dimaksud dengan frasa gangguan psikososial antara lain trauma psikis dan gangguan perkembangan anak di usia dini. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 63 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 64 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (3) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 65 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 66 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (3) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 67 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 68 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 69 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 70 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 71<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 72 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 73 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 74 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 75 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1)<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2)<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Yang dimaksud dengan frasa tokoh masyarakat dalam ayat ini termasuk tokoh adat. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (3)<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (4)<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Kelengkapan organisasi yang akan diatur dalam Keputusan Presiden termasuk pembentukan organisasi di daerah. </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 76 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 77 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 78 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 79 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 80 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (3) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (4) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 81 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 82 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 83 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 84 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 85 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 86 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 87 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 88 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 89 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 90 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (1) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Ayat (2) </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 91 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 92 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas<span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pasal 93 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span>Cukup jelas </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style=""> </span></span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;">TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4235 </span><span style="font-family: Arial; color: black;"><o:p></o:p></span></p> </div> <span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman"; color: black;"><br /></span> <p class="Default" style="text-align: justify;"><span style="color: windowtext;"> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-70804455544431314472007-05-15T14:47:00.000-07:002007-06-19T21:31:44.079-07:00Dongeng Seru Kisah Para Nabi/Rasul<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwRnANB0jO6C8K_r0AwCiTWAsC8y8gWCrMqFklFJxH-DEumeaLTy74A81kLNkLiVZ4GbOhnd4tpGe_CZ8G9l_miVm1jvmLU3xg37O1zISj9rT3oEHzT6ctdQ6usKcEGoFQ7E7lsyL-jR0/s1600-h/ca-camel3.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwRnANB0jO6C8K_r0AwCiTWAsC8y8gWCrMqFklFJxH-DEumeaLTy74A81kLNkLiVZ4GbOhnd4tpGe_CZ8G9l_miVm1jvmLU3xg37O1zISj9rT3oEHzT6ctdQ6usKcEGoFQ7E7lsyL-jR0/s320/ca-camel3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5064919478060704530" border="0" /></a><span style="color: rgb(0, 0, 153);">Ayo mendengarkan aksi dongeng Papinto Badut...dengan akting, pantomim dan musik rebana...!</span><br />Mendongeng pada anak memerlukan sedikit pemahaman psikologi anak, memahami dunia anak dan apa yang yang menarik minatnya sehingga mereka mau duduk tenang mendengar dongengan kita. Ada kalanya anak mampu bertahan berjam jam duduk terpaku menikmati alur cerita dan aksi tokoh dongengan, ada kalanya anak hanya mampu konsentrasi dan bertahan menyimak dongengan hanya 10 menit saja, lantas menguap bosan dan "menggaggu" aksi kita dengan melakukan aktifitas lain, misalnya bicara dengan temannya atau memainkan barang2 sekitarnya, yang paling ekstrem ia akan meninggalkan forum bila memang dongengan kita tidak menarik baginya. Sudah satu bulan ini acara dongeng sosial mingguan-ku di serambi Masjid Al-Amal Kedurus Surabaya, pertama kali anak2 mampu mendengar dongengan selama hampir 1 jam yang kuagendakan setiap jum'at sore itu , selanjutnya pada minggu ke-4 mereka sudah mulai kendur perhatiannya dan terpecah. Apa sebab? setelah aku telaah, ternyata audiensku usianya berfariasai dari 4 tahun sampai 12 tahun, anak2 usia 5 tahunan sudah tak mampu atau bosan dengan cerita monoton para nabi yang selalu berkisah tentang orang jahat, munafik dan berdosa serta upaya mengembalikan para umat ke jalan yang benar, sedangakan anak usia 10-12 tahunan bisa menikmati dongengan kisah para rasul tersebut dan merasa tidak bosan.<br /><div style="text-align: justify;">Lantas apa yang terjadi? anak usia 5 tahunan mulai menguap bosan dan "mengganggu" dengan mengajak bicara sendiri pada kakak2nya. Setelah observasi, akhirnya aku putuskan menggunakan alat peraga yaitu boneka pada minggu ke-5 untuk menarik minat anak2 usia 5 tahunan. Kumulai membuka dongengan dengan menghadirkan tokoh Cici Kelinci dan Omsi Singa dua sahabat yang berkomentar pada keadaan sekeliling sebelum acara dongengan dimulai, sedangkan dongengan kuganti dengan <span style="font-style: italic;">Kisah Raja/Nabi Sulaiman bersama para binatang</span>, hasilnya anak2 pun mulai kembali duduk manis mendengarkan kisah2 Nabi Sulaiman yang sudah aku modifikasi sedemikian rupa sehingga cocok dikonsumsi untuk audiens 4-12 tahun...Aku lega ternyata anak2 memerlukan "penyegaran" dalam menikmati sebuah dongengan...Ayo mendongeng Mas!<br /></div><p style="color: rgb(102, 0, 0); text-align: justify;" class="MsoTitle"><span style="font-size:14;"><span style="font-size:180%;"><span style="font-weight: bold;">Manfaat Dongeng Bagi Anak-Anak</span></span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Tidak ada anak yang tidak senang mendengarkan dongeng. Entah itu dongeng yang dibacakan dari buku atau dongeng yang telah sangat melekat di benak orangtua sehingga dapat disampaikan secara lisan dengan improvisasi di sana sini. Buktinya tokoh dalam dongeng akan selalu diingat oleh anak bahkan hingga mereka beranjak dewasa, baik yang baik maupun yang jahat.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p>Ternyata dongeng memiliki banyak manfaat bagi anak. Sebut saja mengembangkan daya pikir dan imajinasi, kemampuan berbicara, serta daya sosialisasi karena melalui dongeng anak dapat belajar mengaui kelebihan orang lain sehingga mereka jadi lebih sportif.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p>Yang tak kalah penting, mendongeng merupakansalah satu bentuk komunikasi antara orangtua dan anaknya. Interaksi langsung itu akan sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter anak. Bila orangtua ingin mendidik anak, aktifitas mendongeng adalah cara yang paling ampuh dan efektif karena di dalamnya terkandung sentuhan manusiawi. Hal ini karena</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">sebagai bagian dari seni, dongeng dapat merangsang epekaan anak. Sayangnya kesibukan orangtuadi zaman modern ini membuat anak tenggelam dalam berbagai permainan elektronik, tontonan televisi, atau bacaan komik sehingga mereka jadi jarang berinterkasi.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p>Oleh karena itu orangtua perlu membiasakan bdiri mendongengkan cerita kepada anak demi mengurangi pengaruh buruk berbagai sarana hiburan modern tersebut.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p>Walaupun mendongeng tampaknya sepele, namun efeknya sangat besar terhadap tingkah laku dan moral anak. Oleh karena itu mulailah luangkan waktu di sela-sela kesibukan, misalnya saat akhir pekan atau menjelang jam tidur anak untuk berkumpul bersama keluarga dan menjadikannya sebagai sesi mendongeng sekaligus sarana berkomunikasi. <i>(CHK/KOMPAS) <o:p></o:p></i></p> <p style="color: rgb(102, 0, 0);" class="MsoTitle"><i><o:p></o:p></i><span style="font-size:180%;"><span style="font-weight: bold;">Dongeng Membangun Moralitas dan Kreativitas</span></span><br /><span style="font-weight: normal;font-size:10;" ><span style="font-size:85%;">(Ulasan buku The Values Book For Children/17 Cerita Moral & Aktifitas Anak <o:p></o:p><br /></span></span></p><p style="color: rgb(102, 0, 0);" class="MsoTitle"><span style="font-weight: normal;font-size:10;" ><span style="font-size:85%;">oleh Shirley raines & Rebecca Isabell, penerbit: Elexmedia,2002)</span> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><b><o:p></o:p></b>UNTUK menciptakan karakter-karakter yang indah sebagai awal dari terciptanya kedamaian di dunia, salah satu tempat terpenting adalah keluarga. Sentuhan yang baik bagi seorang anak sejak usia dini, bahkan sejak dalam kandungan, akan menumbuhkan pribadi-pribadi yang indah. Dan salah satu bentuk dari sentuhan yang baik tersebut adalah memberi dongeng yang terpilih kepada mereka.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p>Dongeng? Ya! Menurut Nina A Kartini, psikolog anak di Jakarta, dongeng mempunyai banyak manfaat. Selain dapat menciptakan hubungan yang akrab antara anak dengan orangtua, dongeng juga memberi kontribusi bagi perkembangan anak, menstimulir kemampuan berbahasa si anak, dan meningkatkan kemampuan intelektual anak (Pikiran Rakyat, 9 September 2001).</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p>Selain itu, masih menurut Nina, dongeng juga bermanfaat untuk mentransfer nilai-nilai dan etika secara halus kepada anak. Melalui dongeng yang didengarnya, akan tertanam sikap mental yang bersemangat dan tanggung jawab pada diri si anak. Pesan moral dan ajaran budi pekerti dalam dongeng akan memberikan keteladanan dan panutan bagi anak untuk membimbing perilaku ke arah yang lebih baik.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Namun, hati-hati, tak semua dongeng yang terdapat dalam buku-buku yang beredar di Indonesia menawarkan kisah dan pesan kebajikan. Setidaknya, begitu pengamatan Murti Bunanta, seorang ahli sastra anak dari Universitas Indonesia. Menurut Murti, banyak dongeng atau cerita rakyat yang dituliskan kembali tidak menghormati cerita rakyat itu sendiri, penulisannya tidak dengan pantas sehingga nilai-nilai yang ada dalam dongeng itu menjadi hilang atau berkurang. Cerita rakyat sendiri juga banyak yang dibebani dengan misi yang berlebihan, dan bahkan dikaitkan dengan ideologi. (indonesian@rt.com, 1 Agustus 2001).</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Dalam konteks inilah buku The Values Book for Children - 17 Cerita Moral & Aktivitas Anak mempunyai kelebihan. Buku ini tidak saja menyajikan dongeng-dongeng pilihan dengan pesan moral yang universal, tetapi juga melengkapinya dengan panduan cara menuturkannya agar selain menarik untuk didengarkan, pesan-pesan yang terkandung di dalamnya mudah dicerna si anak pendengarnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Sebagaimana yang dipaparkan dalam Bab Pendahuluan, ke-17 dongeng yang disuguhkan dalam buku ini memiliki jalan cerita yang mudah diikuti. Cerita-cerita itu juga mengandung kata dan ucapan yang berulang sebagai cara untuk menyampaikan pesan.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Misalnya, dalam cerita Kura-kura dan Kelinci yang mengisahkan tentang seekor kelinci yang selalu menyombongkan keahliannya dalam berlari, menantang kura-kura untuk lomba lari, di mana perlombaan ini akhirnya dimenangkan oleh kura-kura.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Sepanjang cerita, kalimat "Si kura-kura terus melangkah, selangkah demi selangkah, dengan lambannya, dan matanya terus menatap jalan di depannya", diulang beberapa kali. Jika dituturkan dengan baik, kalimat itu memang menjadi kontras dengan kalimat "Si Kelinci lari dengan cepat. Di sepanjang jalan, setiap melihat kerumunan penonton, ia membalikkan tubuhnya dan melambaikan tangannya".</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Dan memang, di situlah moral ceritanya. Pada akhir cerita dituliskan bahwa setelah memenangi perlombaan, si kura-kura berkata kepada si kelinci yang kebingungan karena dikalahkan oleh seekor binatang yang berjalan sangat lamban. Katanya, "Saya menyusul kamu ketika kamu sedang tertidur. Saya mungkin saja lamban, tetapi mata saya selalu menatap tujuan. Dengan pelan dan mantap, saya memenangkan perlombaan lari ini."</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Lalu, di bagian bawah halaman, tepat di akhir cerita, dengan tata visual yang mencolok tertulis pesan: "tatapkan mata kamu pada tujuan dan terus bergerak maju" (hlm 28). Dan, hal semacam itu diterapkan pada semua cerita.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Rupanya, dalam pemilihan cerita, Shirley C Raines dan Rebecca Asbell, penyusun buku ini, meyakini sebuah formula dalam memilih dan menuliskan dongeng yang baik. Yakni, bahwa dalam memilih cerita yang baik, selain jalan ceritanya mudah diikuti serta mengandung ucapan yang berulang seperti yang dipaparkan di atas, hendaknya kisahnya dapat ditebak dan kumulatif, lalu berisi sekumpulan kegiatan, mengandung kejadian yang menarik minat, lucu, memiliki akhir yang baik dengan kesimpulan yang sesuai, serta berisi pesan moral yang jelas (hlm 8).</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Dengan formula yang bagus itu, buku ini mempermudah para orangtua dalam memilih dongeng untuk diceritakan kembali kepada putra-putrinya. Apalagi buku ini juga disertai dengan "tip umum" bercerita yang baik. Misalnya, selama bercerita hendaklah selalu memperhatikan anak pendengar cerita dan membuat klarifikasi jika dibutuhkan, selalu memberi dorongan kepada si anak untuk berinteraksi dan berpartisipasi, memodifikasi jalan dan panjang cerita untuk menyesuaikan pengalaman dan tingkat perkembangan si anak, menggunakan variasi suara, ekspresi wajah, serta gerakan dan kata-kata berulang untuk melibatkan anak-anak masuk ke dalam cerita. Tip lainnya, hendaklah menggunakan kata-kata dan deskripsi yang tepat untuk membantu si anak membayangkan kejadian di dalam cerita, dan ulanglah cerita yang sama berkali-kali, karena dengan begitu anak-anak akan membangun pemahaman mereka terhadap cerita tersebut.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Pada akhir setiap cerita, selain pesan yang disajikan dengan visualisasi yang mencolok, penulis menyertakan "Tip Bercerita", "Pertanyaan", serta saran "Aktivitas dalam Bercerita". Saran-saran dalam "Tip Bercerita" didapatkan dari pengalaman penulis selama bercerita kepada anak-anak. Tip-tip tersebut untuk membantu pembaca cerita mengenali aspek cerita yang spesifik, yang dapat mengembangkan dan menyesuaikan kebutuhan para pendengar anak-anak. Sementara beberapa pertanyaan yang disuguhkan di akhir cerita dimaksudkan untuk merangsang daya imajinasi anak setelah mendengarkan cerita. Namun demikian, penulis tidak menyarankan untuk selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut setiap kali usai bercerita. Menurut dia, kapan pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan, sepenuhnya diserahkan pada sang pencerita yang merasakan langsung perasaan pendengarnya. Kalau tak dipandang perlu, pertanyaan-pertanyaan tersebut boleh tak diajukan sama sekali.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Sedangkan "Aktivitas dalam Cerita" menyajikan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan cerita atau ide pokok cerita, yang diharapkan mampu mendorong kreativitas anak. Sebagai contoh, untuk melengkapi cerita "Monyet dan Kelinci" yang pesan moralnya adalah menghargai setiap perbedaan, disarankan untuk bersama-sama membuat gambar wajah monyet dan kelinci. Lalu, setelah digunting, gambar tersebut diberi tangkai dan digunakan sebagai alat peraga-semacam wayang-saat mengulangi cerita.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Atau pada saat bercerita tentang perbedaan tikus kota dan tikus desa, disarankan untuk mengajak anak bercermin lalu bersama-sama membuat ekspresi dan gerakan pantomim yang yang berhubungan dengan kejadian-kejadian dalam cerita.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Menurut penulis, aktivitas-aktivitas tersebut terutama diperlukan oleh pendengar yang belum dapat membaca. Bagi yang sudah, aktivitas-aktivitas tersebut membantu mereka untuk mengingat ide utama dari cerita yang disampaikan.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Di halaman-halaman akhir buku ini disediakan "kartu cerita", yang dimaksudkan sebagai alat bantu pembaca untuk mengingat peranan pemain utama, urutan jalan cerita, kata-kata, dan bahkan garis besar cerita. Kartu-kartu tersebut, demikian penulis, sangat praktis digunakan ketika bercerita sehingga pembaca cerita dapat lebih mantap dengan cerita baru, membuat kumpulan cerita yang akan diceritakan, atau untuk mengulang cerita di lain waktu, sehingga akan membantu pembaca cerita, baik yang masih pemula maupun yang sudah berpengalaman.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Dari sisi tata letak (visual), buku yang mencakup empat tema besar (Menjadi Diri Sendiri, Gunakan Akal Kamu, Menghargai Perbedaan, Mendengarkan Musik di Mana-mana) ini cukup baik. Penempatan ilustrasi, panduan gerak ketika bercerita, pesan-pesan, dan alenia-alenia penting dalam cerita sedemikian rupa, memudahkan pembaca saat bercerita, dalam keadaan lelah sekalipun.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Rasanya tak berlebihan jika dikatakan bahwa buku ini adalah salah satu buku penting bagi setiap orangtua yang berikhtiar menjadikan putra-putrinya berkarakter indah sehingga kelak akan turut memberi sumbangan bagi terciptanya kedamaian di Bumi ini.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><i>Agung Bawantara Pecinta dunia anak, pendiri Lingkungan Belajar dan Bekerja Mediakita</i> (LBBM)</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <h1 style="color: rgb(102, 0, 0);">Ayo Mendongeng !</h1> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Kendati tahu mendongeng banyak manfaatnya, banyak orang tua tidak pede melakukannya. Rani tahu benar manfaat dongeng bagi anak. Ia ingin melakukannya untuk Intan (3 tahun).''Tapi, aku nggak bisa. Imajinasi dan kemampuan mendongengku cekak,'' katanya. Sebagai gantinya, Rani membelikan sejumlah VCD tentang dongeng anak nusantara untuk buah hatinya. ''Biarlah video yang menggantikan,'' tambahnya. Namun, pendongeng dan</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">penulis dongeng anak-anak dari Yogyakarta, RUA Zainal Fanani tak sependapat. Menurut dia, orang ! tua tak usah merasa takut dengan hal-hal teknis.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">''Para orang tua mendongenglah,'' saran dia. ''Kadang ada orang tua yang enggan mendongeng karena merasa tidak bisa mendongeng bagus, tidak bisa menirukan suara ini-itu, dan sebagainya,'' tuturnya. Menurut dia, mendongeng di rumah itu berbeda dengan mendongeng di kelas. Mendongeng di kelas, kata Zainal, sisi hiburannya harus tinggi, karena harus mengendalikan banyak anak. Apalagi mendongeng di depan ribuan anak-anak.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Lain halnya mendongeng di rumah. ''Anak-anak itu dengan teknik mendongeng terjelek pun mau mendengarkan,'' katanya, ''Asal orang tua terutama ibunya mau mendongeng.''</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <h3 style="color: rgb(102, 0, 0);"><span style="font-size:100%;">Waspadai pengaruh</span></h3> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Bagi anak-anak, mendongeng di rumah itu tidak sekadar dongeng. Tetapi posisinya lebih merupakan kedekatan batin antara orang tua dengan anak! ''Itu jauh lebih memenuhi dahaga anak-anak akan kehangatan dengan ayah ibunya,'' ungkap Zainal.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Meskipun begitu, pendongeng ini berpendapat, karena kita meyakini makna edukatif dongeng itu sangat kuat, maka kita harus menyadari bahwa pengaruhnya kepada anak-anak akan banyak. ''Kalau yang kita dongengkan itu sesuatu yang tidak baik, tidak pas, mungkin pengaruhnya juga buruk. Sebaliknya, kalau kita mempersiapkan dongeng dengan baik, pengaruhnya juga akan baik.''</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Dongeng yang pengaruhnya buruk, misalnya orang tua yang terlalu banyak</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">memberikan dongeng-dongeng yang berbau mistis atau yang bersifat 'mentalitas menerabas' seperti istilah antropolog Koentjaraningrat. Misalnya, kata dia, hanya dengan membaca semacam ayat-ayat tertentu, rapalan-rapalan tertentu, semua keinginan kontan bisa tercapai. Dari segi pandang pembentukan mental, dongeng yang instan seperti itu jelaslah buruk. Akibatnya, anak-anak ! mempunyai pandangan yang keliru tentang etos kerja, etos berusaha, sehingga ikhtiarnya kurang.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Karena itu, Zainal Fanani menyarankan agar para orang tua dalam mendongeng membuat proporsi yang lebih menonjolkan cerita-cerita pada usaha keras. Di Cina, misalnya, orang dilatih kungfu dalam waktu panjang, sampai luka-luka dan baru dia menguasai ilmu kungfu. Demikian juga pada cerita Oshin dari Jepang yang sukses di masa tuanya, semasa kecil bekerja keras, menghadapi banyak tantangan. Para Nabi pun begitu berusaha keras dalam hidupnya. Mengutip sosiolog David McLelland, Zainal menyebutkan cerita yang baik itu setidaknya menanamkan tiga prinsip kehidupan. Yakni, kemauan untuk berprestasi, kemauan untuk bertahan hidup, dan kemauan untuk berkreasi.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <h3 style="color: rgb(102, 0, 0);"><span style="font-size:100%;">Kasih sayang Allah</span></h3> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Dalam mendongeng, Zainal mengingatkan! agar memasukkan unsur-unsur kasih sayang Allah. ''Kita harus katakan kepada anak-anak bahwa semuanya Allah berperan di sini. Cuma kita tetap kerja keras, sebelum kita berhasil, Allah ingin melihat usaha kita,'' kata Zainal yang juga pelatih Ardika (Armada Da'i Khusus untuk Kalangan Anak-anak), Yayasan Pusat Dakwah dan Pendidikan Silaturrahim Pecinta Anak-anak Yogyakarta. Zainal melihat kisah-kisah seperti karya HC Anderson menimbulkan Sindrom Cinderella. Yakni, bermimpi suatu saat akan ada pangeran yang lewat. ''Itu kurang tepat. Apalagi menawarkan mimpi-mimpi yang berkonotasi ke arah perjodohan,'' tuturnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Lewat dongeng, lanjut Zainal, anak-anak berlatih berimajinasi. Imajinasi itu bisa banyak hal misalnya imajinasi ke masa lalu, ke dunia lain seperti binatang atau imajinasi yang sifatnya futuristik. Misalnya, anak-anak diajak bercerita tahun 3000 dengan membayangkan teknologi yang memungkinkan kita bisa bertamasya ke dasar lautan.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p>Yang tak boleh dilupakan adalah mendongengkan tentang cerita yang memperkenalkan nilai baik dan buruk. ''Pada usia TK harus digambarkan hitam-putih, maksudnya kalau baik ya baik dan kalau jelek ya jelek, jangan digambarkan abu-abu,'' kata Zainal, ''Jadi, anak-anak bisa melakukan identifikasi tokoh dan identifikasi perbuatan.'' Misalnya, anak ingin seperti Nabi Muhammad SAW dan tidak ingin melakukan hal-hal yang merugikan.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p>Teknik Praktis Mendongeng</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Bila Anda sudah berniat mulai mendongeng untuk si kecil, jangan takut. RUA Zainal Fanani memberikan beberapa tips teknis yang bakal mempermudah penyampaian pesan Anda.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p>1) Bisa membacakan cerita atau menceritakan kembali isi cerita.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Caranya bisa orang tua berhadapan dengan anak atau orang tua di samping anak membaca bersama-sama.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p>2) Cerita bisa dibuat sendiri.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Ada yang dibuat sampai jadi lalu diceritakan, bisa juga mengarang sambil mendongeng sehingga anak boleh mengusulkan saat pendongeng bercerita.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Pendongeng yang membuat cerita sendiri ini membutuhkan kemampuan dan</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">pengalaman supaya dongengnya tidak macet di tengah jalan. Harus ada konsistensi, tokoh-tokohnya jangan sampai lupa.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p>3) Perhatikan durasi dan waktu.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Cerita sebelum tidur itu cukup baik. Hanya lebih baik lagi kalau disampaikan pada waktu yang tepat misalnya setelah belajar. Cerita menjelang tidur sebaiknya pendek saja, 15-2! 0 menit sudah cukup, terutama bila anak sudah mengantuk. Yang penting ada kesepakatan tentang frekuensi dalam seminggu. Anda kadang memberikan cerita sebagai hadiah itu baik, karena menjadi 'kejutan' bagi anak.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p>4) Hindari cerita mengandung konflik bertingkat.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Maksudnya, cerita di mana pemerannya kalah dulu, kemudian akhirnya menang. Sebab, jangan-jangan ketika pemerannya kalah, anak sudah tertidur. Alhasil, yang masuk dalam benaknya, ''O, orang baik itu harus mengalah.'' Bagaimana pun cerita yang menarik itu ada unsur konfliknya, tetapi harus disesuaikan kemampuan si anak menangkap cerita. Anak TK membutuhkan cerita yang sederhana.<br /><o:p></o:p>5) Setelah mendongeng, didiskusikan ceritanya dengan anak.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Ini usaha untuk menginternalisasikan nilai cerita pada anak. Misalnya, ''Kamu atau temanmu pernah tidak mengalami seperti cerita itu?''<br />Selamat mendongeng !<br /><i><a href="http://www.republika.co.id/">Sumber: republika.co.id</a><o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><i><o:p></o:p></i><span style="font-size:130%;">Story Telling, Tugas Penting untuk</span> <span style="font-size:130%;">ayah </span></p> <h1 style="color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;"><span style="font-size:100%;">Hampir semua anak suka mendengar dongeng. Dongeng sendiri memiliki kekuatan besar mendorong munculnya imajinasi dalam benak anak. Coba saja ingat-ingat, bagaimana reaksi si kecil ketika mendengarkan cerita atau dongeng yang dibawakan oleh guru atau Anda orangtuanya. Mungkin bayangan ketertarikan si kecil akan isi cerita, tokoh, gambar dalam buku dapat Anda tangkap dengan jelas dari wajahnya.</span></h1> <p style="color: rgb(102, 0, 0);" class="MsoBodyText"><o:p style="font-weight: bold;"></o:p><span style="font-weight: bold;">Lewat dongeng berbagai nilai juga dapat </span>ditanamkan pada anak. Namun sayangnya, entah karena sibuk atau merasa tidak bisa mendongeng, banyak orangtua yang akhirnya tidak terlalu memprioritaskan kegiatan mendongeng ini sebagai bagian penting dari pola pengasuhannya. Alhasil, mendongeng pun kalah populer dibandingkan televisi yang informasinya belum tentu sesuai untuk anak-anak yang dalam kenyataannya telah menjadi menu wajib dari keseharian anak.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p>Story telling atau mendongeng bukan hanya menyenangkan untuk si kecil yang mendengarkannya tetapi juga menyimpan banyak manfaat, baik untuk orangtua maupun anak. Pakar psikologi pendidikan, Dr Tjut Rifameutia Psi, menyebutkan manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan mendongeng yaitu:</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p>1) Dongeng sebagai sarana atau alternatif hiburan yang positif bagi anak daripada anak berkutat seharian di depan televisi dan games stationnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">2) Pilih dongeng yang mengandung pesan moral sehingga saat mendongeng bisa dipakai orangtua untuk menyampaikan nilai sosial dan keluarga.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">3) Alur cerita, detil, tokoh yang dikisahkan dapat membantunya mengasah kemampuan nalar.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">4) Dongeng dapat menjadi sarana mengungkapkan pikiran dan emosi anak.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">5) Cerita dalam dongeng dapat mendorong anak untuk mengembangkan daya imajinasinya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">6) Kata-kata yang digunakan dalam dongeng sangat baik untuk menambah perbendaharaan kata anak.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">7) Membantu memperluas wawasan anak. Misalnya, anak yang tidak pernah pergi ke Bali atau kampung halamannya bisa mengetahui dan membayangkan keadaannya melalui dongeng dan deskripsi yang diberikan melalui kegiatan mendongeng.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">8) Bagi orangtua sendiri mendongeng dapat menjadi media untuk lebih mendekatkan diri pada anak. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Mengasuh anak bukanlah semata-mata tugas ibu, tapi juga ayah. Karena itu Anda pun harus mulai membagi tugas pengasuhan kepada pasangan Anda. Apalagi para ayah biasanya sibuk dengan berbagai tuntutan pekerjaan di luar rumah. Dengan menyerahkan tugas story telling pada ayah juga membuatnya mempunyai kesempatan untuk tetap dekat dekat dengan si kecil dan pada saat yang sama berkesempatan menanamkan berbagai hal positif tanpa menggurui. Cukup dengan menyediakan waktu setidaknya 15 menit saja dalam sehari, anak-anak pun bisa melewatkan waktu yang berharga dan bermanfaat dengan ayahnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">Tips untuk ayah:</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">9) Tak punya ide cerita untuk anak? Kunjungi toko buku dan carilah buku-buku dengan cerita klasik dengan gambar menarik. Bacakan untuk anak-anak.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">10) Jangan terpaku pada buku. Pengalaman dan cerita masa lalu dari orangtua bisa menjadi bahan yang menarik untuk anak-anak. Tradisi yang kerap dilakukan dalam keluarga, cerita mengenai hewan peliharaan, teman masa kecil, liburan, ulang tahun serta berbagai kejadian menarik yang pernah Anda lalui bisa menjadi pilihan yang dapat membuat anak lebih mengenal ayahnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">11) Jangan monoton, gunakanlah suara-suara, gerakan tubuh, ekspresi untuk membuat saat mendongeng menjadi momen yang menyenangkan dan menarik untuk si kecil.</p> <p style="color: rgb(102, 0, 0);" class="MsoBodyText">12) Jika anak-anak sudah cukup besar saat mendongeng bisa juga digunakan dengan menceritakan berbagai pelajaran yang dapat diambil dari kesalahan-kesalahan di masa lalu. Ceritakan dengan jujur, konsekuensi negatif yang harus ditanggung, kepedihan dan hikmah yang dapat diambil dari peristiwa tersebut.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">13)<span style=""> </span>Jangan malas untuk berlatih dan membaca referensi mengenai bagaimana mendongeng yang baik supaya anak-anak tidak bosan mendengarnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);">14)<span style=""> </span>Tidak harus di sampingnya, bercerita lewat telepon pun bisa dilakukan. Ceritakan saja pada si kecil pengalaman hari itu. Jangan lupa sisipkan detil yang menarik untuk si kecil tetap mendengarkan.<br /><i>Sumber: <a href="http://www.sahabatnestle.com/">sahabatnestle.com</a><o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><i><o:p></o:p></i><span style="font-size:180%;"><span style="font-weight: bold;">Dongeng Memberi Banyak Manfaat bagi Anak</span></span><br />Pada zaman serba canggih seperti sekarang, kegiatan mendongeng di mata anak-anak tidak populer lagi. Sejak bangun hingga menjelang tidur, mereka dihadapkan pada televisi yang menyajikan beragam acara, mulai dari film kartun, kuis, hingga sinetron yang acapkali bukan tontonan yang pas untuk anak. Kalaupun mereka bosan dengan acara yang disajikan, mereka dapat pindah pada permainan lain seperti videogame.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p>Kenadati demikian, kegiatan mendongeng sebetulnya bisa memikat dan mendatangkan banyak manfaat, bukan hanya untuk anak-anak tetapi juga orang tua yang mendongeng untuk anaknya. Kegiatan ini dapat mempererat ikatan dan komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak. Para pakar menyatakan ada beberapa manfaat lain yang dapat digali dari kegiatan mendongeng ini.</p> <p style="color: rgb(102, 0, 0);" class="MsoBodyText"><o:p></o:p><i>Pertama</i>, anak dapat mengasah daya pikir dan imajinasinya. Hal yang belum tentu dapat terpenuhi bila anak hanya menonton dari televisi. Anak dapat membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang didengarkan. Ia dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari dongeng tersebut. Lama-kelamaan anak dapat melatih kreativitas dengan cara ini.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p><i>Kedua</i>, cerita atau dongeng merupakan media yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk menumbuhkan rasa empati. Misalnya nilai-nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, kerja keras, maupun tentang berbagai kebiasaan sehari-hari seprti pentingnya makan sayur dan menggosok gigi. Anak juga diharapkan dapat lebih mudah menyerap berbagai nilai tersebut karena orang tua di sini tidak bersikap memerintah atau menggurui, sebaliknya para tokoh cerita dalam dongeng tersebutlah yang diharapkan menjadi contoh atau teladan bagi anak.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p><i>Ketiga</i>, dongeng dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan minat baca anak. Setelah tertarik pada berbagai dongeng yang diceritakan orangtuanya, anak diharapkan mulai menumbuhkan ketertarikannya pada buku. Diawali dengan buku-buku dongeng yang kerap didengarnya, kemudian meluas pada buku-buku lain seperti buku pengetahuan, sains, agama, dan sebagainya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p>Tidak ada batasan usia yang ketat mengenai kapan sebaiknya anak dapat mulai diberi dongeng oleh orang tua. Untuk anak-anak usia prasekolah, dongeng dapat membantu mengembangkan kosa kata. Hanya saja cerita yang dipilihkan tentu saja yang sederhana dan kerap ditemui anak sehari-hari. Misalnya dongeng-dongeng tentang binatang. Sedangkan untuk anak-anak usia sekolah dasar dapat dipilihkan cerita yang mengandung teladan, nilai dan pesan moral serta problem solving. Harapannya nilai dan pesan tersebut kemudian dapat diterapkan anak dalam kehidupan sehari-hari.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p>Keberhasilan suatu dongeng tidak saja ditentukan oleh daya rangsang imajinatifnya, tapi juga kesadaran dan kemampuan pendongeng untuk menyajikannya secara menarik. Untuk itu orang tua dapat menggunakan berbagai alat bantu seperti boneka atau berbagai buku cerita sebagai sumber yang dapat dibaca oleh orang tua sebelum mendongeng.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p></o:p>Kesibukan memang dapat menjadi alasan yang utama bagi orang tua untuk tidak mendongeng, ditambah dengan anggapan yang salah bahwa bercerita kepada anak dapat diwakili oleh alat-alat teknologi. Namun mengingat betapa banyaknya manfaat yang dapat diperoleh anak lewat kegiatan mendongeng, hendaknya orang tua dapat meluangkan waktunya untuk mulai mendongeng. Tak banyak waktu yang dibutuhkan. Rata-rata hanya 15-20 menit untuk satu cerita, sedangkan untuk anak-anak yang lebih kecil atau usia prasekolah bahkan kurang dari itu. Sebab, terlalu lama pun anak akan cenderung bosan.<i><o:p></o:p><br />Putu R.Ujianti, sarjana psikologi<o:p></o:p><br />Sumber : <a href="http://www.balipost.com/">balipost.com</a><o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="color: rgb(102, 0, 0);"><i><o:p></o:p></i><span style="font-size:180%;"><span style="font-weight: bold;" lang="SV">Mendongeng Itu Menyenangkan</span></span><br />Anak-anak biasanya sangat senang mendengarkan cerita. Terutama cerita yang dibacakan oleh orang tua. Bercerita atau mendongeng atau dalam bahasa Inggris disebut storytelling, memiliki banyak manfaat. Misalnya saja, mengembangkan daya pikir dan imajinasi anak, mengembangkan kemampuan berbicara anak, mengembangkan daya sosialisasi anak dan yang terutama adalah sarana komunikasi anak dengan orang tuanya.<br /><br />Psikolog Ninok Widiantoro, menyarankan agar orangtua membiasakan mendongeng untuk mengurangi pengaruh buruk alat permainan modern. Karena interaksi langsung antara anak balita dengan orangtuanya dengan mendongeng sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anak menjelang dewasa.<br /><br />Selain itu, dari berbagai cara untuk mendidik anak, dongeng merupakan cara paling ampuh dan efektif untuk memberikan "human touch" atau sentuhan manusiawi dan sportifitas bagi anak.<br /><br />Ninok menyayangkan kesibukan orangtua saat ini membuat anak-anak tenggelam dengan berbagai permainan, tontonan dan bacaan media lain. seperti televisi dan komputer serta buku-buku komik yang membuat mereka jarang berinteraksi dengan orangtua. Belajar tentang sportifitas dengan mengakui kelebihan orang lain.<br /><br />Ninok menambahkan, sebagai bagian dari seni, dongeng bisa menciptakan sisi kepekaan terhadap sang anak. Tokoh dan karakter yang diceritakan dalam dongeng akan selalu diingat oleh sang anak, baik tokoh baik maupun tokoh jahat. Cerita dongeng juga dapat berpengaruh bagi kesembuhan anak yang sedang sakit, terutama dampak psikologisnya.<br /><br />Acara mendongeng untuk anak-anak saat ini mulai menjadi tren di Jakarta. Ditempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, acara ini kerap digelar dan menyedot perhatian anak-anak.<br /><br />Mulai maraknya kegiatan mendongeng dipusat perbelanjaan agaknya menunjukkan fenomena sendiri. Acara seperti ini semakin menarik minat pengunjung. Seorang pendongeng yang setiap pagi membacakan dongeng disebuah stasiun radio swasta di Jakarta misalnya, telah melakukan kegiatan mendongeng on air selama 2 tahun belakangan.<br /><br />Makin banyaknya peminat, menunjukkan adanya keinginan orang tua muda sekarang yang ingin kembali ke kebiasan masa kecil mereka. Selain itu, mereka juga ingin mengimbangi kegiatan anak-anak sekarang yang lebih banyak asik dengan permainan elektronik.<br /><br />Dalam kegiatan mendongeng seorang pendongeng biasanya tidak tampil sendiri. Ada beberapa orang yang membantu membuat peralatan mendongeng. Misalnya gambar-gambar kucing yang sesuai dengan cerita yang dia pilih.<br /><br />Di sela-sela dogengnya ditampilkan pula lagu-lagu yang dibawakan oleh paduan suara. Semuanya menjadi satu kemasan yang dibuat menarik untuk anak-anak. Namun demikian, kegiatan mendongeng sebenarnya yang paling ideal dilakukan oleh orangtuanya sendiri. Sebab kegiatan itu seharusnya menjadi pengalaman intim, antara orangtua dan anak.<br /><br />Walaupun mendongeng cerita untuk anak-anak terlihat sepele, namun ternyata sangat berpengaruh terhadap tingkah laku, moral dan sportifitas anak. Jadi, untuk para orang tua, tak ada istilah terlambat untuk memulai sesuatu apalagi untuk anak tersayang. Mulailah Mendongeng !<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="color: rgb(102, 0, 0);"><i>(Idh/Bahan : Fokussiang, 25/09/2004)<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p> <p style="color: rgb(102, 0, 0);" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><o:p> </o:p></p>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-2788787522172439992007-05-11T10:30:00.000-07:002007-05-11T11:06:01.803-07:00PUISI ANAK yang kamu kirim ada disini...<div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEha_R5vLC7G-7oj7tRTr_l-Qoj4WV7dx5hTtXXBcXwBJWWxAQ09t0ZG_TDG4t3_qyKuymxMVHkX7V986-d4szPZCKDphu_2XoHHUYZg8_gAFhHozfq5LtFti_1hUUk38bGIoFkaF3HsDIg/s1600-h/Boy_Praying_Poem.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEha_R5vLC7G-7oj7tRTr_l-Qoj4WV7dx5hTtXXBcXwBJWWxAQ09t0ZG_TDG4t3_qyKuymxMVHkX7V986-d4szPZCKDphu_2XoHHUYZg8_gAFhHozfq5LtFti_1hUUk38bGIoFkaF3HsDIg/s320/Boy_Praying_Poem.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5063365369914450690" border="0" /></a><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kepada Ayah Ibu</span></span><br /></div><p style="text-align: center;"><span style=";font-family:verdana,arial;font-size:85%;" ><span style="color:BROWN;">tiba2 wajah ayah di pelupuk mata<br />dengan senyum tua<br />ada gigi hitam dua<br />ah, dari dulu tetap sama<br />kudengar cerita dari ibu<br />ayah seorang yang bijaksana</span></span><br /><br /><span style=";font-family:verdana,arial;font-size:85%;" ><span style="color:BROWN;">latar sempit di rumah ibu<br />serta pagar bambu di sekelilingnya<br />senantiasa membawa damai hatiku<br />seperti lirik tembang itu<br />yang selalu didendangkan ibu<br />menjelang bobok malamku<br /><span style="font-style: italic;">(raja_gembel:webforum.plasa.com)</span><br /></span></span></p><div style="text-align: center;"> </div><table style="width: 577px; height: 10px; text-align: left; margin-left: auto; margin-right: auto;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><span style=";font-family:verdana,arial;font-size:100%;" ><br /><br /></span></td><td align="right"><a href="http://webforum.plasa.com/reply.php?threadid=55332&boardid=23&postid=1683859&mode=quote"><br /></a></td></tr></tbody></table><div style="text-align: center;"> </div><p style="color: rgb(255, 0, 0); text-align: center;"><span style=";font-family:verdana,arial;font-size:85%;" ><span style="color: rgb(153, 51, 0);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;">Bermain Bersama Kerbau dan Layang Layang</span></span><br />Kang,<br />Bersegera aku menjajari langkahmu<br />Langkah kecil yang kuayun sangat kuat<br />Jangan tinggalkan aku bersama layang-layangmu<br />Ijinkan aku duduk diatas punggung kerbau, menggayuti perut buncitmu<br />Dan bersendau gurau di sepanjang langkahnya<br /></span></p><p style="color: rgb(255, 0, 0); text-align: center;"><span style=";font-family:verdana,arial;font-size:85%;" >Kang,<br />Kerbaumu bau!<br />Bagaimana kalau kita mandi bersamanya?<br />Dan nikmat itu tiada taranya<br /></span></p><p style="color: rgb(255, 0, 0); text-align: center;"><span style=";font-family:verdana,arial;font-size:85%;" >Haripun berangkat siang<br />Kita akan mengadu layang-layang<br />Pasti aku yang menang<br />Tentu aku akan sangat girang<br />Kalau engkau kalah kang, engkau harus menggendongku sepanjang jalan pulang...<br /><span style="font-style: italic;">(sweetu:webforum.plasa.com)</span></span></p><p style="color: rgb(255, 0, 0); text-align: center;"><span style=";font-family:verdana,arial;font-size:85%;" ><span style="font-style: italic;"><br /></span></span></p><p style="color: rgb(255, 0, 0); text-align: center;"><br /><span style=";font-family:verdana,arial;font-size:85%;" ><span style="font-style: italic;"></span></span></p><p style="color: rgb(255, 0, 0); text-align: center;"><span style=";font-family:verdana,arial;font-size:85%;" ><span style="font-style: italic;"></span><br /></span></p>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-76719677324088912682007-05-08T13:40:00.000-07:002007-06-19T21:28:16.753-07:00Anak-anak, Sex dan Aborsi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLhd2eMG3-S3UCPAvy6VZ5E1XLA-zfE3nCrb9GuHbrxHJIZU_wjHbuX5MqQUavg9R7cTvoJGpZRezSDrGCeCPJ_DSedXpgo7eJQY3RRC3IKF8laNC8NgCGYAHlW7tlB-13_WVTdMoqLZI/s1600-h/abortion2201.jpeg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLhd2eMG3-S3UCPAvy6VZ5E1XLA-zfE3nCrb9GuHbrxHJIZU_wjHbuX5MqQUavg9R7cTvoJGpZRezSDrGCeCPJ_DSedXpgo7eJQY3RRC3IKF8laNC8NgCGYAHlW7tlB-13_WVTdMoqLZI/s400/abortion2201.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5062306059180565234" border="0" /></a><span style="color: rgb(0, 0, 153);font-size:100%;" ><span style="font-weight: bold;">Papinto Badut terkesima, masih anak-anak kok hamil.</span></span><br />Lilis (15 tahun) sedang hamil muda, posturnya yang masih anak-anak serta wajahnya yang manis, kurus dan tiris dengan perut buncit membuat orang bertanya tanya masih anak2 kok hamil?. Kehamilan yang menginjak usia 3 bulan ini membuat ia sering mual dan muntah2 dan mulai mengidam makanan buah tertentu, karena tak punya uang, maka ia menghampiri Papinto sambil berkata " Papinto, tolong minta buah blimbingnya dong!", lalu aku turuti kehendaknya kerna merasa iba sebab kehamilan yang ke-2 ini ia ditinggalkan lagi oleh sang suami sirinya yang masih cukup muda juga usianya, 20 tahunan yang hanya tamat SMP. Lilis hanya mengenyam pendidikan SD, sedangkan ke SMP tiada lagi biaya. Ibunya yang penjual rujak manis diemperan rumah kontrakannya tak lagi mampu membiayai sekolahnya. Konon ayah Lilis pergi jadi TKI, tapi tak ada kabar beritanya hingga kini. Jadilah ia anak remaja yang kawin terpaksa karena keadaan dan keterpaksaan. Seharusnya-seandainya ia tahu manfaat KB- ia lebih baik ber-KB saja, untuk mencegah kehamilan yang tak dikehendaki, tapi entah karena kurangnya pengetahuan dan kemiskinan, ia tak melakukannya. Saya sempat dengar bahwa ia akan menggugurkan kandungan, tapi terlambat karena kandunganya kadung besar. Berapa kira-kira jumlah gadis remaja Indonesia mengalami peristiwa seperti Lilis?<br /><br /><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="color: rgb(153, 0, 0);">60% Aborsi oleh Remaja</span></span><br /></div><div style="text-align: center; color: rgb(255, 204, 204);"><span style="font-style: italic;font-size:130%;" ><span style="color: rgb(153, 0, 0);">(Seksolog dan androlog, Prof Dr dr Wimpie Pangkahila Sp And FAACS di sela-sela Kongres Nasional I Asosiasi Seksologi Indonesia, Minggu (20/7/ 2002). </span></span><br /></div><span style="font-style: italic; color: rgb(255, 204, 204);font-size:130%;" ><span style="color: rgb(153, 0, 0);"><br /></span></span><span style="color: rgb(255, 204, 204);font-size:130%;" ><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Sebanyak 60 persen aborsi yang terjadi di Indonesia dilakukan oleh remaja. Angka yang sedemikian tinggi ini bisa menjadi indikasi adanya perubahan persepsi remaja terhadap masalah seks. Di sisi lain, pengetahuan remaja tentang masalah seks ternyata belum maju dengan masih banyaknya salah pengertian dan masih dipercayanya beberapa mitos.<br /><br />Wimpie dalam penjelasannya menandaskan, "Persoalan aborsi remaja di Indonesia itu jika dibandingkan dengan salah satu negara bagian saja di AS, sudah lebih gawat." Namun, dia mengakui bahwa dia belum mendapat data pembanding yang riil.<br /><br />"Di Indonesia ada 2,5 juta aborsi, di mana 1,5 juta di antaranya adalah aborsi yang dilakukan remaja. Kalau aborsi dilakukan oleh seorang istri ada alasannya, seperti alasan kesehatan atau kegagalan program Keluarga Berencana," ujarnya.<br /></span></span><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="color: rgb(153, 0, 0);"><br /></span></span><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="color: rgb(153, 0, 0);"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Setelah soal PACARAN, Kini Masanya "Making Love"</span></span></span><br /></div></div><br /><div style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">UNTUK menggambarkan betapa sulitnya "menjaga" anak perempuan, digambarkan oleh seorang guru yang juga ibu asrama. Katanya, dia lebih senang diserahi tugas mengurus berpuluh-puluh kambing daripada seorang anak perempuan.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Alasannya, kalau kambing betina bunting itu berarti keuntungan karena jumlahnya bakal bertambah. Sebaliknya dengan anak perempuan yang hamil di luar nikah, bisa berarti "urusan berat" seumur hidup.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Cerita dalam sinetron Pernikahan Dini pun memberi gambaran betapa peliknya kehidupan, bila seorang gadis remaja hamil dan terpaksa menikah sebelum waktunya. Dia sendiri tidak siap, keluarganya pun turut terbawa dalam suasana yang serba amburadul. Si ibu dan ayah bertentangan pendapat, si kakak lelaki cenderung marah sekaligus jatuh iba pada nasib si adik.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Sementara Dini, si gadis hamil yang diperankan Agnes Monica terjebak antara perannya sebagai remaja yang ingin bergaul, tanggung jawab sebagai ibu, rasa bersalah, dan ketidaksiapan diri menghadapi semua perubahan yang dirasakannya datang begitu mendadak.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Dini dalam Pernikahan Dini tidak sendirian. Retno Kusrini, psikolog dari Klinik Griya Sahari yang antara lain mengurusi kesehatan reproduksi mengatakan, tahun 1980-an awal dia banyak menangani para remaja putri yang berkonsultasi soal bagaimana mendapat pacar, atau gundah karena putus cinta. Namun, belakangan ini, sebagian remaja itu ingin bertanya lebih jauh masalah ML (singkatan dari Making Love–berhubungan seks).</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">"Hampir semua remaja yang datang berkonsultasi menanyakan soal ML. Ini bisa menjadi salah satu pertanda bahwa semakin banyak remaja yang telah melakukan hubungan seks sebelum menikah," kata Rini, nama panggilannya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Psikolog lainnya yang kerap menangani masalah reproduksi, Ninuk Widyantoro, menambahkan, apa pun alasan mereka melakukan hubungan intim, namun fakta menunjukkan kehamilan di luar nikah biasanya baru menjadi masalah keluarga setelah yang bersangkutan terlambat menstruasi lebih dari dua bulan.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">"Lebih repot lagi kalau yang bersangkutan sudah berusaha dengan berbagai cara minum ramuan atau ke dukun segala. Selain harus mempersiapkan dia menjadi ibu sekaligus bisa tetap sekolah, kita juga mesti berhadapan dengan kemungkinan si bayi lahir cacat," ujar Ninuk.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">SULIT atau bahkan amat mungkin tak ada angka yang menunjukkan berapa banyak perempuan–terutama remaja–yang hamil di luar nikah. Bagaimanapun sebagian besar masyarakat menganggap hamil di luar nikah sebagai aib keluarga yang sebisa mungkin disembunyikan serapat-rapatnya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Bahkan, seorang perempuan berusia 20-an tahun, sebut saja namanya Arni, yang hamil di luar nikah langsung "dikucilkan" oleh keluarganya. Keluarga Arni yang tinggal di daerah padat di Jakarta, suatu hari merasa amat terhenyak begitu Arni mengaku bahwa dirinya telah hamil dengan pria tetangganya, orang yang di lingkungan itu dikenal sebagai pria pengangguran yang suka membual. Kehamilan Arni tak mungkin digugurkan, karena usianya sudah sekitar empat-lima bulan. Untuk menikahkan dia dengan pria tetangganya pun keluarga Arni keberatan, sebab si pria dinilai tidak bisa bertanggung jawab. Mereka khawatir pernikahan justru akan membuat keluarga terbelit masalah yang semakin rumit. Mereka juga merasa keberatan membiarkan Arni tinggal di rumah saja. Alasannya klasik, malu kepada para tetangga. Padahal, di belakang "punggung" keluarga itu, amat mungkin sebagian tetangga sudah tahu kondisi Arni dan menjadikannya bahan pembicaraan. Rapat keluarga besar pun lalu digelar, karena keluarga inti saling beradu argumentasi tanpa mampu menghasilkan jalan keluar bagi kehamilan Arni. Hasilnya, Arni akan tinggal di rumah salah satu kerabatnya di Yogyakarta sampai dia melahirkan. Apakah dia akan memelihara bayinya, atau menyerahkannya kepada pihak lain akan dipikirkan kemudian.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Atas keputusan keluarganya itu, Arni tak bisa berbuat apa-apa. Perempuan itu tidak menjawab ketika ditanya apa sebetulnya keinginannya sendiri. Dia bahkan tidak tahu apa yang akan dilakukannya dengan si bayi. Dia hanya mengatakan, merasa bersalah karena telah merepotkan semua orang.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Hal yang sama juga dialami Indah, bukan nama sebenarnya. Dia hamil dengan pacarnya Riva. Kakak lelakinya, Tono, mengaku amat marah dan sempat terpikir keinginan membunuh Riva. "Saya sudah berkali-kali memperingatkan Wina agar tidak pacaran dengan Riva, karena dia sudah punya istri dan anak pula," ujar Tono. Hubungan Tono dengan Wina cukup dekat. Oleh karena itulah, ketika tahu dirinya hamil, Tono adalah orang pertama yang diberitahu Wina. "Kalau sudah berani begitu, artinya dia sudah dewasa. Saya sudah berusaha memperingatkannya, tetapi dia nekat memilih Riva. Maka, dia harus berani menghadapi kenyataan dan bertanggung jawab pada kehamilannya," cetus Tono. Namun, orangtua mereka tak tega melihat Wina kebingungan. Mereka membawa Wina ke luar kota, dan bercerita kepada para tetangga bahwa Wina sudah menikah. Setelah bayinya lahir, Wina kembali menjalani aktivitasnya, sementara si bayi diasuh orangtuanya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">BAIK Ninuk maupun Rini mengatakan, tahap menerima kenyataan bahwa salah satu anggota keluarga mereka hamil di luar nikah, merupakan hal yang paling sulit. Untuk mengatasi hal itu, tak ada rumusan baku karena kondisi keluarga maupun perempuan muda yang hamil di luar nikah amat berbeda-beda.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">"Biarpun sama-sama hamil di luar nikah, tetapi kondisi mereka berbeda-beda. Makanya penanganannya pun harus individual. Ada keluarga yang mudah didamaikan, artinya tidak perlu saling menyalahkan dan bertengkar, lebih baik mencari jalan keluar. Tetapi ada juga yang sampai memerlukan bantuan konselor, entah itu psikolog, penasihat spiritual, atau anggota keluarga lain yang disegani," tutur Ninuk.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Bagi si remaja yang hamil di luar nikah, menurut Ninuk, salah satu hal penting yang mesti dilakukan adalah menghindarkannya dari trauma. Artinya, meski dia dinilai berbuat kesalahan, tetapi jangan sampai membuatnya didera rasa bersalah berkepanjangan. "Kalau lingkungan begitu memojokkan dia, tak jarang yang bersangkutan jadi trauma. Kepribadiannya berubah, dia jadi menutup diri, tidak mau bergaul. Ini kan kontra-produktif," ujarnya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Dari pengalamannya, Ninuk mengatakan, sebagian besar mereka yang hamil di luar nikah paham bahwa hal itu melanggar norma, mencoreng nama baik keluarga, sampai mempermalukan diri sendiri. Namun di sisi lain, mereka juga tidak punya bekal cukup tentang pengetahuan fisik dan kejiwaan yang tengah mereka alami.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">"Untuk menghadapi kasus hamil di luar nikah atau kehamilan yang tidak diharapkan ini, konselor harus berkejaran dengan waktu. Usia kehamilan terus bertambah, sementara kita perlu mempersiapkan yang bersangkutan, keluarganya, sekaligus mengorek keterangan apa saja yang telah dia lakukan begitu tahu dirinya hamil," cerita Ninuk.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Hal yang terakhir itu penting untuk menentukan langkah terbaik yang mesti dilakukan. Misalnya, menentukan usia dan kondisi kehamilan. Kalau yang bersangkutan sudah mencoba berbagai hal untuk menggugurkan kandungannya, berarti ada kemungkinan hal itu akan mempengaruhi kualitas bayinya. Jalan keluarnya bisa beragam, kalau usia kandungan masih dini bisa dilakukan aborsi yang aman, atau mempersiapkan yang bersangkutan kemungkinan hadirnya anggota keluarga yang cacat.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Rini menambahkan, setelah bisa menerima kenyataan, orangtua sering kali akan mengambil alih tanggung jawab memelihara bayi. Mereka ingin si anak bisa terus bersekolah, dan meneruskan aktivitas lain sesuai usianya. "Tindakan seperti ini buat anak yang sudah dewasa, mungkin dia bisa mengambil hikmahnya. Tetapi buat anak yang masih berpikiran remaja, akan membuatnya tidak pernah belajar menjadi dewasa, menjadi orang yang bertanggung jawab pada perbuatannya."</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Menurut Rini, dengan membiarkan si anak sendiri yang mengurus bayinya, sedang orangtua mendampingi dan mengawasi, akan membuat si anak belajar bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya. "Kalau tanggung jawab itu diambil alih, dia akan merasa jadi anak ABG (anak barugede) terus-menerus. Bahkan, bisa jadi dia hamil lagi," Rini menandaskan.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Tanggung jawab harus diajarkan sejak dia masih hamil. Misalnya, bagaimana dia harus rajin memeriksakan kandungannya ke dokter, mengonsumsi makanan bergizi, dan membesarkan bayinya mulai dari memikirkan soal pakaian, makanan, sampai pendidikannya nanti.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">"Bisa dikatakan setiap perempuan itu punya naluri sebagai ibu. Jika orangtua tidak mendorong si anak menumbuhkan nalurinya sebagai ibu, maka anak itu tidak akan bisa menjadi ibu dari bayinya," cetus Rini.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Dilema yang dari tahun 1980-an hingga kini masih terjadi adalah kondisi di mana orangtua "membuang" si anak yang hamil di luar nikah, sementara kehamilan itu sendiri tidak mungkin digugurkan.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">"Pemerintah melarang aborsi, tetapi tidak memberikan fasilitas bagi perempuan yang mengalami kehamilan tak dikehendaki. Padahal, kondisi yang bersangkutan saat itu biasanya stres berat. Dia harus menanggung kehamilan sekaligus dibuang keluarga. Ke mana dia harus pergi? Situasi ini jadi sangat menyedihkan bagi sang ibu dan janin yang dikandungnya," tutur Rini.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Oleh karena itu, jika ada anggota keluarga yang hamil di luar nikah, sebaiknya semua orang yang dekat dengannya bisa berpikiran jernih, dan tidak mengedepankan emosi. Dengan demikian, apa pun keputusan yang diambil merupakan hal terbaik yang bisa dilakukan. Hal ini perlu, agar orangtua maupun yang bersangkutan tidak menyesal di kemudian hari.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">"Jangan pernah orangtua mencela atau membicarakan keluarga lain yang tengah mengalami anggota keluarganya hamil di luar nikah. Oleh karena, kejadian itu bisa terjadi pula pada dirinya. Saya amati, kejadian seperti itu makin hari kok semakin banyak ya," ujar Rini. Nah lho…. </span><span style="font-style: italic; color: rgb(153, 51, 153);">Sumber www.kompas.com</span><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">(ARN/CP) </span><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);"></span><br /><div style="text-align: center;"><span style="color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Aborsi dan alasannya.</span></span></span><br /></div><span style="color: rgb(153, 51, 0);"></span><br /><span style="color: rgb(153, 51, 0);"></span><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Aborsi adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin sepenuhnya berkembang dan dapat hidup di luar tubuh ibu, yaitu bila janin berusia di bawah dua puluh minggu atau ketika berat janin kurang lebih 500 gram dan panjang dari puncak kepala ke bokong lebih kurang 18 cm. Umumnya aborsi terjadi pada masa tiga bulan pertama kehamilan. Akan tetapi, pada prinsipnya aborsi mempunyai dua arti yang berbeda, yaitu keguguran kandungan yang tidak disengaja (abortus spontan) yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai "keguguran" dan keguguran kandungan yang sengaja dilakukan (abortus provocatus) yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai "pengguguran". Biasanya yang kedua istilah inilah yang sering mengundang pro dan kontra di tengah masyarakat.</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Aborsi yang dilakukan dengan sengaja disebabkan oleh dua hal, yaitu aborsi yang dilakukan karena alasan medis yakni untuk keselamatan ibu disebut abortus therapeuticus dan aborsi yang dilakukan karena tidak menginginkan anak, misalnya karena malu anak yang dikandungnya merupakan hasil dari hubungan di luar nikah atau tidak menginginkan terlalu banyak anak karena alasan ekonomi, dan sebagainya disebut abortus criminalis.</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Sejak zaman dahulu hingga sekarang terdapat bermacam-macam cara menggugurkan kandungan yang dilakukan manusia seperti meminum ramuan tumbuh-tumbuhan (jamu) baik dengan atau tanpa mantera, pijat, melompat dari tempat yang tinggi, meletakkan sesuatu yang panas di atas perut, menggunakan teknik penyedotan (yang disebut "induksi haid" oleh dr. Suk), pelebaran rongga rahim, kuretase, dan sebagainya. Abortus yang tidak memenuhi persyaratan medis sering menimbulkan komplikasi, perdarahan sampai shock, infeksi, dan dapat mengakibatkan kematian pada ibu hamil yang digugurkan kandungannya.</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Awal terjadinya kehamilan</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Sebelum membahas mengenai boleh-tidaknya aborsi dilakukan, ada baiknya kita melihat bagaimana awal terjadinya kehamilan dalam perspektif ilmu kedokteran. Ketika terjadi hubungan seksual, kira-kira 200 juta sel sperma (spermatozoa) terpancar dari zakar laki-laki ke lubang vagina perempuan. Sel sperma tersebut -- yang dilindungi oleh cairan semen dari asam yang ada di vagina, berenang dengan ekornya, dan berusaha menembus ke dalam saluran telur melalui uterus (rahim). Dalam empat puluh menit perjalanannya, sebagian besar sel sperma mati. Bila ada satu sel sperma yang bertemu dengan ovum atau sel telur maka terjadilah konsepsi atau pembuahan. Pada saat itu, kepala spermatozoa berusaha masuk ke dalam ovum melalui permukaan luarnya. Jika ada sel sperma yang berhasil masuk, membran ovum berubah sehingga tidak bisa dimasuki oleh sel sperma yang lain. Sel baru yang baru terbentuk tersebut disebut zigot.</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Beberapa jam setelah pembuahan, zigot mengalami pembelahan atau mitosis menjadi dua sel baru yang serupa. Kemudian, masing-masing sel membelah diri menjadi dua, empat, delapan, dan seterusnya sampai membentuk bola sel yang disebut morula. Setelah mengalami pembelahan berkali-kali, morula berubah menjadi bulatan berongga yang disebut blastosit. Kemudian, blastosit menanamkan diri ke dalam selaput lendir rahim, dan tumbuh menjadi janin (embrio). Sel yang membelah diri itu kemudian tumbuh berbeda. Sejumlah sel menjadi embrio, dan yang lain membentuk kantung yang mengelilingi embrio yang disebut korion (selaput luar embrio yang berfungsi sebagai selaput pelindung dan pencari makanan) dan amnion (selaput ketuban atau selaput paling dalam yang mengelilingi janin sebelum kelahiran yang berisi cairan).</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Dari 46 kromosom dalam diri kita -- 23 di antaranya berasal dari ayah dan 23 lainnya dari ibu, ada dua kromosom yang secara khusus menentukan jenis kelamin individu. Kedua kromosom ini disebut kromosom seks. Dalam diri perempuan, kromosom ini serupa, dan masing-masing disebut kromosom X sehingga kromosom seks dalam diri perempuan disebut XX. Akan tetapi, dalam diri laki-laki hanya ada satu kromosom X dan satu kromosom Y sehingga kromosom seks dalam diri laki-laki disebut XY. Oleh karena itu, seorang ayah bisa mewariskan kromosom X atau Y kepada anaknya, sementara seorang ibu hanya bisa mewariskan satu kromosom X. Sebuah sel sperma yang mengandung kromosom X kebetulan membuahi ovum maka akan terbentuk sel yang mengandung komplemen kromosom 46 + XX, dan bayi yang akan lahir nanti adalah perempuan. Sebaliknya, jika sel sperma yang membuahi itu mengandung kromosom Y, sel yang akan terbentuk mempunyai komplemen kromosom 46 + XY, dan bayi yang akan lahir nanti, insya Allah, laki-laki. Dengan demikian, faktor yang menentukan jenis kelamin bayi adalah jenis sel sperma yang membuahi.</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Pengetahuan tentang embriologi (ilmu yang menguraikan tentang pembentukan, pertumbuhan pada tingkat permulaan, dan perkembangan embrio) baru diketahui oleh ilmuwan pada abad ketujuh belas karena penemuannya harus menunggu berbagai kemajuan luar biasa yang berpuncak pada kemampuan manusia untuk melihat kromosom-kromosom (dengan menggunakan mikroskop), dan menyelidiki peran yang dimainkannya. Akan tetapi, empat belas abad yang lampau Alquran secara tidak langsung sudah memberikan rujukan mengenai peranan faktor sperma dalam menentukan jenis kelamin. Alquran menyatakan, "Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)? Bukankah ia (pada mulanya) setetes nuthfah (sperma) yang ditumpahkan ke (dalam rahim)? Kemudian menjadi `alaqah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah menciptakan sepasang laki-laki dan perempuan." (Q.S. 75: 36-39). Dalam ayat lain disebutkan, "Dan bahwasannya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan, dari setitik nuthfah apabila dipancarkan." (Q.S. 53: 45-46). Kedua ayat termaktub memberikan gambaran bahwa sperma laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin janin laki-laki atau perempuan karena hanya sperma dipancarkan oleh laki-laki ke dalam vagina perempuan.</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Ihwal permulaan kehidupan</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Dalam perspektif hukum Islam klasik, aborsi masih merupakan kontroversi. Sebagian fukaha (ulama ahli hukum Islam) ada yang berpendapat bahwa melakukan aborsi berdosa kalau dilakukan sesudah masa kehamilan enam belas minggu karena ketika itu Allah sudah meniupkan roh kepada janin,sehingga dia hidup seperti manusia juga. Akan tetapi, kalau aborsi dilakukan sebelum itu, tidak berdosa. Dalil yang digunakan untuk menunjukkan kebolehan aborsi itu sebagai berikut. "Setiap orang di antaramu diciptakan dalam rahim ibunya dari setetes nuthfah selama empat puluh hari, lalu dia menjadi `alaqah selama (kurun) waktu yang sama, kemudian menjadi mudhghah selama kurun waktu yang sama juga, dan kemudian Allah mengutus malaikat datang kepadanya dengan membawa empat perintah. Sang malaikat itu diperintahkan untuk menuliskan rezeki, usia, amal perbuatan, dan akhirnya nasibnya bahagia atau sengsara, lantas meniupkan ruh kepadanya" (H.R. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas`ud). Dalam hadis lain disebutkan, 'Ketika nuthfah telah berusia empat puluh dua hari, Allah mengutus malaikat yang membentuknya, menciptakan pendengaran, penglihatan, kulit, daging, dan tulangnya, lalu bertanya, "Tuhanku, apakah dia laki-laki atau perempuan?" (H.R. Muslim dari Hudzaifah bin Asid).</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Kedua hadis di atas mempunyai variasi susunan kata-kata yang berbeda, tergantung kepada siapa yang meriwayatkannya. Tampaknya kebolehan melakukan aborsi berawal dari kedua hadis ini. Sebagian fukaha dulu telah salah memandang ditiupkannya roh sebagai bermakna permulaan kehidupan. Karena perempuan hamil tidak merasakan gerakan sebelumnya, maka janin itu pastilah "belum hidup". Demikianlah data yang dikemukakan oleh embriologi pada zaman mereka. Hadis kedua dijadikan alasan membolehkan aborsi sebelum tujuh minggu masa kehamilan. Itulah waktu kunjungan malaikat yang diperkirakan dalam hadis tersebut, yaitu ketika janin berbentuk sesosok manusia.</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Padahal di zaman kita sekarang ini, kita mengetahui bahwa janin sudah hidup sejak awal, tetapi karena ukuran dan anggota badannya kecil, serta banyaknya cairan dalam kantong amniotik di sekitarnya maka sang ibu belum bisa merasakan gerakan-gerakannya. Hadis kedua juga tidak dapat dijadikan alasan kebolehan aborsi sebelum usia tujuh minggu masa kehamilan karena proses pembentukan manusia berawal jauh sebelum itu. Hassan Hathout berpendapat bahwa fase kehidupan seorang manusia yang pantas dikualifikasikan sebagai permulaan kehidupan harus menggabungkan semua kriteria sebagai berikut.</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">1. Ia harus berupa suatu kejadian yang jelas dan memiliki batasan yang gamblang yang secara aktual bisa disebut sebagai awal-mula kehidupan.</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">2. Ia harus memperlihatkan ciri utama kehidupan awal, yakni "pertumbuhan".</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">3. Jika pertumbuhan itu tidak terhambat, secara alami ia akan menuju pada tahap-tahap kehidupan berikutnya seperti fetus, neonatus, kanak-kanak, remaja, dewasa, tua, sampai mati.</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">4. Ia mengandung gen-gen khas yang dimiliki ras manusia pada umumnya dan juga yang unik dimiliki oleh seorang individu tertentu yang tak ada orang lain benar-benar menyerupainya, sejak zaman azali hingga zaman azali lagi.</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">5. Ia tidak didahului oleh fase lainnya yang menggabungkan semua karakteristik sebelumnya dari nomor 1 sampai 4.</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Dengan menerapkan kriteria termaktub, kehidupan manusia berawal dari berpadunya spermatozoa dengan ovum yang disebut pembuahan atau konsepsi guna membentuk zigot. Zigot inilah yang mengandung 46 kromosom, separuh dari ibu dan separuh lagi dari ayah. Sperma atau ovum yang tidak dibuahi tidak memenuhi kriteria ini sekalipun keduanya hidup karena sel sperma dan ovum hanya memiliki setengah jumlah kromosom manusia, yaitu 23 kromosom. Oleh karena itu, pernyataan Gadis Arivia dalam "Etika Feminis dan Aborsi" menjadi tidak relevan dan terlalu menyederhanakan masalah ketika dia membandingkan terkonsepsinya janin sudah menjadi manusia adalah sama dengan durian sebelum ditanam sudah menjadi pohon durian (Kompas, 8 Oktober 2001). Kehidupan seorang manusia -- kendati masih berbentuk janin -- jauh lebih kompleks dari sekadar biji durian.</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Dengan sangat baik, George W. Corner mendeskripsikan, The fertilization of an egg by a sperm is one of the greatest wonders of nature, an event in which magnificently small fragments of animal life are driven by cosmic forces toward their appointed end, the growth of a living being. As a spectacle it can be compared only with an eclipse of the sun or the eruption of a volcano. It is, in fact, the most common and the nearest to us of nature's cataclysms, and yet it is very seldom observed because it occurs in a realm most people never see, the region of microscopic things (Williams Obstetrics, edisi ke-20, 1997, hlm. 96).</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Imam al-Ghazali dalam Ihya 'Ulumuddin mengatakan, "Keberadaan (manusia) memiliki tahapan-tahapan. Tahapan pertama adalah penempatan air mani dalam rahim dan campurannya dengan telur wanita. Kemudian siaplah ia menerima kehidupan. Mengusiknya adalah suatu kejahatan. Ketika ia berkembang lebih lanjut dan menjadi suatu gumpalan, menggugurkannya adalah suatu kejahatan yang lebih besar." (Lihat Abul Fadl Mohsin Ebrahim, Aborsi, Kontrasepsi, dan Mengatasi Kemandulan: Isu-Isu Biomedis dalam Perspektif Islam, Mizan, Bandung, 1977, hlm. 113). Apa yang dikatakan oleh al-Ghazali tampaknya sesuai dengan etika kedokteran yang menyatakan bahwa "dokter wajib menghormati kehidupan manusia sejak saat pembuahan" (Deklarasi Jenewa 1948). Pembuahan adalah suatu masa pertemuan antara ovum dan spermatozoa, dan itulah permulaan kehidupan yang tidak teramati, tetapi dapat dirasakan oleh ibu melalui perubahan fisiologis tubuhnya.</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Al-Ghazali tampaknya cukup piawai merumuskan bahwa kehidupan janin mulai dalam dua fase, yaitu fase kehidupan tak teramati yang ditandai oleh pertumbuhan diam-diam dan tengah menyiapkan diri untuk menerima roh, yang kemudian disusul oleh kehidupan yang bisa diamati, yang mulai dengan dirasakannya fase cepatnya gerak pertumbuhan oleh sang ibu. Kedua fase ini harus dihormati dan tidak boleh dilanggar. Dengan demikian, pengguguran kandungan adalah suatu bentuk pembunuhan. Padahal, ajaran Islam pada dasarnya sangat menghargai kehidupan manusia. Al-Quran menyebutkan bahwa tindakan seseorang baik positif maupun negatif, berkenaan dengan kehidupan itu selalu mempunyai dampak yang lebih luas yang bisa dirasakan bukan hanya oleh individu pelaku tindakan itu sendiri karena dampak itu akan menyangkut keseluruhan kemanusiaan. Dengan demikian, menghabisi jiwa seseorang bagaikan mengakhiri kehidupan masyarakat dan memelihara jiwa seseorang bagaikan memelihara kehidupan manusia seluruhnya (Q.S. 5: 32).</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Anak hasil perzinaan</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Untuk menunjukkan betapa Islam sangat menghargai kesucian kehidupan, ada sebuah hadis yang menyebutkan sikap Rasulullah terhadap pengakuan perempuan yang berzina, "Seorang wanita dari Ghamid datang kepada Rasulullah dan berkata, 'Wahai Rasulullah, aku telah berzina. Hukumlah aku'. Tetapi Rasulullah menolaknya. Esok harinya, perempuan itu berkata, 'Wahai Rasulullah, mengapa engkau menolakku? Mungkin engkau menampikku seperti engkau menampik Ma`iz. Demi Allah, aku telah hamil'. Nabi berkata, 'Baiklah jika kamu berkeras, maka pergilah sampai anak itu lahir'. Ketika wanita itu telah melahirkan, dia datang bersama anaknya (yang terbungkus) kain buruk, dan berkata, 'Inilah anak yang telah kulahirkan'. Nabi berkata, 'Pergilah, dan susuilah ia sampai engkau menyapihnya'. Ketika wanita itu sudah menyapih anaknya, dia kembali kepada Nabi dengan membawa anaknya yang sedang memegang sepotong roti. Wanita itu berkata, 'Nabi Allah, inilah dia. Aku telah menyapihnya dan dia memakan makanan biasa sekarang'. Nabi mempercayakan anak itu kepada salah seorang kaum Muslim dan kemudian menetapkan hukuman bagi wanita itu."</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Berdasarkan hadis tersebut, para ulama mengatakan bahwa jika seorang perempuan melakukan kejahatan yang ganjarannya adalah hukuman mati, tetapi terbukti perempuan itu sedang hamil maka pelaksanaan hukuman itu harus ditunda sampai dia melahirkan bayinya dan menyempurnakan penyusuannya sampai bayi itu disapih. Inilah pengakuan yang jelas dan gamblang atas hak hidup janin. Ini pun berlaku bagi kehamilan yang terjadi di luar nikah karena janin yang terbentuk di luar ikatan perkawinan juga mempunyai hak hidup. "Setiap bayi dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan suci," demikian menurut sebuah hadis. Lebih-lebih bila kehamilan tersebut berasal dari perkawinan yang sah. Inilah sunah yang dijalankan oleh Nabi dan berlaku tanpa memperhatikan usia kehamilan. Tidak menjadi soal, apakah itu kehamilan dini atau telah mencapai usia empat puluh dua hari lebih. Aturan hukum ini juga sekaligus menjawab segala macam pertanyaan yang berkaitan dengan kewajiban kita untuk melindungi janin sejak awal usia kehamilan. (Lihat Hassan Hathout, Revolusi Seksual Perempuan: Obstetri dan Ginekologi dalam Pandangan Islam, Mizan, Bandung, 1994, hlm. 61-62). Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau Islam mensejajarkan hak janin dengan hak bayi yang telah lahir dalam pembagian harta peninggalan (waris).</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Kapan aborsi dibolehkan?</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Salah satu perdebatan sengit mengenai aborsi adalah pertanyaan, "Siapakah yang berhak atas nasib janin dalam kandungan: sang ibukah yang harus tunduk kepada hak janin untuk lahir, ataukah janin yang harus tunduk kepada ibu sebagai pemilik rahim yang mengandungnya?" Tampaknya hampir semua ulama fikih sepakat bahwa jika perempuan yang hamil menderita kondisi medis yang tidak cocok dengan kehamilan serta pandangan medis menyatakan bahwa kelangsungan kehamilan benar-benar bakal mengancam kehidupannya maka aborsi pun diperbolehkan. Fikih berpandangan bahwa ibu adalah akar dan janin adalah cabang. Jika kesehatan mereka berdua tidak bisa diselaraskan, janin mesti dikorbankan guna menyelamatkan nyawa sang ibu. Dalam Ushul Fiqih kita akan menemukan diktum yang menyebutkan, Adh-dharuratu tubihul mahdzurat (keadaan darurat membolehkan hal-hal terlarang), dan Idza ta`radhatul mafsadatani ru�iya a`dzamuhuma dhararan birtikabi akhaffihima (Jika dua keburukan menghadang, maka harus dihindari yang lebih berat bahayanya dengan menempuh yang lebih ringan). Konferensi Islam Rabat memperjelas hukum aborsi dengan menyatakan bahwa hanya ketika nyawa ibu terancam atau tiada harapan bagi kelangsungan kehidupan janin maka aborsi diizinkan. Islam sama sekali tidak memberi peluang kepada pertimbangan hak perempuan untuk menentukan nasib janinnya. Apalagi atas pertimbangan kesehatan yang tidak fatal yang dikehendaki oleh segelintir perempuan.</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);">Akhirnya, semua persoalan yang menyangkut aborsi akan tetap menjadi semacam perdebatan yang tidak berujung-pangkal bila kita tidak menyepakati etika mengenai permulaan kehidupan. ***</span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"><span style="font-style: italic;">Nina Surtiretna, mahasiswa PPDS-Anak Unpad dan dokter tetap di RS Muhammadiyah Bandung. Rachmat Taufiq Hidayat, Direktur Penerbit Kiblat Buku Utama, Bandung.</span></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"><span style="font-style: italic;">Sumber www.pikiran-rakyat.com</span></span><br /><span style="color: rgb(102, 51, 255);"> </span><br /><span style="color: rgb(153, 51, 0);"></span></div>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-69147788900700043432007-05-03T15:02:00.000-07:002007-06-19T21:27:22.658-07:00Hari Pendidikan Nasional & Keprihatinan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhu2tDgHYKmC-TfZgjWttdlX8128hw63Mcf1RhckBe2fNloewkwaHgI8LKKpHOSyVK4ZACrledrllJ9M2ZTFj53SEZMg6ZS4o6az1jDzfz6Ife-bSMqqImSfSNeC2HVjfHLTNxPPXU4Y8A/s1600-h/pap-g.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhu2tDgHYKmC-TfZgjWttdlX8128hw63Mcf1RhckBe2fNloewkwaHgI8LKKpHOSyVK4ZACrledrllJ9M2ZTFj53SEZMg6ZS4o6az1jDzfz6Ife-bSMqqImSfSNeC2HVjfHLTNxPPXU4Y8A/s320/pap-g.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5060467117393175266" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 0, 153);"><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Papinto Badut Prihatin Tentang "Education" oleh Lingkungan</span><br />Redi (8) tahun langsung misuh memaki dan mengeluarkan kata2 kotor yang tak pantas diucapkan oleh anak seusianya, ketika pesawatnya meledak terkena rudal pesawat induk musuh yang menembak dengan kecepatan tinggi. Reaksi syaraf motoriknya tak mampu melayani tembakan pesawat musuh yang disetting demikian tinggi. Ya, Redi berada didepan media hiburan Videogame yang dijalankan dengan 2 koin ratusan. Nampaknya itu permainan terakhirnya karena koinnya sudah habis. Sementara disebelahnya 3 orang anak berseragam SMP tertawa cekikikan sambil berusaha menelanjangi gambar wanita yang berpose hot yang terpampang di layar monitor dengan cara memenangkan <span style="font-style: italic;">Fightgame</span>. Mengapa Redi begitu kasar? siapa yang mempengaruhinya? "pendidikan" kekasaran ini oleh siapa ? Lingkungan pergaulankah? TV kah? Playstation atau Videogamekah? yang jelas bukan didikan sekolah formalnya yang baru kelas 2 SD itu. Kemarin Hari Pendidikan Nasional, koran2 ramai memuat berita al: <span style="font-style: italic;">75.000 anak2 Papua belum mampu bersekolah, Tukul Arwana diprotes siswa SD Muhammadiyah karena aksi tempel pipi kiri kanannya di TV, mahasiswa Unesa protes mahalnya pendidikan di bis kota dengan poster2 dan wajah badut.<br /><br /></span><h1 style="color: rgb(153, 51, 153);" align="center"><span style="font-size:180%;">B</span><span style="font-size:130%;">AHAYA </span><span style="font-size:180%;">T</span><span style="font-size:130%;">ONTONAN </span><span style="font-size:180%;">K</span><span style="font-size:130%;">EKERASAN </span><span style="font-size:180%;">P</span><span style="font-size:130%;">ADA </span><span style="font-size:180%;">A</span><span style="font-size:130%;">NAK</span></h1> <table bg="" style="color: rgb(102, 0, 102);" border="1" width="100%"> <tbody><tr> <td width="100%"> <p align="center"><span style="font-family:Arial;"><span style="color: rgb(255, 255, 0);">A<span style="color: rgb(204, 0, 0);">da dua umpan yang dilempar oleh produser agar film produksinya laku ditonton. Seksualitas dan kekerasan. Orang tua cenderung mencekal yang pertama, tapi jarang atau tidak sama sekali untuk yang kedua. Padahal "bahayanya" tak kalah seriusnya.</span></span></span></p></td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in;"><span style="font-family:Arial;"> <!--[endif]--><o:p></o:p><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Ny. Lita Marfiandi terkejut melihat anaknya yang berumur delapan tahun melemparkan gelas dan piring. Apalagi tidak ada masalah dalam diri anaknya. Bahkan hal itu dilakukannya sambil tertawa senang. Ketika ditanya, anaknya dengan enteng menjawab, "Kayak Joshua di televisi." Yang dimaksud adalah ulah Joshua dalam sinetron </span><i style="color: rgb(153, 0, 0);">Anak Ajaib</i><span style="color: rgb(153, 0, 0);">.</span><o:p style="color: rgb(153, 0, 0);"></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Kasus anak Ny. Lita itu memunculkan kembali silang pendapat, benarkah tayangan televisi berpengaruh terhadap perilaku anak? Dalam lingkup yang lebih kecil, apakah tayangan kekerasan di televisi (juga <i>game</i> kekerasan) bisa memicu kebrutalan anak di kemudian hari? Masih ingat dengan kasus Eric Harris (18) dan Dylan Klebold (17), dua pelajar Columbine High School di Littleton Colorado, Amerika, yang menewaskan 11 rekannya dan seorang guru pada 20 April 1999? Dari keterangan temannya diperoleh, Dylan Klebold bisa berjam-jam main <i>game</i> yang tergolong penuh kekerasan seperti <i>Doom</i>, <i>Quake</i>, dan <i>Redneck Rampage</i>.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Sungguh sulit menjawab pertanyaan itu. Melihat jawaban anak Ny. Lita, jelas tayangan di televisi mempengaruhi perilakunya. "Tapi, itu 'kan hanya meniru?" kata Prof. Dr. Fawzia Aswin Hadis, pengajar di Fakultas Psikologi UI sambil menambahkan, fase anak-anak memang fase meniru. Tak heran bila anak-anak sering disebut imitator ulung. Lain persoalannya jika lemparannya ditujukan ke orang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Ihwal kasus Harris dan Klebold, para peneliti berpendapat, video <i>game</i> menawarkan agresi lebih kuat pada anak-anak dibandingkan tontonan di TV, karena jauh lebih hidup dan bersifat interaktif. Bukan sekadar observasi seperti TV.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Pendapat Fawzia mendukung pernyataan itu, "Main <i>game</i> itu intens. Di sana ada target, entah menjatuhkan atau mematikan lawan. Jika (dilakukan) bertahun-tahun, tayangan itu bisa menjadi rangsangan untuk berbuat."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Apalagi analisis lanjutan menemukan, rasa minder Klebold dan Harris terhadap rekan-rekan yang berprestasi di bidang atletik mendorong mereka untuk menunjukkan kejantanan dengan bermain senjata.<o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(153, 0, 0);" class="MsoNormal"><span style="font-family:Arial;"><!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]--><o:p></o:p></span><span style="color: rgb(153, 51, 0);font-size:100%;" >Apa yang menarik anak?</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Yang menjadi masalah, mengapa kekerasan menjadi menu pilihan yang ditayangkan di TV? Tak bisa dipungkiri, persaingan penyelenggara siaran di layar kaca dalam memperebutkan kue iklan yang makin terbatas sangatlah ketat. Demikian pula dengan pengiklanan suatu mata acara. Dengan durasi terbatas, kail yang dilemparkan ke pemirsa harus bisa menohok langsung ke benak.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Kalau rajin memperhatikan iklan cuplikan tayangan film, tentu unsur seks dan kekerasan itu besar porsinya. Apalagi dalam film laga yang memang menjual seputar kekerasan. Ambil contoh sinetron seri <i>Jacklyn</i>. Kekerasan digunakan dalam berbagai cara dalam promosi sebagai pengait untuk menarik pemirsa agar menonton program itu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Seorang psikolog sosial mengamati, jenis film-film laga kepahlawanan (hero) selalu menarik perhatian dan disenangi anak-anak, termasuk balita, sehingga mereka tahan berjam-jam duduk di depan layar kaca. Diduga, selain menghibur, yang terutama bikin "kecanduan" ialah unsur <i>thrill</i>, suasana tegang saat menunggu adegan apa yang bakal terjadi kemudian. Tanpa itu, film cenderung datar dan membosankan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Kekerasan yang ditayangkan di TV tak hanya muncul dalam film kartun, film lepas, serial, dan sinetron. Adegan kekerasan juga tampak pada hampir semua berita, khususnya berita kriminal. TV swasta di Indonesia terkadang lebih "kejam" dalam menggambarkan korban kekerasan, misalnya dengan ceceran darah atau meng-<i>close up</i> korban.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Jadi, orang tua jangan terkecoh dengan hanya menyensor adegan seksual, misalnya ciuman. Adegan kekerasan, mulai tembakan, tamparan pipi, jerit dan teriakan, darah, gebuk-gebukan perlu juga disensor.<o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(153, 0, 0);" class="MsoNormal"><span style="font-family:Arial;"><!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]--><o:p></o:p></span><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-size:100%;" >Jadi agresor dan tak pedulian</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Di Indonesia belum ada penelitian mengenai pengaruh tayangan kekerasan terhadap perilaku anak. Ini tentu membuat semakin sulit untuk mengatakan bahwa tayangan televisi berpengaruh terhadap perilaku anak. Sementara, meski masih simpang siur, peneliti di luar sudah menyimpulkan ada korelasi - untuk tidak menyebut penyebab - antara tayangan kekerasan dengan perilaku anak. Sebuah survai pernah dilakukan <i>Christian Science Monitor</i> (CSM) tahun 1996 terhadap 1.209 orang tua yang memiliki anak umur 2 - 17 tahun. Terhadap pertanyaan seberapa jauh kekerasan di TV mempengaruhi anak, 56% responden menjawab amat mempengaruhi. Sisanya, 26% mempengaruhi, 5% cukup mempengaruhi, dan 11% tidak mempengaruhi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Hasil penelitian Dr. Brandon Centerwall dari Universitas Washington memperkuat survai itu. Ia mencari hubungan statistik antara meningkatnya tingkat kejahatan yang berbentuk kekerasan dengan masuknya TV di tiga negara (Kanada, Amerika, dan Afrika Selatan). Fokus penelitian adalah orang kulit putih. Hasilnya, di Kanada dan Amerika tingkat pembunuhan di antara penduduk kulit putih naik hampir 100%. Dalam kurun waktu yang sama, kepemilikan TV meningkat dengan perbandingan yang sejajar. Di Afrika Selatan, siaran TV baru diizinkan tahun 1975. Penelitian Centerwall dari 1975 - 1983 menunjukkan, tingkat pembunuhan di antara kulit putih meningkat 130%. Padahal antara 1945 - 1974, tingkat pembunuhan justru menurun (<i>Kompas</i>, 20-3-1995).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Centerwall kemudian menjelaskan, TV tidak langsung berdampak pada orang-orang dewasa pelaku pembunuhan, tetapi pengaruhnya sedikit demi sedikit tertanam pada si pelaku sejak mereka masih anak-anak. Dengan begitu ada tiga tahap kekerasan yang terekam dalam penelitian: awalnya meningkatnya kekerasan di antara anak-anak, beberapa tahun kemudian meningkatnya kekerasan di antara remaja, dan pada tahun-tahun akhir penelitian di mana taraf kejahatan meningkat secara berarti yakni kejahatan pembunuhan oleh orang dewasa.<o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(153, 0, 0);" class="MsoBodyTextIndent">Penemuan ini sejalan dengan hasil penelitian Lembaga Kesehatan Mental Nasional Amerika yang dilakukan dalam skala besar selama sepuluh tahun. "Kekerasan dalam program televisi menimbulkan perilaku agresif pada anak-anak dan remaja yang menonton program tersebut," demikian simpulnya. Sedangkan Ron Solby dari Universitas Harvard secara terinci menjelaskan, ada empat macam dampak kekerasan dalam televisi terhadap perkembangan kepribadian anak. Pertama, dampak agresor di mana sifat jahat dari anak semakin meningkat; kedua, dampak korban di mana anak menjadi penakut dan semakin sulit mempercayai orang lain; ketiga, dampak pemerhati, di sini anak menjadi makin kurang peduli terhadap kesulitan orang lain; keempat, dampak nafsu dengan meningkatnya keinginan anak untuk melihat atau melakukan kekerasan dalam mengatasi setiap persoalan.</p> <p style="color: rgb(153, 0, 0);" class="MsoNormal"><span style="font-family:Arial;"><!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]--></span><b><span style="font-family:Arial;"><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Nonton untuk pelarian</span><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Tapi, benarkah agresivitas anak-anak terjadi hanya karena tayangan kekerasan di layar kaca? "Pada dasarnya setiap manusia itu mempunyai sifat agresif sejak lahir," ungkap Fawzia. Sifat ini berguna dalam bertahan hidup. Tanpa agresivitas, anak tidak akan bereaksi jika mendapat rangsangan yang mengancamnya. Tetapi, tanpa pengarahan yang baik, sifat itu bisa merusak.<br />Ada yang melihat, proses dari sekadar tontonan sampai menjadi perilaku perlu waktu yang cukup panjang. Namun, yang merepotkan bila tontonan kekerasan jadi suguhan sehari-hari, sehingga menjadi hal yang biasa, apalagi lingkungan sekitar juga mendukung.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Menurut psikolog dari Universitas Stanford, Albert Bandura, respons agresif bukan turunan, tetapi terbentuk dari pengalaman. Ada permainan yang dapat memicu agresi. "Orang belajar tidak menyukai dan menyerang tipe individu tertentu melalui pengalaman atau pertemuan langsung yang tidak menyenangkan."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Bayangkan, bila dalam sehari disuguhkan 127 adegan kekerasan, berapa yang akan diterima dalam seminggu, sebulan, atau setahun? Mungkinkah akhirnya si anak merasa, memang "tidak apa-apa" memukul dan menganiaya orang lain? <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Hasil survai berikut bisa memberikan gambaran. Rata-rata orang Amerika menonton TV selama 25 - 30 jam per minggu. Dalam penelitian yang melibatkan 100.000 orang sebagai subjek disimpulkan, ada bukti kuat hubungan antara perilaku agresif dan melihat tayangan TV yang bermuatan kekerasan dalam waktu lama (ekstensif).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Banyak anak begitu betah menghabiskan waktu berjam-jam di depan TV. "Menurut mereka, televisi adalah cara terbaik untuk menyingkirkan perasaan tertekan, atau untuk mencoba lari dari perasaan itu," kata Mark I Singer, guru besar di Mandel School of Applied Social Sciences yang meneliti 2.244 anak sekolah yang berumur 8 - 14 tahun di Northeast Ohio, AS.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Malah menurut majalah <i>TV Guide</i>, sekitar 70% anak yang menonton TV menyatakan, nonton TV hanya sebagai pelarian. Hanya 1 dari 10 pemirsa yang mengatakan TV untuk olah intelektual.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Padahal, penelitian menunjukkan, menonton TV berjam-jam secara pasif justru meningkatkan level trauma kejiwaan. "Kegiatan nonton TV berjam-jam tidak menghilangkan rasa tertekan, tapi membuatnya makin parah," tambah Singer. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Rupanya, ada hubungan antara pilihan program dengan tingkat kemarahan atau agresi. "Anak laki-laki atau perempuan yang memilih program TV dengan banyak aksi dan perkelahian - atau program kekerasan tinggi, memiliki nilai kemarahan yang tinggi dibandingkan anak lainnya. Mereka juga dilaporkan lebih banyak menyerang anak lain," ujar Singer.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Yang menarik, ada hubungan nyata antara kebiasaan menonton TV dengan tingkatan pengawasan orang tua. Pengawasan itu berupa pengenalan orang tua akan teman-teman sang anak, di mana mereka berada sepanjang hari. Selain itu, apakah orang tua juga menetapkan dan menjalankan peraturan pembatasan waktu bermain di luar rumah atau nonton TV.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Anak yang tidak diawasi dengan ketat akan menonton TV lebih banyak dibandingkan anak-anak yang lain. Kelompok ini lebih banyak menonton program aksi dan perkelahian atau video musik. "Sebanyak 58% anak perempuan yang kurang diawasi, lebih memilih program TV berbau kekerasan atau video musik," ungkap Singer.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Singer juga melaporkan, hampir separuh kelompok anak perempuan dengan tingkat kemarahan tinggi punya pikiran untuk bunuh diri. Sedangkan pada kelompok anak laki-laki tipe yang sama merasa takut akan ada orang yang membunuh mereka.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Apalagi menurut Aletha Huston, Ph.D. dari University of Kansas, "Anak-anak yang menonton kekerasan di TV lebih mudah dan lebih sering memukul teman-temannya, tak mematuhi aturan kelas, membiarkan tugasnya tidak selesai, dan lebih tidak sabar dibandingkan dengan anak yang tidak menonton kekerasan di TV." <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Toh tidak semua pihak setuju dengan pendapat bahwa kekerasan di TV berakibat langsung pada perilaku. Satu kajian oleh para ahli ilmu jiwa Inggris menyebutkan, tak ada kaitan langsung antara kekerasan di TV dengan perilaku anak.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Namun, ada syarat yang harus dipenuhi. "Tak ada yang lebih baik daripada keluarga yang hangat, sekolah yang bermutu, dan masyarakat yang peduli," tutur ahli perilaku Tony Charlton, yang memimpin kajian itu. "Kalau tiga aspek itu terpenuhi, tak ada masalah dengan kekerasan yang ditonton."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Film laga harus pula dilihat dari aspek positifnya, yaitu bahwa anak membutuhkan figur pahlawan, jagoan, dan heroisme. Di sinilah peran orang tua untuk mengajaknya menarik garis perbedaan antara dunia nyata dan film. Seperti yang dikatakan Madeline Levine, Ph.D., psikolog di Marin County, Kalifornia, "Pada umur sembilan tahun anak baru bisa membedakan antara kenyataan dan fantasi."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Majalah <i>Time</i> (12-1-1998) juga memaparkan hasil sebaliknya. Selama tiga tahun peneliti Inggris, Tony Charlton, memantau perilaku 859 anak di pulau terpencil Saint Helena, Atlantik. Ia menemukan, tidak ada perubahan perilaku pada mereka yang menonton TV dari berbagai belahan dunia yang diterima melalui satelit. Tapi jangan-jangan, Charlton tidak memperhatikan populasi penduduk yang hanya 5.600 orang dan letaknya yang terpencil itu?<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-family:Arial;" ><!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]--><o:p></o:p></span><b><span style="font-family:Arial;"><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Orang tua contoh model anak</span><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Dari berbagai kemungkinan masalah yang bisa timbul, tentu peran orang tua tidak bisa diabaikan. Sikap orang tua terhadap TV akan mempengaruhi perilaku anak. Maka sebaiknya orang tua lebih dulu membuat batasan pada dirinya sebelum menentukan batasan bagi anak-anaknya. Biasanya, di kala lelah atau bosan dengan kegiatan rumah, orang tua suka menonton TV. Tetapi kalau itu tidak dilakukan dengan rutin, artinya Anda bisa melakukan kegiatan lain kalau sedang jenuh, anak akan tahu ada banyak cara beraktivitas selain menonton TV.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Usahakan TV hanya menjadi bagian kecil dari keseimbangan hidup anak. Yang penting, anak-anak perlu punya cukup waktu untuk bermain bersama teman-teman dan mainannya, untuk membaca cerita dan istirahat, berjalan-jalan dan menikmati makan bersama keluarga. Sebenarnya, umumnya anak-anak senang belajar dengan melakukan berbagai hal, baik sendiri maupun bersama orang tuanya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Hal penting kedua adalah mengikutsertakan anak dalam membuat batasan. Tetapkan apa, kapan, dan seberapa banyak acara TV yang ditonton. Tujuannya, agar anak menjadikan kegiatan menonton TV hanya sebagai pilihan, bukan kebiasaan. Ia menonton hanya bila perlu. Untuk itu video kaset bisa berguna, rekam acara yang Anda sukai lalu tonton kembali bersama-sama pada saat yang sudah ditentukan. Cara ini akan membatasi, karena anak hanya menyaksikan apa yang ada di rekaman itu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Masalah jenis program yang ditonton sangat penting dipertimbangkan sebab itu menyangkut masalah kekerasan, adegan seks, dan bahasa kotor yang kerap muncul dalam suatu acara. Kadang ada acara yang bagus karena memberi pesan tertentu, tetapi di dalamnya ada bahasa yang kurang sopan, atau adegan - seperti pacaran, rayuan - yang kurang cocok untuk anak-anak. Maka sebaiknya orang tua tahu isi acara yang akan ditonton anak. Usia anak dan kedewasaan mereka harus jadi pertimbangan. Dalam hal seks, orang tua sebaiknya bisa memberi penjelasan sesuai usia, kalau ketika sedang menonton dengan anak-anak tiba-tiba nyelonong adegan "<i>saru</i>".<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Masalah bahasa pun perlu diperhatikan agar anak tahu mengapa suatu kata kurang sopan untuk ditiru. Orang tua bisa menjelaskannya sebagai ungkapan untuk keadaan khusus, terutama di TV untuk mencapai efek tertentu.<o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(204, 0, 0);" class="MsoNormal"><span style="font-family:Arial;"><!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]--><o:p></o:p></span><span style="color: rgb(102, 0, 0);font-size:100%;" >Dua jam sudah cukup</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Kapan dan berapa lama anak boleh menonton TV, semua itu tergantung pada cara sebuah keluarga menghabiskan waktu mereka bersama. Bisa saja di waktu santai sehabis makan malam bersama, atau justru sore hari.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Anak yang sudah bersekolah harus dibatasi, misalnya hanya boleh menonton setelah mengerjakan semua PR. Berapa jam? Menurut Jane Murphy dan Karen Tucker - produser acara TV anak-anak dan penulis - sebaiknya tidak lebih dari dua jam sehari, itu termasuk main komputer dan video <i>game</i>. Untuk anak yang belum bersekolah atau sering ditinggal orang tuanya di rumah, porsinya mungkin bisa sedikit lebih banyak.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Memberikan batasan apa, kapan, dan seberapa banyak menonton acara TV juga akan mengajarkan pada anak bahwa mereka harus memilih (acara yang paling digemari), menghargai waktu dan pilihan, serta menjaga keseimbangan kebutuhan mereka.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Agar sasaran tercapai, disiplin dan pengawasan orang tua mutlak diperlukan. Sayangnya, unsur pengawasan ini yang sering jadi titik lemah orang tua yang sibuk dengan pekerjaan sehari-hari di kantor. "Untuk itu, orang tua memang dituntut untuk cerewet. Tidak apa-apa agak cerewet, demi kebaikan anak-anak," ujar Fawzia.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; color: rgb(204, 0, 0);"><span style="font-family:Arial;">Kekerasan memang sulit dipisahkan dari industri hiburan. Sama sulitnya jika harus mencari siapa yang harus disalahkan terhadap masuknya tayangan kekerasan dalam industri hiburan. Kita akan terjebak dalam lingkaran setan antara produser, pengelola TV, sutradara, pengiklan, maupun penonton sendiri. Sementara menangkap setannya lebih sulit, tindakan yang bisa kita lakukan adalah meminimalkan pengaruh tersebut, khususnya terhadap anak-anak. Kuncinya, mulai dari lingkungan keluarga. <b>(Yds. Agus Surono/Shinta Teviningrum)</b></span></p>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-47658583802648537532007-04-26T12:40:00.000-07:002007-06-27T11:58:21.405-07:00Sejarah Tradisi Dongeng di Indonesia<span style="color: rgb(51, 51, 255);">Dongeng kakek buat Papinto Badut</span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG9BXBuBh9ArYgbZZDUpTMvwVSctikekCUCIcM2Zgl1OpaK-87qLGrM5hIhTOkKFMzqsPbyv8ZzfQat_UufcLRAHu1dw36bJPMm_UvoUcH6tr7n1OSRu7sHZXur7X6hzmC0Ddb5LK0m9A/s1600-h/storycrowd"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG9BXBuBh9ArYgbZZDUpTMvwVSctikekCUCIcM2Zgl1OpaK-87qLGrM5hIhTOkKFMzqsPbyv8ZzfQat_UufcLRAHu1dw36bJPMm_UvoUcH6tr7n1OSRu7sHZXur7X6hzmC0Ddb5LK0m9A/s400/storycrowd" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5058929025179968082" border="0" /></a><span>Dongeng merupakan manifestasi sastra lisan dan disampaiakn turun temurun dari generasi ke generasi pada satu komunitas suatu masyarakat. Dongeng yang paling populer dalam komunitas</span><span> masyarakat Jawa adalah dongeng si kancil seperti yang terpahat pada dinding candi Borobudur dan cerita fabel lainnya sesuai yang terekam pada pahatan/sclupture candi2 di Jawa Tengah (al.</span><span> Candi Sojiwan, Mendut ). Saya sendiri mendapat dongeng pertama kali dari Ibu (<i>Kisah</i> <i>bawang </i></span><span><i>putih bawang merah</i>) dan kemudian Kakek. Cerita si <i>Senggutru</i> yang disampaikan </span><span>kakek, masih teringat sampai saat ini, walaupun cerita itu pertama kali saya nikmati sejak usia 6 tahun dan masih sering saya ceritakan pada anak anak. Saat ini, selaku berprofesi sebagai Pendongeng</span><br /><div style="text-align: justify;"><span> selalu saja ada anak anak yang minta didongengin cerita2 lama itu dan selalu memikat hati anak2 walaupun telah berusia berabad-abad.</span><br /></div><br /><div align="center"><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><span style="color: rgb(255, 0, 0);">SEJARAH DONGENG DI INDONESIA</span></span><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">(RELIEF CANDI MENDONGENG FABEL)</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Relief candi rupanya bukan sekadar bentuk karya seni tanpa arti. Di dalamnya tersimpan sejuta pesan, terutama soal pendidikan budi pekerti. Sebagai media komunikasi, pesan itu mudah dipahami pada zamannya, tepat sasaran, serta tidak menyinggung harga diri manusia. Sebab, biasanya diekspresikan dalam bentuk adegan cerita fabel.</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);"></span><img style="color: rgb(255, 0, 0);" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgM9HEsDkkiChprL9R_-KiQxBU31IFT-X4Y6daRKHOzii1Ol3NOi8_AwWMbpvjW0Dz5zpdEHG2bAT1uEuSAwlP1WjcVIQ6i5NDhp_1RstCaZXSBSdLEwwEJr9hP37WPHblpvkERewnua0g/s320/fabel-burung.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5057832786317271506" border="0" /><br /><i style="color: rgb(255, 0, 0);">Relief Candi Sojiwan: seekor burung diapit dua orang. Dikisahkan burung minta pertimbangan kepada pertapa tentang nasibnya yang kurang beruntung. Disarankan oleh sang pertapa agar burung jangan mengoceh yang bukan kodratnya, karena dapat berakibat buruk.</i><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">(Foto: Dok. TM Hari Lelono)</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Dua ekor burung bangau menerbangkan seekor kura-kura menggunakan ranting. Sementara itu, di bagian bawah terlihat pemandangan anak-anak gembala dan pemburu dengan beberapa ekor kerbau sedang merumput. Para pemburu lengkap dengan busurnya sedang asyik bercengkerama sambil memandang ke angkasa.</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Itulah salah sebuah adegan yang terlukis pada pahatan relief di tangga sisi kanan bangunan Buddhis Candi Mendut, Jawa Tengah. Masih terdapat pahatan lain yang juga menyuguhkan beberapa adegan cerita rakyat. Cerita kepiting dengan burung, gajah bersama tikus dan burung, monyet, harimau dan kambing, buaya dengan monyet, burung merak, dan burung berkepala dua.</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sangat jarang pelancong memperhatikan relung-relung relief yang menghiasi kaki bangunan candi berbahan batu andesit itu. Sering mereka hanya melewati begitu saja bangunan candi yang berdiri kokoh sejak kurang lebih 11 abad silam itu. Letaknya sekitar 2 km sebelum memasuki Candi Borobudur, di sisi kanan jalan raya dari arah Yogyakarta.</span><br /><br /><img style="color: rgb(255, 0, 0);" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCxoAFquckqmfYJDDSY-TDAGu09KCHPKnw5Yn4ZXqHtgU2XUh4KB9aYGVrWf8Loqyeic0dAQwc5nja4jwffUpjeeq9EEhNuIgHJ6DAW9vVthjieszJ7MPi2lA-git3VfEW3XP39AAL5p0/s320/fabel-kura.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5057833731210076642" border="0" /><br /><i style="color: rgb(255, 0, 0);">Malangnya nasib sang kura-kura tampil dalam relief di Candi Mendut</i><span style="color: rgb(255, 0, 0);">.</span><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">(Foto: Dok. TM Hari Lelono)</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Belajar dari kura-kura</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Bila disimak baik-baik, satu per satu relief menyimpan makna pesan mendalam. Bahkan bisa menjadi sumber inspirasi bagi pemerhati dongeng bocah dan memuat pesan edukatif yang kental.</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Adegan sangat indah itu mengingatkan pada dongeng anak-anak era tahun 1960 - 1970-an. Dongeng menjelang tidur, setelah seharian menghabiskan waktu untuk bermain jamuran, gobak sodor, benthik, engkling, bagi anak laki-laki. Atau seusai bermain pasaran, mantenan, dan cuthit bagi anak perempuan. Dongeng dan permainan itu mengandung pesan-pesan mulia: kerjasama, kepemimpinan, kejujuran, dan tanggung jawab.</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Permainan dan dongeng itu kini tinggal kenangan. Tak lagi diakrabi oleh anak-anak generasi milenium "Saras 008" atau "Power Rangers", yang sering lebih menampilkan kekerasan dan sangat mudah ditiru oleh dunia anak-anak.</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Pada adegan dongeng di pipi tangga Candi Mendut dikisahkan: Pada masa lalu para binatang yang hidup di Bumi menjalin persahabatan sangat akrab, termasuk di antaranya pasangan dua ekor bangau dengan seekor kura-kura yang hidup di sebuah telaga berlimpah air. Namun, ... ketenteraman itu terusik akibat terjadi perubahan iklim, dengan datangnya musim kemarau berkepanjangan. Akibatnya, air telaga segera mengering. Seluruh kehidupan yang di dalam dan sekitar telaga pun terancam.</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Timbul kedukaan mendalam di hati bangau, terhadap nasib sahabatnya, sang kura-kura. Berkatalah Bangau, "Sahabatku, sebentar lagi akan datang bencana kekeringan, kita harus cepat-cepat mengungsi ke telaga yang lebih besar dengan air jernih melimpah. Danau itu tak jauh dari hutan ini. Berpeganglah pada ranting kering yang kami cengkeram berdua, gigitlah ranting itu pada bagian tengahnya. Tetapi ingat, selama perjalanan jangan menengok ke bawah atau mengucapkan sepatah kata pun, sebelum sampai tujuan."</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Lalu, terbanglah mengangkasa ketiga sahabat itu melalui hutan, sungai, dan ladang. Di kejauhan tampak sekelompok anak gembala dan pemburu sedang beristirahat. Mereka melihat pemandangan sangat lucu. Maka, mereka pun bersorak kegirangan sambil mengolok-olok sang kura-kura, yang disebut seperti kotoran sapi kering sedang terbang. Mendengar olok-olok itu, si kura-kura pun marah dan hendak menjawab dengan membuka mulut. Akibatnya, ia pun terjatuh, lalu diperebutkan beramai-ramai untuk dimakan oleh sekelompok anak-anak itu.</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Cerita itu mengandung banyak pesan, sifat mudah tersinggung dan marah, atau terpancing emosi dapat berakibat fatal, bahkan mencelakakan dirinya sendiri. Manusia hendaknya menjadi orang sabar dan rendah hati.</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Dongeng semacam itu pernah masyhur pada masa klasik di Jawa. Pada masa kebudayaan Hindu dan Buddha ia digunakan sebagai sarana menyebarkan agama dan menanamkan pesan etika dan moral bagi umat manusia, lewat simbol-simbol yang dilambangkan dengan tokoh-tokoh binatang yang dikenal dengan cerita Tantri.</span><br /><br /><a style="color: rgb(255, 0, 0);" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifLdZGJ69W08-zwO1LoUEvU0eQWRZCEKTVX4FJ-S4AyW3XATiadCF6Ycl8Xf2tewOG3G2eXFo8q-B5abeq2stF1qGYunkI26bZAhA9axwqS3hCV9OelNdFKL4_ti3hppdLzBDoqIQeLwU/s1600-h/fabel-merak.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifLdZGJ69W08-zwO1LoUEvU0eQWRZCEKTVX4FJ-S4AyW3XATiadCF6Ycl8Xf2tewOG3G2eXFo8q-B5abeq2stF1qGYunkI26bZAhA9axwqS3hCV9OelNdFKL4_ti3hppdLzBDoqIQeLwU/s320/fabel-merak.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5058926061652533778" border="0" /></a><i style="color: rgb(255, 0, 0);">Relief Candi Mendut: seekor merak di atas pohon dengan ekor mekar. Merak tengah memaerkan kemolekan tubuhnya pada seluruh makhluk di hutan. Ini melambangkan suatu kelebihan yang dimiliki seseorang sering menjadi modal untuk sombong.<br /></i><span style="color: rgb(255, 0, 0);"> (Foto: Dok. TM Hari Lelono)</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sebagai media komunikasi</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sebagai media komunikasi, relief merupakan karya seni yang sekaligus memuat ide-ide seniman berkaitan dengan dogma dan nilai keagamaan, pedoman hidup, cinta kasih, juga pendidikan. Intisarinya adalah pesan kepada siapa pun.</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Lewat ekspresi karya seni, para seniman menyampaikan pesan sangat penting dengan cara lebih mudah dipahami oleh masyarakat yang memiliki persamaan persepsi budaya. Sejalan dengan pernyataan itu, Kusen (1994) menyatakan, kedudukan seniman adalah komunikator yang tugasnya menuangkan pesan melalui karya seni. Sedangkan masyarakat bertindak sebagai komunikan atau sebagai konsumen seni yang diharapkan dapat menangkap pesan yang disampaikan para seniman melalui karya seninya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Menurut Bambang Sulistyanto (2000), candi-candi di Jawa Tengah berkembang pada kurang lebih abad ke-8 sampai awal abad ke-10, dan dilanjutkan ke Jawa Timur abad ke-10 sampai ke-15 yang kemudian mengalami perubahan dalam pemahatan relief candi. Kenyataannya, pada pertengahan abad ke-10 M, seni pahat Jawa Timur berbeda secara mencolok dibandingkan dengan seni pahat Jawa Tengah. Di Jawa Tengah gaya seninya menunjukkan corak naturalis, di Jawa Timur menunjukkan corak dekoratif. Relief pada Candi Jago, misalnya, bentuk tokohnya berbeda dengan relief Candi Borobudur dan Prambanan. Yang pertama bentuknya agak kaku dan bergaya wayang purwa, sedangkan yang kedua bentuknya lebih plastis dan naturalistis.</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Bangunan berupa candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan contoh candi yang memuat banyak ajaran moral dan etika bagi masyarakat Jawa kuno. Pada masanya sengaja dimanfaatkan para penguasa untuk menghindari konflik, perselisihan, dendam, serta untuk menanamkan saling pengertian. Sejumlah candi di Jawa Tengah, seperti Candi Mendut,</span><br /><br /><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0);"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYSamrbCVX6BiNC_OutR5ZMWqcu0HEQ3wCbf1ES6pGeF5yVc0qoi8Tjrk_l-rxAE5vdt_M_VXYSvvfvq1DVX7vncXa7BkA0JxYPoBX0jNxuRUVMNiIug-H0sfUQcJFSZMC5frCDehO5KM/s1600-h/fabel-kera.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYSamrbCVX6BiNC_OutR5ZMWqcu0HEQ3wCbf1ES6pGeF5yVc0qoi8Tjrk_l-rxAE5vdt_M_VXYSvvfvq1DVX7vncXa7BkA0JxYPoBX0jNxuRUVMNiIug-H0sfUQcJFSZMC5frCDehO5KM/s320/fabel-kera.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5058926778912072226" border="0" /></a></div><i style="color: rgb(255, 0, 0);">Relief Candi Mendut. Seekor kera di punggung buaya sebagai simbol persahabatan dua binatang yang berakhir tragis. Karena lapar, buaya tega menipu kera. Ia mengajak kera untuk mengambil hati di seberang sungai, tapi di tengah sungai kera dimakan buaya.<br /></i><span style="color: rgb(255, 0, 0);"> (Foto: Dok. TM Hari Lelono)</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Prambanan, dan Sojiwan, mengusung pesan-pesan itu.</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sedangkan di Jawa Timur, terutama pada Candi Jago, Surowono, dan Penataran (Blitar), ada perbedaan. Media relief candi dimanfaatkan oleh sastrawan dan pengarang cerita serta dikembangkan dan dikemas dalam bentuk cerita rakyat (folklore), khususnya cerita fabel; cerita yang menggambarkan watak dan budi pekerti manusia dengan pelaku diperankan oleh binatang. Candi Surowono, misalnya, dikelilingi 61 buah panil relief, yang mengandung unsur cerita sebanyak 20 buah. Ada cerita fabel yang menggambarkan seekor katak dengan ular, singa dengan manusia, kancil di tengah ladang, burung belibis di pinggir kolam, dan kerbau dengan buaya di sungai.</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Folklore dapat digunakan untuk menjembatani perbedaan adat dan budaya pada masing-masing sub-budaya yang ada. Selanjutnya, sebagai sarana untuk bisa saling mengenal satu sama lain, baik mengenai perbedaan dan persamaan adat istiadat, guna menejembatani perbedaan yang ada sehingga terjadi kesatuan.</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Yang dimaksud folklore, menurut Danandjaja (1984), adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan turun-temurun, di antara kolektif apa saja secara tradisional, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat alat pembantu pengingat. Sementara menurut Wiliam R. Bascom, folklore mempunyai empat fungsi, yaitu (1) sebagai sistem proyeksi yakni sebagai alat pencermin angan-angan kolektif, (2) sebagai alat pranata dan lembaga kebudayaan, (3) sebagai alat pendidikan, (4) sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat dipatuhi anggota kolektifnya.</span><br /><br /><a style="color: rgb(255, 0, 0);" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikbfNb-mj0e1N5iTfzN9hQEnIpKWj79Z8SEprRa8cmEZT_btsZ-NmCGhJRgPYhXXOaJGRPMTBMkgrdQg2Zv66fXOiRc00GORkmbjzLWy2b5hzgBnBicLJ3y41H8vDiA7AFbP7Xzzdcwqw/s1600-h/fabel-sapi.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikbfNb-mj0e1N5iTfzN9hQEnIpKWj79Z8SEprRa8cmEZT_btsZ-NmCGhJRgPYhXXOaJGRPMTBMkgrdQg2Zv66fXOiRc00GORkmbjzLWy2b5hzgBnBicLJ3y41H8vDiA7AFbP7Xzzdcwqw/s320/fabel-sapi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5058927629315596850" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(255, 0, 0);">Relief Candi Sojiwan. Sapi melawan harimau. Dikisahkan harimau sangat lemah badannya karena kelaparan. Sapi datang menolong untuk menunjukkan tempat makan. Setiba di tempat makan, harimau malah menerkam sapi. Terjadilah perkelahian seru, yang berakhir dengan kematian harimau ditanduk sapi.</span><span style="color: rgb(255, 0, 0);"> (Foto: Dok. TM Hari Lelono)</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Binatang sebagai simbol</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Panil pahatan pada dinding candi disengaja mempunyai makna. Tujuannya, agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah diingat dan dicerna. Menurut Herusatoto (1984), dalam konteks ini tentu konsumen harus mempunyai latar budaya yang sama dengan lukisan panil itu.</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Simbol berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu kepada seseorang. Bisa berupa lukisan, perkataan, warna, dan sebagainya. Semisal, warna putih menyimbolkan kesucian atau keharuman. Padi melambangkan kesuburan atau kemakmuran. Binatang kancil menyimbolkan kecerdikan, dan lain-lain.</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Simbol dalam beberapa cerita Tantri sering menggunakan lambang-lambang binatang. Binatang dianggap berperilaku sama seperti manusia dengan bermacam karakter. Cerita binatang di Candi Mendut, umpamanya, ada yang terdapat dalam Kitab Pancatantra, Pali-Jataka. Dalam banyak cerita rakyat atau etnografi Jawa sering dijumpai cerita yang mengambil tokoh-tokoh binatang sebagai simbol yang memiliki karakteristik (beberapa contoh bisa dilihat pada Binatang dan Makna Simbolis).</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Penggunaan binatang sebagai simbol watak dan tabiat manusia dilakukan karena karakter itu menghadirkan suasana santai, lucu, dan jenaka, sehingga tidak membuat orang tersinggung. Pesan moral dalam cerita binatang itu pun tepat mengenai sasaran, tanpa membuat manusia merasa dituduh (Dipodjojo, 1984).</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Pahatan relief candi yang penuh muatan moral positif dan negatif, merupakan pesan masa lalu yang sampai sekarang masih dimengerti oleh sebagian generasi tua. Selain dapat dipelajari, materi itu juga bisa menjadi media yang tepat untuk menanamkan budi pekerti (pendidikan moral dan etika) lewat cerita rakyat dan dongeng bagi anak-anak. (T.M. Hari Lelono, Balai Arkeologi Yogyakarta)<br /><br /></span><br /></div>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-69893616568165544562007-04-24T16:59:00.000-07:002007-04-26T17:14:16.912-07:00Voices For Children<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://bp3.blogger.com/_ukNE0BHrWHc/Ri6a7VXyx-I/AAAAAAAAADM/Qvjlzp2Lofo/s1600-h/yahya.jpeg"><img src="http://bp3.blogger.com/_ukNE0BHrWHc/Ri6a7VXyx-I/AAAAAAAAADM/Qvjlzp2Lofo/s320/yahya.jpeg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5057149775723546594" /></a><br/><br/><div align="center"><strong><span><span><span><span style="color:#ff0000;">"Children!"</span></span><br/>Harun Yahya<br/></span></span></strong><br/><br/>Did you ever wonder?<br/>“How did the universe form?”<br/>“How did the sun and the moon begin to exist?”<br/>“Where were you before you were born?”<br/>“How did the seas, trees, and animals come about?”<br/>“How do the colourful and lovely scented fruits that we love, such as bananas, cherries, plums and strawberries, emerge from the dark soil? Who gives them their colours and scents?”<br/>“From where does the tiny bee learn how to make such tasty honey? How does he make a honeycomb that has such smooth corners?”<br/>“Who was the first human?”<br/>“Your mother gave birth to you. But the first human couldn’t have had a mother or a father. So how did the first human all of a sudden appear?”<br/><br/>Do you know what this correct answer is? Everything that you see around you, including yourself, your friends, your parents, the earth, the sun, the food that you love, bananas, cherries, strawberries, colourful roses, violets, beautiful scents, human beings, cats, dogs, ants, bees, horses, birds and butterflies, in short everything was created by Allah.<br/><br/>We asked you, “Did you ever think: from where does the tiny bee learn how to make such tasty honey?” Well, Allah is the One Who teaches the bee how to make honey.<br/><br/>But there are those people who tell stories about these things. They don’t believe that Allah has created everything and they invent stories about it. These people are called “evolutionists” and the story that they tell is called “evolution”.<br/><br/>We want you to learn what is the truth, and that is why we have started by telling you the right things. In the second part of the book, we will show you how those who believe in evolution deceive people. If after you have read this book, someone comes up to you one day and asks you to believe in the theory of evolution, you can then tell him that the theory of evolution is not right, and Allah is the Creator of everything.<br/><br/>(From one of HarunYahya's books)<br/><br/><br/></div><div align="center"><strong><span><span style="color:#ff0000;">“On Children”</span></span></strong><br/><strong>Kahlil Gibran</strong><br/><br/>Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu.<br/>Mereka adalah putra putri dari kehidupan yang merindukan dirinya sendiri,<br/>Mereka datang melaluimu tetapi bukan darimu,<br/>Dan walaupun mereka tinggal bersamamu, mereka bukanlah milikmu.<br/><br/>Kau dapat memberikan kasih-sayangmu tetapi tidak pikiranmu,<br/>Karena mereka mempunyai pemikiran sendiri.<br/><br/>Kau dapat memberikan tempat untuk raga tetapi tidak untuk jiwa mereka,<br/>Karena jiwa mereka menghuni rumah masa depan, yang tak dapat kau kunjungi, bahkan tak juga dalam mimpi-mimpimu.<br/><br/>Kau dapat berupaya keras untuk menjadi seperti mereka, tetapi jangan mencoba membuat mereka sepertimu,<br/>Karena kehidupan tidak berjalan ke belakang juga tak tinggal di masa lalu.<br/><br/>Kau adalah busur dari mana anak-anakmu melesat ke depan sebagai anak panah hidup…<br/>Sang pemanah melihat sasaran di atas jalur di tengah keabadian, dan DIA meliukkanmu dengan kekuatanNYA sehingga anak panahNYA dapat melesat dengan cepat dan jauh.<br/>Biarkanlah liukkanmu di tangan sang pemanah menjadi keceriaan;<br/>Bahkan DIA pun mengasihi anak panah yang terbang, demikian juga DIA mengasihi busur yang mantap.<br/><br/></div><br/><br/><br/>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-33508932270227692772007-04-23T14:00:00.000-07:002007-04-29T16:10:00.392-07:00HUMOR ANAK<div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_wNUkQ7Ke5F9wQbEqY1YigZNQ9mvpSsgDD2_y6CBe9elRQavj8avOZCleMipycYXOCeB8v94CXHDFdKG87Svh6hL_0Vmee7wwKEovn7yOW03NhCApNQCw2DkxSozVuy-0Xm6c2ayE_JI/s1600-h/ca-gumuyu.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_wNUkQ7Ke5F9wQbEqY1YigZNQ9mvpSsgDD2_y6CBe9elRQavj8avOZCleMipycYXOCeB8v94CXHDFdKG87Svh6hL_0Vmee7wwKEovn7yOW03NhCApNQCw2DkxSozVuy-0Xm6c2ayE_JI/s320/ca-gumuyu.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5056732992097142738" border="0" /></a><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);">Susi Si Gadis Lugu</span><span style="color: rgb(255, 0, 0);"> </span><br /></div><span style="font-weight: bold;">Susi sudah menginjak 16 tahun, Ibunya mulai kawatir sebab banyak sekali pria yang menaksirnya, apalagi Johan si playboy kampung yang hampr saban malam minggu bertamu ke rumahnya. Nampaknya Susi menyukainya sebab ia secara sukarela menerima Johan setiap apel kerumahnya. Melihat Susi yang masih nampak polos dan lugu, ibunya kawatir dan berpesan menasehati. </span> <span style="font-weight: bold;"><br />"</span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Susi kamu sudah besar dan harus bisa jaga diri, Johan itu tergolong playboy</span><span style="font-weight: bold;">", nasehat si Ibu.</span><br /><span style="font-weight: bold;">"Baik, Bu..", jawab Susi</span><br /><span style="font-weight: bold;">"</span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Bagaimana sikap Johan ketika berdekatan denganmu?</span><span style="font-weight: bold;">"</span> <span style="font-weight: bold;"><br />"Bu, nampaknya ia mulai pegang2 tangan saya Bu!"</span><br /><span style="font-weight: bold;">"</span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Oke Susi, bila nanti ia pegang dadamu, kau harus bilang DON'T, ngerti?</span><span style="font-weight: bold;">"</span> <span style="font-weight: bold;">"Ngerti, Bu!"</span><br /><span style="font-weight: bold;">"</span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Dan Kalau ia nanti mulai meraba bagian bawahmu,<br />kau harus bilang STOP !</span><span style="font-weight: bold;">"</span><br /><span style="font-weight: bold;">"Jadi Bu, kalau Johan nanti pegang dua duanya, aku harus bilang DON'T STOP </span><span style="font-weight: bold;">ya Bu?"<br />======<br /><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);">Bayi Minum Bensin</span><br /></div><span style="font-weight: bold;"><br /></span><span style="font-weight: bold;" class="postbody">Kenapa bayi kalo menangis suaranya oe..oe..oe..???<br /> - <span style="font-style: italic;">Ya jelas dong, kan sering dikasi minum susu oleh mamanya, coba kalo sekali kali dikasi minum bensin nanti suaranya akan bremm...brem...rrrreeemmm...!!!! </span><br /> </span><br /><span style="font-weight: bold;"><br /></span>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-74554071376179415752007-04-21T13:15:00.000-07:002007-06-19T21:25:48.271-07:00Pekerja Anak dan Korban Trafficking<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqNnEQfibbIytF8deT8osjWFq3umxQxfN16_VWsoNWxMqG7UNmsaWN21e-Egix6CxvZTF3QNd3LiQcezGW0ui7CKMhsQ1Y1ay9-LGFUnXGll2ThcfiMJTwKmPmUkoN8Y9BT3YZ03h2gzc/s1600-h/ca-nyanyi.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqNnEQfibbIytF8deT8osjWFq3umxQxfN16_VWsoNWxMqG7UNmsaWN21e-Egix6CxvZTF3QNd3LiQcezGW0ui7CKMhsQ1Y1ay9-LGFUnXGll2ThcfiMJTwKmPmUkoN8Y9BT3YZ03h2gzc/s320/ca-nyanyi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5056009938647828402" border="0" /></a><span style="color: rgb(255, 102, 102);"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span style="color: rgb(51, 102, 255);">Papinto Badut Juara Joget Lucu JTV Surabaya 2005<br /></span>Menjadi MC dalam acara Lomba Menyanyi Anak Tingkat Jawa Timur di panggung WTC Surabaya merupakan pengalaman baru, disini aku bisa tampil sebagai MC dan berjoget selama 4 jam, walaupun usiaku sudah 40an. Ya tua tua gini aku ini juara joget lho. Dengan wajah Papinto ini, siapa yang dapat mengenali wajahku yang asli? Mejadi badut "yang lain" sudah merupakan semacam panggilan Tuhan bagiku...wah anak anak itu ada yang minta dan merengek Papanya untuk mendekati dan mencoba mengamati wajahku dari dekat, tapi kadang ada juga yang malah takut. Aneh juga anak2 in, manusia apa aku ini dalam benaknya. Contohnya si Areik (1 tahun) berani pegang2 hiasan buah topiku sambil kagum ko ada manusia coreng moreng begini. Laen lagi si Cristine (3 tahun) anak Tionghoa peserta lomba ini nampak lebih tua dari usia sebenarnya, ketika menyanyi dan menari begitu lincah dan atraktif. Si ibu yang membanggakan aktifitasnya yang seabrek, mulai lomba acting, lukis, les piano, keperagawatian cilik dll. Si ibu nampaknya berusaha untuk membuat Cristine mandiri lebih awal. Melihat si Cristine, aku jadi ingat kira2 13 tahun yang lalu, Joshua si anak ajaib yang sudah berprestasi dan bergelimang uang dari hasil rekaman menyanyi pada usia dini, kurang dari 4 tahun. Hal ini membuat para ortu di tanah air antusias dan berlomba lomba untuk mengharapkan anaknya mandiri lebih awal...meniru Joshua. Pemaksaan kerjakah? entahlah, tapi bila benar tentunya hal ini kurang baik pada pertumbuhan kepribadiannya, sebab usia anak memiliki fase2 tertentu dalam prosesnya tumbuh jadi dewasa. Papinto mengharapkan agar para ortu tidak memaksakan kehendak untuk menjadikan si kecil sebagai pekerja anak. Biarkan saja anak tumbuh wajar semestinya dan seimbang antara aktifitas bermain dan belajar.</span><br /><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Indonesia akan Hapus Pekerja Anak</span></span></span><span style="font-size:130%;"><br /></span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKfxzRhfyG6zKRVsXkeFeO1y3PEBSgRGKAutgHuzrBNL5eJ1iXQupshOnddPetbHEBiPn7h4Xvkw4s7GKJ2nOnEiinOcvtKWcApJkupPofXB-BycUhfdK696Et5JmTsSzcnYDGd1t6Ln8/s1600-h/ca-kerjo.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 284px; height: 189px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKfxzRhfyG6zKRVsXkeFeO1y3PEBSgRGKAutgHuzrBNL5eJ1iXQupshOnddPetbHEBiPn7h4Xvkw4s7GKJ2nOnEiinOcvtKWcApJkupPofXB-BycUhfdK696Et5JmTsSzcnYDGd1t6Ln8/s320/ca-kerjo.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5056008572848228258" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 153);">Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menegaskan komitmennya untuk menghapuskan pekerja anak di seluruh Indonesia dan menggunakan pendidikan sebagai salah satu kunci penanggulangannya.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 153);">Siaran Pers Bersama Organisasi Buruh Internasional (ILO) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas yang diterima di Jakarta, Minggu, menyebutkan, Bappenas akan memprakarsai penggunaan pendidikan sebagai salah satu kunci penanggulangan pekerja anak.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 153);">Sementara itu ILO menyebutkan, pekerja anak tidak hanya membahayakan hak anak-anak, namun juga memberi ongkos sosial yang besar.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 153);">Pekerja anak umumnya memiliki pendapatan yang kecil dan mengalami kemiskinan saat mereka dewasa. Anak-anak mereka (yang waktu anak-anak sudah bekerja) pun kemungkinan besar putus sekolah dan menjadi pekerja anak juga.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 153);">"Karenanya sangatlah penting memberikan anak-anak kesempatan mengenyam pendidikan yang berkualitas," kata Direktur ILO di Indonesia, Alan Boulton.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 153);">Menindaklanjuti pentingnya pendidikan, khususnya bagi keluarga miskin, dalam menanggulangi pekerja anak, ILO bekerja sama dengan Bappenas akan menggelar seminar nasional bertajuk Memerangi Pekerja Anak Melalui Pendidikan, di Gedung Bappenas Jakarta, pada Senin (27/6).</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 153);">Seminar bertujuan mempertimbangkan berbagai perkembangan terbaru dalam kebijakan tentang pendidikan dan pekerja anak, serta mengidentifikasi kesempatan untuk mengangkat masalah pekerja anak ke dalam agenda-agenda pembangunan dan program-program pendidikan.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 153);">Berdasar Data Sensus Kesejahteraan Nasional (Susenas) tahun 2003, di Indonesia terdapat 1.502.600 anak berusia 10 hingga 14 tahun yang bekerja dan tidak bersekolah, sekitar 1.621.400 anak tidak bersekolah serta membantu di rumah atau melakukan hal lainnya.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 153);">Sebanyak 4.180.000 anak usia sekolah lanjutan pertama (13-15) atau 19 persen dari anak usia itu, tidak bersekolah.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 153);">Data Susenas juga menyebutkan insiden pekerja anak dan ketidakhadiran di sekolah terbilang tinggi di daerah pedesaan. Di perkotaan sekitar 90,34 persen anak-anak usia 10-14 tahun dilaporkan bersekolah, dibandingkan dengan 82,92 persen di pedesaan.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 153);">Untuk menanggulangi masalah itu, Indonesia telah mengembangkan Rencana Aksi Nasional untuk Menghapuskan Bentuk-bentuk Terburuk Pekerjaan untuk Anak.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 153);">Indonesia juga sudah meratifikasi Konvensi ILO 182 dan menyatakan komitmennya untuk mengambil tindakan segera menghapuskan pekerja anak. Sebagai tindak lanjut, dibentuk Komite Aksi Nasional untuk Penghapusan Bentuk-bentuk Terburuk Pekerjaan untuk Anak berdasar Keppres Nomor 12 tahun 2001 pada Januari 2001.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 153);">Pembentukan Komite itu diikuti dengan pendirian Rencana Aksi Nasional melalui Keppres Nomor 59 tahun 2002 tanggal 13 Agustus 2002 yang menegaskan kebutuhan untuk mencegah dan menghapuskan bentuk-bentuk terburuk pekerjaan untuk anak.</span><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 153);">Sumber : (Ant/Cay)</span><br /><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold; color: rgb(255, 102, 0);font-size:130%;" >Memperjuangkan UU Pemberantasan "Trafficking"</span><span style="color: rgb(255, 102, 0);font-size:130%;" ><br /></span> <span style="font-style: italic; font-weight: bold; color: rgb(255, 102, 0);font-size:130%;" >- Dari Pengalaman Perempuan</span><span style="color: rgb(255, 102, 0);font-size:130%;" ><br /></span><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">RANCANGAN Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang saat ini </span><a style="color: rgb(51, 51, 0);" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBBXILQTkUUkTpLiwQVcfGeWGhPnG03M0K4s59rakEFQg3OAw5iKOT3KKxVqavnOQ-z-doKQSso4ZtrDX21bEtw2EeA7vfQ-3PLMuAuxxCld5zqJoRDjuYCJHkVay8pts8GdTyu11hZP8/s1600-h/ca-trafiking.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 145px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBBXILQTkUUkTpLiwQVcfGeWGhPnG03M0K4s59rakEFQg3OAw5iKOT3KKxVqavnOQ-z-doKQSso4ZtrDX21bEtw2EeA7vfQ-3PLMuAuxxCld5zqJoRDjuYCJHkVay8pts8GdTyu11hZP8/s320/ca-trafiking.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5056010943670175682" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">berada pada urutan kesembilan Program Legislasi Nasional di DPR. Rancangan ini merupakan inisiatif pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri mengeluarkan Keppres RI Nomor 88 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak. Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri juga telah menerbitkan Amanat Presiden untuk mengajukan rancangan ini ke DPR.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">PADA tanggal 7 Maret 2005 Komisi VIII DPR mengadakan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komnas Perempuan, Komnas Perlindungan Anak, Aisyah, Muslimat NU, Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia dan Solidaritas Perempuan untuk memperoleh masukan dalam Pembahasan Penyusunan RUU tentang trafficking.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Tentu saja ada banyak hal yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut, terutama mengingat setidaknya sejak beberapa tahun terakhir sejumlah organisasi perempuan dan anak telah bekerja memerangi perdagangan orang (trafficking), termasuk mendorong lahirnya UU Anti Trafficking di Indonesia.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Terdapat beberapa hal kritis berkenaan dengan RUU yang ada saat ini, antara lain belum ada kejelasan posisi saksi korban, korban bukan saksi, dan saksi bukan korban untuk mendapatkan hak perlindungan korban dan saksi; belum diaturnya kekebalan korban dari penuntutan untuk perbuatan yang dilakukan selama proses perdagangan orang. Misalnya, bagaimana jika korban melakukan tindak kekerasan atau perusakan sebagai bentuk perlawanannya dari tindak kejahatan trafficking. RUU pun belum mengatur larangan atas pemeriksaan riwayat pribadi korban sebelum peristiwa-peristiwa yang berujung pada perdagangan.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">RUU ini juga belum menegaskan perlindungan bagi korban secara komprehensif, termasuk tempat tinggal, layanan konseling, informasi tentang hukum, bantuan material, kesempatan kerja, pendidikan dan pelatihan, hingga kerahasiaan identitas; belum mengatur kemungkinan korban memperoleh status penduduk sementara di Indonesia sehingga tidak menghalangi korban dalam memperoleh kompensasi melalui pengadilan; dan belum mengatur jaminan bahwa korban yang diperdagangkan ke Indonesia hanya dapat dipulangkan secara sukarela, termasuk mereka yang tidak memiliki kewarganegaraan atau dokumen akibat trafficking.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Selain itu, RUU ini belum membuat ketentuan khusus untuk korban anak dan belum jelas pasal pemidanaan terhadap sindikat trafficking yang berkedok badan hukum tertentu.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Mendesak</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Sejumlah hal di atas sesungguhnya menunjukkan kompleksitas persoalan perdagangan manusia dan karenanya semakin mendesak untuk diatur dalam suatu UU.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Data Komnas Perlindungan Anak (Maret 2005) menunjukkan, angka penjualan anak balita yang melibatkan sindikat internasional menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2003 ada 102 kasus yang terbongkar, tahun 2004 bertambah menjadi 192 kasus. Jumlah anak korban trafficking untuk tujuan prostitusi meningkat, dari berbagai rumah bordil di Indonesia, 30 persen atau sekitar 200.000-300.000 perempuan yang dilacurkan adalah anak-anak.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Catatan Tahunan Komnas Perempuan menunjukkan, pada tahun 2004 teridentifikasi 14.020 kasus kekerasan terhadap perempuan (meningkat dari tahun 2003, yaitu sebesar 7.787 kasus). Dari angka ini, 562 merupakan kasus trafficking.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Di lapangan, pengalaman bekerja dalam isu trafficking mengantarkan saya pada fakta bahwa persoalan ini tidak semudah yang kita bayangkan. Di tingkat pencegahan, trafficking berkaitan erat dengan beberapa faktor, mulai dari kemiskinan yang mencekik, rendahnya tingkat pendidikan, hingga budaya yang mengobyekkan anak dan perempuan, seperti menganggap anak adalah "milik" orangtua atau bahwa anak perempuan adalah obyek seksual yang bernilai ekonomis.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Di tingkat penanganan kasus, sejumlah kerumitan kembali ditemui. Sebagai contoh, sebagian aparat penegak hukum dan aparat pemerintah sering mempertanyakan mengenai persetujuan korban trafficking. Salah seorang peserta lokakarya pernah mengatakan, "Bagaimana ya, Bu. Kalau dia sendiri (korbannya) mau, lantas kita mau apa?"</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Hal lain, sebagian aparat penegak hukum dan aparat pemerintah mempertanyakan mengenai "kedewasaan" korban. Seorang peserta pernah mengatakan kepada saya, "Ya, meskipun umur si korban di bawah 18 tahun, tetapi kalau sudah tahu ’gituan’', sudah kawin, berarti sudah bukan anak-anak lagi dong."</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Ada pula aparat penegak hukum, aparat pemerintah, dan anggota masyarakat yang masih menggunakan standar moralitas yang bias dalam memandang persoalan trafficking. Sebagai contoh, kenyataan korban pernah melakukan hubungan seksual sebelumnya (tidak "perawan"/tidak "gadis") umumnya dijadikan standar moral bahwa perempuan tersebut bukan perempuan "baik-baik" dan dengan demikian kasusnya dicurigai bukan trafficking.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Mengenai perlindungan dan pemulihan korban hingga saat ini belum ada peraturan perundang-undangan yang menjamin perlindungan dan pemulihan pada korban trafficking.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Implikasi kondisi ini mengerucut pada ketidakadilan dan pengabaian hak-hak korban. Ironisnya, persoalan ini juga berimplikasi pada kemungkinan terjadinya kriminalisasi terhadap korban sehingga kondisi yang dialami korban adalah menjadi "pelaku" atas penderitaan yang dialaminya. Ini pula yang sering mengakibatkan korban cenderung takut melaporkan kasusnya jika mereka dengan susah payah berhasil lepas dari sindikat trafficking.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Kelemahan hukum</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Mengingat pengalaman di atas, proses pembuatan UU Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang seyogianya memerhatikan: pertama, kemendesakan lahirnya UU ini terkait dengan lemahnya instrumen hukum nasional yang dimiliki Indonesia untuk menangkap kompleksitas persoalan trafficking, sementara korban terus berjatuhan. Meskipun sejak lahirnya UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, mengenai penjualan anak dan pemaksaan hubungan seksual terhadap anak untuk tujuan komersial atau tujuan tertentu lainnya telah diatur, tetap saja belum mampu menangkap kompleksitas persoalan trafficking. Apalagi bila hanya menggunakan Pasal 297 KUHP.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Pemerintah Indonesia pada 12 Desember 2000 telah menandatangani Protokol untuk Mencegah, Memberantas dan Menghukum Perdagangan Orang, terutama Perempuan dan Anak. Protokol yang kemudian lebih populer disebut Palermo Protocol ini setidaknya menjadi salah satu instrumen hukum internasional yang mampu menangkap kompleksitas persoalan trafficking.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Sudah semestinya semangat protokol ini mewarnai secara utuh UU Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang yang sedang digodok. Sebagai contoh, pasal 3 protokol ini (mengenai definisi) menekankan: diabaikannya persetujuan dari korban; adanya pengakuan pada korban dan dengan demikian kepada korban dilekatkan sejumlah hak yang wajib dipenuhi negara; serta adanya pengakuan pada kerentanan anak terhadap trafficking dan dengan demikian kepada anak wajib diberikan perlakukan khusus.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Semangat dan substansi UU ini semestinya diletakkan dalam kerangka perlindungan dan penegakan hak-hak korban, khususnya perempuan dan anak. Cara pandang yang keliru dalam melihat persoalan harus diluruskan sehingga tidak mereduksi makna sesungguhnya penghapusan trafficking, apalagi hanya menjadi persoalan moralitas semu.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Untuk itu, jelas trafficking mesti dikembalikan pada persoalan pelanggaran HAM, khususnya perempuan dan anak. Kepada korban dilekatkan sejumlah hak, termasuk tempat tinggal, layanan konseling, medis, informasi tentang hukum, bantuan material, kesempatan kerja, pendidikan dan pelatihan, hingga kerahasiaan identitas.</span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 0);">Adalah kewajiban negara untuk memastikan dilakukannya langkah dan tindakan yang tepat dalam melakukan pencegahan, pembuatan peraturan perundang-undangan, penanganan, perlindungan, dan pemulihan pada korban. Untuk itu, posisi negara (pemerintah) sebagai pemangku kewajiban dalam melindungi perempuan dan anak dari trafficking haruslah termaktub dengan tegas dalam UU ini.</span><br /><br /><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(51, 51, 0);">R Valentina Sagala Aktivis Feminis, Direktur Eksekutif Institut Perempuan, Bandung</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 0);">Sumber : www.kompas.co.id</span><br /><br /></span>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-63627520445464427532007-04-16T15:21:00.000-07:002007-04-16T15:31:05.676-07:00Wawancara Poetri Soehendro (Wanita Pendongeng)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrYkniHzcHUlZkJii5yk6ftdMmUirhdBKM3eCgW4TwtxTZLWlz6_N2ULtBdmD4TX2ciJAl6uPU7JuEmJ8CqKq9CaWGih_afE9QdZxrQzrzC6OuV4WHAONp53YbjHdUT8Dcx04jbdecyc4/s1600-h/poetri_f_583_f_276.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 208px; height: 156px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrYkniHzcHUlZkJii5yk6ftdMmUirhdBKM3eCgW4TwtxTZLWlz6_N2ULtBdmD4TX2ciJAl6uPU7JuEmJ8CqKq9CaWGih_afE9QdZxrQzrzC6OuV4WHAONp53YbjHdUT8Dcx04jbdecyc4/s320/poetri_f_583_f_276.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5054156256547644978" border="0" /></a><br /><h4>Poetri Soehendro</h4><h4 style="color: rgb(255, 102, 0);">Melestarikan Tradisi Mendongeng</h4><h4>Para pembaca, berjumpa kembali dengan Wimar Witoelar. Sewaktu saya masih kecil, mendengarkan cerita itu membawa suatu suasana tersendiri. Apapun ceritanya kalau diceritakan oleh orang yang kita percayai, maka itu dapat mengubah suasana. Suasana malam dari gelisah menjadi tenang, suasana pagi dari malas menjadi semangat, dan suasana siang dari bingung menjadi lebih terfokus. Sayang sekali ilmu atau kebiasaan itu sudah tidak banyak lagi di Indonesia. Untunglah diantara yang langka itu, ada seseorang yang masih membawakan tradisi <i>story telling </i>atau tradisi dongeng di radio bahkan sekarang juga di panggung, di manapun orang berminat mendengarkannya. Tamu yang kita undang adalah salah satu pendongeng terkemuka di Indonesia saat ini, Poetri Soehendro. </h4> <div id="intro"> <b> </b> <p align="justify">Poetri menyatakan komunitas pendongeng profesional di Indonesia hanya berjumlah sekitar 10 orang dan dia satu-satunya perempuan pendongeng. Ini menyedihkan dirinya karena mendongeng itu seharusnya dilakukan lebih banyak oleh wanita dengan naluri keibuannya. Wanita yang melahirkan, mereka yang membesarkan anak. Di sisi lain mendongeng juga menghasilkan uang. Bayangkan saja wilayah Indonesia yang begitu luas hanya memiliki 10 pendongeng. </p> <p>Berikut wawancara Wimar Witoelar dengan Poetri Soehendro. </p> </div> <p><b> </b></p><p align="justify"><b>Apakah boleh atas nama pembaca saya meminta Poetri menceritakan satu dongeng terlebih dulu? </b></p> <p align="justify">Boleh. Ini cerita favorit saya.</p><i> <p align="justify">Pada suatu hari di dalam sebuah hutan, ada seekor singa yang paling garang dan paling jahat di dalam hutan sedang tertidur. Seekor tikus, tikus yang paling kurus, kerempeng, paling kecil, berjalan mengendap-mengendap, jalan-jalan keliling hutan. Tanpa tersadar dia menginjak ekor dari singa tersebut. Singa mengaum, "Hrrrmm… kamu dasar tikus kecil! Mengganggu tidur siangku! Sebaiknya kau ku makan." Tikus kecil yang kerempeng itu kemudian dengan gemetar bilang: "Maaffff Raja Hutan… Saya tidak berminat untuk menginjak buntut Bapak. Ngga sengaja… Tapi begini Pak, kalau bapak tidak memakan saya, saya berjanji, kalau bapak dalam kesulitan pasti saya tolong." Singa tertawa tertawa terbahak-bahak "Hahaha… Kamu bodoh banget. Mana mungkin binatang sekecil kamu dapat menolong aku?" "Ehhh… si Raja Hutan ngga percaya sama saya? Pasti saya tolong!" Satu minggu… dua minggu… tiga minggu berlalu… Singa sedang berjalan-jalan keliling hutan pada suatu malam. Jadi singa tidak tahu ada sebuah perangkap besar yang dipersiapan oleh sang pemburu. Ia berjalan dengan pongah dan angkuhnya, "Tidak ada yang bisa mengalahkan singa!" Tapi pada saat ia sudah masuk perangkap, ia mengaum dengan keras, karena perangkap itu naik ke atas pohon dan mengikat tubuhnya. "Hrraummmm!!!!" Aumannya di seluruh hutan, tapi seluruh binatang ketakutan mendengar aumannya, karena ternyata ia bukan raja hutan yang disukai oleh penduduknya, kecuali oleh seekor tikus. Tikus itu mendengar, "Saya sepertinya kenal auman itu." Tikus mengikuti dimana suara itu berasal, kemudian dia lihat ke atas pohon. " Eee.. Si Raja Hutan. Ngapain Pak di atas?" Si Raja Hutan berkata, " Hraumm… jangan tambah penderitaanku. Tolong aku tikus." Tikus kemudian berkata, "Pak katanya ngga percaya sama binatang kecil." Tikus kemudian naik ke atas pohon, menggigiti satu per satu tali temali itu hingga akhirnya putus. Kemudian singa berkata, "Aku selama ini selalu menganggap remeh binatang yang lebih kecil dari aku. Tapi aku baru sadar, ternyata betapa pun kecil binatang itu, pasti ada gunanya dan pasti ada maksudnya ia dihadirkan Tuhan."</p> </i><b> <p align="justify">Bagaimana Anda bisa mempunyai keahlian mendongeng? Apakah itu dari pengalaman di rumah atau memang ada semacam ketrampilan tertentu, studi tertentu untuk bercerita dongeng?</p> </b> <p align="justify">Awalnya dari sebuah <i>morning show</i> yang saya bawakan di sebuah radio. Saya semula harus membuat acara berisi tentang kultur selama satu bulan. Saya bingung karena selama sebulan harus membicarakan masalah budaya, jadi apa yang saya mesti bicarakan lagi di acara itu? Kemudian produser saya mengatakan dongeng aja Put. </p> <b> <p align="justify">Apakah sebelum diminta produser sudah suka dunia dongeng?</p> </b><i> </i><p align="justify"><i>Ngga.. ngga</i>. Saya jauh dari dunia dongeng, saya jauh dari anak-anak, pada waktu itu sebetulnya saya tidak begitu memperhatikan dunia anak-anak. Namun sekarang menjadi sangat <i>care</i> (peduli).</p> <b> <p align="justify">Ok. Jadi ini bukan dari pengalaman di rumah dibawa ke radio.</p> </b> <p align="justify">Di radio saya terpaksa membawakannya. Sebulan berturut-turut saya membawakan acara itu.</p> <b> <p align="justify">Apakah Anda mempunyai latar belakang teater atau drama untuk mengubah permainan suara?</p> </b> <p align="justify">Tidak ada.</p><b> <p align="justify">Tadi dibawakan suara macam-macam sehingga saya seperti nonton film kartun dimana karakternya tergambarkan oleh volume suara, nada, dan intonasi. Apakah setelah Poetri melakukan dongeng kemudian membuka referensi mengenai <i>how to tell a story</i>?</p> </b> <p align="justify">Iya, semula saya membawakannya cuma dengan membaca. Pada waktu saya bosan saya berhenti. Saya <i>ngga</i> mau <i>ah </i>membacakan dongeng di radio. <i>I feel stupid </i>karena <i>I don’t know what I’m doing </i>sebetulnya. Saya tidak tahu apa yang saya lakukan. Tapi kemudian banyak telepon dari pendengar bahkan sampai ratusan. Semua bertanya mengapa berhenti? Akhirnya saya mulai membawakannya, saya mulai mempelajarinya, saya mulai ke <i>Google University</i> (situs mesin pencari di internet– red).</p> <p align="justify">Jadi saya klik <i>story telling</i>, saya klik <i>story teller</i>. Wah, itu isinya macam-macam. Di situlah saya belajar dan di situlah saya tahu bahwa di luar Indonesia ternyata ratusan orang berprofesi sebagai pendongeng.</p> <b> <p align="justify">Iya, kalau di Eropa biasanya di setiap desa kecil ada <i>story teller</i> yang hebat, yang bertahun-tahun berkuasa. Kalau sudah tua ada yang menggantikannya. Jadi sebagian dari tradisi kelompok-kelompok kota. Sekarang Anda sudah belajar di <i>Google University</i>. Apakah di Indonesia dulu tidak ada cerita tentang <i>story teller</i>? Bukankah dalang itu <i>story telling</i>?</p> </b> <p align="justify">Sebetulnya dalang itu adalah kelanjutan dari <i>story telling</i>. Saya percaya sekali itu. Kalau di Amerika, <i>story teller</i> biasanya bercerita di <i>library</i> atau taman-taman. Pendengarnya atau penontonnya justru kebanyakan orang dewasa ketimbang anak-anak. Jadi seperti cerita yang tadi saya ceritakan sebetulnya kalau diceritakan untuk orang dewasa juga ada <i>impact</i>-nya.</p> <b> <p align="justify">Apakah Anda juga bermaksud memberikan metafor terhadap hal yang lebih luas melalui cerita itu?</p> </b> <p align="justify">Iya, sebetulnya itu. Jadi saya tidak mau menjadi pendongeng hanya untuk anak-anak, mengisi acara ulang tahun anak. Saya melihat dongeng adalah suatu ilmu dan keterampilan yang dahsyat yang memudahkan kita masuk ke dalam masyarakat. Apa pun pesan yang ingin kita sampaikan ke masyarakat, kita bisa masukkan tanpa orang merasa digurui, tanpa orang merasa dikhotbahi, tanpa orang merasa dipaksa untuk mengerti tentang sesuatu.</p> <b> <p align="justify">Cerita yang Anda bawakan tadi adalah cerita anak-anak klasik, standar, dan saya sudah sering dengar. Kekuatannya tadi adalah dalam penyampaiannya. Jadi seperti ceritanya dari <i>Shakespeare</i> tapi pemainnya Al Pacino sehingga jadi bagus. Tapi Apakah dalam Anda mendongeng dikaitkan dengan suatu situasi tertentu, mencari relevansi khusus, misalnya, cerita Lapindo, cerita Flu Burung, atau kontemporer?</p> </b> <p align="justify">Ya, dan itu saya mulai pada waktu Pemilu. Saat itu banyak anak anak menanyakan, "Tante, nyoblos itu apa sih, Pemilu apa sih?" Akhirnya, saya ceritakan mengenai sebuah kerajaan di hutan dimana si Raja Hutan sakit dan meninggal sehingga harus mencari penggantinya. Siapa yang seharusnya menjadi pengganti? Semua anak mengatakan, "Raja juga dong tante. Eh, siapa bilang Jerapah bukannya tidak pandai memimpin hutan, dia hanya belum memiliki kesempatan saja." Sampai di akhir cerita anak-anak mengatakan, "Oh, kalau begitu seperti Pemilu sekarang yach Tante." Iya betul. Jadi jika pada pemilu waktu itu calon presidennya ada lima, maka saya juga memakai contoh lima binatang. Karena itu saya sampai kuliah lagi dan kegiatan lainnya guna memperdalam dongeng ini.</p> <b> <p align="justify">Jadi akhirnya Ibu boleh dikatakan mengembangkan sendiri kemampuan di bidang pendongengan.</p> </b> <p align="justify">Iya dan saya juga ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa pendongeng itu tidak cuma hanya di ulang tahun anak lho.</p> <b> <p align="justify">Saya sudah lama tidak ke ulang tahun anak-anak karena tidak pernah diundang juga. Apakah acara ulang tahun anak-anak sekarang suka ada pendongeng?</p> </b> <p align="justify">Suka ada. Kadang-kadang saya suka mendapat telpon seperti ini, "Kan gini ya Mbak Poetri, anak saya takut Badut, kayaknya Mbak Poetri juga lucu, boleh deh ngedongeng. Nah itu saya suka mengatakan bukannya saya tidak mau disamakan dengan badut karena badut juga memiliki keahlian tersendiri untuk menghibur anak. Tetapi dongeng ini berbeda. Dalam urusan mendongeng ini, saya sangat menggangap hal ini serius.</p> <b><i> </i><p align="justify"><i>It is very serious</i> yach. Bahkan sebetulnya bisa juga dipakai dalam pidato di DPR. Saya kira Soekarno dulu suka mendogeng juga walaupun terbatas. Dongeng yang diceritakan itu sebetulnya tidak hanya untuk anak kecil, tapi untuk masyarakat luas, dan banyak hal-hal yang terkandung di belakangnya. Selain itu, saya tetap menganggap mendongeng suatu <i>exspertise</i> yang sangat susah sedangkan di sini belum banyak pendongeng. Tapi setelah menjadi pendongeng, apakah Anda melihat ada orang yang berusaha untuk melakukan hal sama atau Anda tetap sendiri?</p> </b> <p align="justify">Sekarang <i>sih</i> yang terhitung dengan jari cuma 10 pendongeng profesional. Saya satu-satunya perempuan pendongeng. Ini buat saya menyedihkan karena mendongeng itu seharusnya dilakukan lebih banyak oleh wanita dengan naluri keibuannya. Wanita yang melahirkan, mereka yang membesarkan anak. Tapi dari 10 pendongeng yang ada di Indonesia, sembilan laki-laki, saya sendiri perempuan. Banyak orang ingin mulai mencobanya, tetapi mungkin karena keadaan negara yang sudah susah mereka suka bertanya, "Duitnya gede nggak sih Put?"</p> <b> <p align="justify">Iya, apakah mendongeng ada duitnya?</p> </b> <p align="justify">Kalau saya mengatakannya dengan cara bayangkan begitu luasnya wilayah Indonesia tapi kita cuma memiliki 10 pendongeng. Sekarang barangkali menjadi sembilan karena Kak Seto juga tidak terlalu aktif dan Pak Raden juga usianya sudah tua. Jadi 10 orang tersebut mendongeng untuk seluruh anak di Indonesia. <i>Can you imagine</i>? Jadi seharusnya ada duitnya.</p> <b> <p align="justify">Mekanismenya barangkali melalui pemerintah, melalui yayasan. Saya yakin. Karena itu saya kira kita ada baiknya menyebarkan contoh-contoh dari Anda ini supaya siapa saja yang membaca ini bisa tergugah. Kalau tidak didanai agar bisa jalan maka akan bisa punah.</p> </b> <p align="justify">Sebetulnya banyak pihak swasta yaitu sponsor yang banyak sekali mempergunakan tenaga pendongeng untuk promosi produk mereka dan selalu sukses ketika itu ditujukan untuk anak-anak dan ibu rumah tangga. Jadi dongeng sering dijadikan alat untuk promosi. Tapi saya selalu mengatakan kepada pihak swasta, Ayo dong bawa saya ke Sulawesi, ayo dong bawa saya ke Sumatera, ayo dong bawa saya ke Papua. Mereka pikir, "Ah sudahlah, sudah dagang di Surabaya juga sudah laku Bu, yuk pulang yuk."</p> <b> <p align="justify">Satu hal mengenai cerita dongeng tadi. Penyampaiannya lancar sekali. Apakah dongeng tersebut dihafal dari teks? Bagaimana caranya supaya menjadi lancar?</p> </b> <p align="justify">Pointers-pointersnya saja. </p> <b> <p align="justify">Jadi seperti pembicara di seminar saja, <i>public speaking</i>.</p> </b> <p align="justify">Betul. Nanti kalau ada <i>audience</i>-nya, biasanya cerita bisa menjadi panjang. Kalau anak-anak kelihatan sudah mengerti jalan ceritanya maka dipotong pendek. Tapi kalau kelihatan anak-anaknya <i>smart</i>, mereka ingin ada elaborasi dan biasanya persoalannya dibuat lebih berat lagi.</p> <b> <p align="justify">Jadi jelas pendongeng adalah kegiatan interaktif seperti <i>public speaking</i> dan ada reaksi. Kalau di koran lebih susah. Ok, saya akan minta Anda memberikan contoh satu lagi dongeng yang lebih pendek. </p> </b> <p align="justify">Satu dongeng lagi:</p><i> <p align="justify">Di sebuah kerajaan ada seorang raja yang tampan luar biasa. Ia kerjanya hanya memandang dirinya di kaca terus menerus dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, dan dia tidak pernah melakukan tugasnya sebagai raja. Suatu hari dewa turun dari kahyangan dan mengintip di jendela : "Ngapain raja kok hanya cuma memandang dirinya di kaca?" Kemudian Dewa mendengar raja berguman, "Aku adalah manusia paling ganteng sedunia. Jangan-jangan dibandingkan Dewa, aku lebih ganteng dari Dewa". Dewa sangat marah mendengar hal itu, kemudian Dewa berkata,"Mulai hari ini kau akan kuberi tanduk!" Esok harinya raja mempunyai dua tanduk, yang tidak bisa diapa-apain. Kemudian karena malu, raja akhirnya menyingkir ke hutan. Di hutan dia hanya bergaul dengan binatang, ia bertani, ia bercocok tanam, dan ia mulai merasakan apa itu artinya kerja. Pada suatu hari dia bangun, ia raba kepalanya, tanduknya hilang. Dan ia kembali ke kerajaannya. "Prajurit, tandukku sudah hilang. Aku ingin balik lagi ke istana". Dan karena dia sudah terbiasa bekerja, raja mulai melakukan tugasnya sehari-hari, negaranya sudah mulai makmur, maju dan murid-muridnya terpelajar. Akhirnya raja tahu bahwa sebagai raja tidak boleh hanya memandang diri di cermin. Tetapi dia juga harus mulai bekerja.</p></i> <b> <p align="justify">Wah itu sangat relevan. Raja kita terlalu sering bercermin.</p> </b> <p align="justify">Mengaca terus, menyisir, mengganti baju terus.</p> <b> <p align="justify">Ganteng makin ganteng tapi kapan kerjanya? Ok, Ibu tidak keberatan kalau ceritanya itu ditarik pada relevansi masyarakat, bahkan relevansi politis. </p></b> <p align="justify">Iya, betul.</p><b> <p align="justify">Sewaktu Anda tadi mendongeng sangat memikat. Tapi bagaimana yang baca transkrip ini? Saya pikir kalau ditranskrip juga sama ada dampaknya. Walaupun barangkali tidak 100%, ada gunanya. Apakah Anda pernah pikirkan atau menyelidiki bagaiaman pengaruh dongeng-dongeng itu jika dalam bentuk tertulis?</p> </b> <p align="justify">Kalau melihat di <i>website</i> <a href="http://www.storytelling.com/"><u><span style="color: rgb(0, 0, 255);">www.storytelling.com</span></u></a> atau <a href="http://www.storyteller.com/"><u><span style="color: rgb(0, 0, 255);">www.storyteller.net</span></u></a> jumlah yang mengunjunginya sangat tinggi </p> <b> <p align="justify">Betulkah itu banyak pengunjungnya?</p></b> <p align="justify">Betul, banyak sekali pengunjungnya. Mereka men-<i>download</i> cerita-cerita.</p> <b> <p align="justify">Itu teks dan bukan audio yach.</p> </b> <p align="justify">Itu teks.</p> <b> <p align="justify">Apakah Anda mempunyai <i>website</i> sendiri?</p></b> <p align="justify">Tidak punya.</p> <b> <p align="justify">Apakah Anda mempunyai koleksi dari dongeng yang diceritakan seperti dalam bentuk formal buku?</p> </b> <p align="justify">Ya, tapi saya mengarsipkan itu, bukan membukukannya. </p> <b> <p align="justify">Berapa kira-kira jumlah file arsip dongeng Anda tersebut? </p></b> <p align="justify">Saya mempunyai hampir 200 cerita yang pernah saya bacakan di radio maupun di acara lainnya.</p> <b> <p align="justify">Apakah ada rencana untuk diterbitkan?</p> </b> <p align="justify">Ada rencana untuk diterbitkan, tetapi penerbit pernah bicara sama saya, "Put, jangan dijual deh ceritanya, tapi lebih baik dijual tipsnya mendongeng. Karena itu lebih berguna."</p> <b> <p align="justify">Barangkali betul juga karena kekuatan cerita ada pada penyampaiannya, sedangkan ceritanya tidak semuanya asli dari Anda.</p> </b> Betul. Jadi tips-tips mendongeng kalau dibukukan barangkali lebih berguna buat orang.<br /><br />Sumber : www.perspektifbaru.compapinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-87254674618753686822007-04-12T11:10:00.000-07:002007-05-06T16:37:45.145-07:00Autisme, Penyakit Aneh Anak-Anak<div style="font-weight: bold; text-align: center;font-family:arial;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);font-size:100%;" ><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNZom2-jqwd5538Wh7Zv7Cv35fwXvJpbGaQtjOVa3Z1Zor25Af6eak8WQBiKZoLiKzsew32xxBtK6mdcWZ4EfLuJkRYo84kIm6z5DY7dcMvKI8Z8Q4xFRUSkjdAYHBd8VN586ZikRNA1Q/s1600-h/autismface.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 196px; height: 177px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNZom2-jqwd5538Wh7Zv7Cv35fwXvJpbGaQtjOVa3Z1Zor25Af6eak8WQBiKZoLiKzsew32xxBtK6mdcWZ4EfLuJkRYo84kIm6z5DY7dcMvKI8Z8Q4xFRUSkjdAYHBd8VN586ZikRNA1Q/s400/autismface.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5052610734041015842" border="0" /></a><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span style="color: rgb(0, 0, 153);">Papinto dikeroyok 2 anak autis.</span><br /><span style="font-weight: normal;">Pagi tadi aku dapet undangan menghibur anak2 autis binaan Yayasan Bina Autis Surabaya. Pertama aku mengengar nama penyakit ini kira2 setahun yll dan belum ngerti apa2. PD aja aku berangkat dengan penampilan baru pake musik rebana bila sedang nampil ndongeng. Setelah putar2 cari alamat yang susah, sebab yayasan ini belum memiliki papan nama. Setelah kontak lewat wartel, akhirnya ketemu juga. Masuk halaman yang tenang, tapi begitu sampai didalam aku disambut jeritan seorang gadis cute dan cantik sekali. Usianya kira2 13 tahun. Ya, ampun ternyata ia penderita autis, segera rasa jatuh kasihanku padanya. Ketika kutanyakan pada Ibu Asih sang pengasuh, ko tak ada gejala luar sama sekali. O, ia memang yang nampak paling tenang disini, itu kalo belum punya hasrat untuk berkomunkasi, tapi kalau udah ngomong sulit sekali untuk berhenti. Jeda antara tertawa dan menangis tidak ada, jadi semacam terdapat gangguan emosional. Lain lagi si Joni yang usianya kira2 10 tahun, tiba2 ia menghampiriku dan memperhatikan wajahku dengan seksama lantas mengambil potlot dan kertas, lalu dengan tekun mencoba untuk melukisku..hasilnya tubuh aku digambar segede ibu jari dengan kepala sebesar koin seratusan, wah kok seperti gambar tomat? ia cuma tertawa tawa saja. Alhasil, penampilanku dianggap sukses karena hanya ada 2 orang anak yang maju kedepan "menyerangku" untuk merebut musik rebanaku, jadilah aku mendongeng sambil rebutan rebana.</span></span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Apakah penyakit autis itu?</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Penyakit "Autis" sering menjadi perbincangan hangat di kalangan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">orangtua dan pakar kesehatan anak. Kurangnya informasi tentang</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">penyakit ini sering membuat orangtua dicekam rasa takut dan kuatir, terutama</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">jika mendapati anaknya dinilai memiliki tingkah laku yang</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">aneh. Bahkan, ada orangtua yang berceletuk, "Lebih baik memiliki anak yang</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> menderita bibir sumbing daripada menderita autis."</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Nah, apakah sebenarnya penyakit autis? Gejala-gejala apa saja yang patut</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> diwaspadai untuk melakukan deteksi dini? Kami mengajak Anda</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">menyimak e-Konsel edisi kali ini karena pokok bahasan yang kami</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">sajikan dalam edisi ini adalah tentang penyakit autisme. Selamat</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">menyimak. (Tes)</span><br /><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">MENGENAL AUTIS</span><br /><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Banyak sekali definisi yang beredar tentang Autis. Tetapi secara</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">garis besar, Autis, adalah gangguan perkembangan khususnya terjadi</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Pada</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">anak-anak biasa disebut dengan Autis Infantil.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Schizophrenia juga merupakan gangguan yang membuat seseorang menarik</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">diri dari dunia luar dan menciptakan dunia fantasinya sendiri:</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">berbicara, tertawa, menangis, dan marah-marah sendiri.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Tetapi, ada perbedaan yang jelas antara penyebab dari Autis pada</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">penderita Schizophrenia dan penyandang Autis Infantil. Schizophrenia</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">disebabkan oleh proses regresi karena penyakit jiwa, sedangkan pada</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">anak-anak penyandang Autis Infantil terdapat kegagalan perkembangan.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Gejala Autis Infantil timbul sebelum anak mencapai usia 3 tahun.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> Pada sebagian anak, gejala-gejala itu sudah ada sejak lahir. Seorang</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">ibu yang sangat cermat memantau perkembangan anaknya sudah akan melihat</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> beberapa keganjilan sebelum anaknya mencapai usia 1 tahun.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Yang sangat menonjol adalah tidak adanya atau sangat</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">kurangnya tatap mata.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Untuk memeriksa apakah seorang anak menderita autis atau tidak,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">digunakan standar internasional tentang autis. ICD-10 (International</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Classification of Diseases) 1993 dan DSM-IV (Diagnostic and</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Statistical Manual) 1994 merumuskan kriteria diagnosis untuk Autis</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Infantil yang isinya sama, yang saat ini dipakai di seluruh dunia.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Kriteria tersebut adalah:</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Untuk hasil diagnosa, diperlukan total 6 gejala (atau lebih)</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">dari no. (1), (2), dan (3), termasuk setidaknya 2 gejala dari no. (1) dan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">masing-masing 1 gejala dari no. (2) dan (3).</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Minimal harus ada dua dari gejala-gejala di bawah ini:</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai:</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> gerik kurang tertuju.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- Tidak bisa bermain dengan teman sebaya.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- Tak ada empati (tak dapat merasakan apa yang dirasakan orang</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> lain).</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> timbal balik.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">2. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">satu dari gejala-gejala di bawah ini:</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara non-verbal.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> berkomunikasi.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> dapat meniru.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">3. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">perilaku, minat, dan kegiatan. Minimal harus ada satu dari gejala</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">di bawah ini:</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> khas dan berlebihan.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> yang tidak ada gunanya.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Sebelum umur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang:</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> a. interaksi sosial,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> b. bicara dan berbahasa,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> c. cara bermain yang monoton, kurang variatif.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Autis bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan Disintegratif</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> Masa Kanak. Namun, kemungkinan kesalahan diagnosis</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">selalu ada, terutama pada autis ringan. Hal ini biasanya disebabkan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">karena adanya gangguan atau penyakit lain yang menyertai gangguan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">autis yang ada, seperti retardasi mental yang berat atau hiperaktivitas.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Autis memiliki kemungkinan untuk dapat disembuhkan, tergantung dari</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">berat tidaknya gangguan yang ada. Berdasarkan kabar terakhir, di</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Indonesia ada 2 penyandang autis yang berhasil disembuhkan, dan kini</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">dapat hidup dengan normal dan berprestasi. Di Amerika, dimana</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">penyandang autis ditangani secara lebih serius, persentase kesembuhannya</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> lebih besar.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Bila Anda membutuhkan informasi yang lebih detail tentang autis,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">silakan menghubungi alamat di bawah ini:</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- Pusat Pelayanan Gangguan Perkembangan Anak Fakultas Psikologi</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">(P2GPA) Unika Soegijapranata Jl. Imam Bonjol 186 A, Semarang 50132</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Telp. (024) 554613</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- Perkumpulan Orangtua Pembina Anak Autistik (POPAA)</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Jl. Erlangga Tengah III/34, Semarang</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Telp. (024) 313083</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- Yayasan Autisma Indonesia</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Jl. Buncit Raya No. 55, Jakarta Pusat</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Telp. (021) 7971945 - 7991355</span><br /><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">APAKAH AUTIS ITU DAN APA YANG BISA KITA LAKUKAN?</span><br /><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Autis adalah penyakit atau gangguan pada perkembangan otak yang</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">diperkirakan menyerang 1 dari 1.000 orang di Amerika. Orang yang</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">menderita autis biasanya kurang mampu berbahasa dan tidak mampu</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">bergaul dengan lingkungan sosialnya. Sekitar 80% dari jumlah</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">penderita autis adalah laki-laki. Mengapa demikian, alasannya</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">tidak diketahui oleh para peneliti.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Hal yang juga tidak diketahui adalah penyebab autis. Segala</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">sesuatu dari perubahan genetik hingga kontak kandungan ibu dengan penyakit</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">sampai ketidakseimbangan kimia telah dipersalahkan. Namun </span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">faktor-faktor orangtua bisa diabaikan sebagaimana yang dianjurkan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">oleh beberapa peneliti.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Walaupun diinformasikan bahwa mereka tidak ada hubungannya</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">dengan penyakit anak mereka ini, beberapa orangtua terus-menerus</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">mengatakan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">bahwa mereka merasa bersalah karena tidak mampu berinteraksi</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> dengan anak mereka. Berikut ini adalah apa yang diketahui tentang autis.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">1. Kesulitan dengan kemampuan organisasi</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">-------------------------------------</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Penderita autis lepas dari kemampuan intelektual mereka, ternyata</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">memiliki kesulitan mengatur diri mereka sendiri. Seorang pelajar</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">autis mungkin bisa menyebutkan tanggal-tanggal bersejarah setiap</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">perang yang terjadi, namun selalu lupa membawa pensil mereka ke</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">kelas. Murid-murid ini bisa jadi seorang yang sangat rapi atau</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">paling jorok. Orangtua harus selalu ingat untuk tidak memaksakan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">kehendaknya pada mereka. Mereka hanya tidak mampu mengatur diri</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">mereka sendiri tanpa pelatihan yang spesifik. Seorang anak</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">penderita autis memerlukan pelatihan kemampuan mengatur dengan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">menggunakan langkah-langkah kecil yang spesifik supaya berfungsi</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">dalam situasi sosial dan akademis.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">2. Seorang penderita autis memiliki masalah dengan pemikiran yang</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">bersifat abstrak dan konseptual</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">--------------------------------------------------------------</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Lepas dari apa yang dikatakan orangtua, beberapa penderita autis</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">akhirnya memperoleh kemampuan abstrak, namun ada juga yang tidak.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Pertanyaan: "Mengapa kamu tidak mandi?" nampaknya sesuai untuk</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">dikatakan ketika sedang menghadapi anak yang tidak mau mandi.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Dengan anak autis seringkali lebih baik menghindari kalimat</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">pertanyaan yang mengundang perdebatan, sebaiknya Anda mengatakan:</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">"Saya tidak suka kalau kamu tidak mandi. Ayo, masuk ke kamar</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">mandi dan mandi sekarang. Kalau kamu butuh bantuan, saya akan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">menolongmu tapi saya tidak akan memandikan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">kamu." Hindari menanyakan pertanyaan yang panjang lebar. Para orangtua ataupun</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">perawat harus sekonkret mungkin dalam seluruh interaksi mereka.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">3. Peningkatan tingkah laku tak wajar mengindikasikan peningkatan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">stres</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">--------------------------------------------------------------</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Dalam banyak situasi, terutama situasi yang tidak akrab, akan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">menyebabkan stres sehubungan dengan perasaan atau hilangnya</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">kontrol. Dalam kebanyakan contoh, stres bisa dikurangi ketika</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">anak-anak diizinkan untuk keluar dari situasi yang menekan.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Membuat program untuk membantu anak-anak menghadapi stres di</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">sekolah sangat disarankan.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">4. Perilaku mereka yang berbeda janganlah diambil hati</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">---------------------------------------------------</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Penderita autis seharusnya tidak dianggap sebagai seorang yang</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">selalu berperilaku menyimpang atau ingin menyakiti perasaan orang</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">lain atau mencoba membuat hidup jadi sulit bagi orang lain.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Seorang penderita autis jarang bisa bersikap manipulatif. Umumnya</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">perilaku mereka merupakan hasil dari usaha mereka keluar dari</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">pengalaman yang menakutkan, atau membingungkan. Penderita autis,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">secara alami karena ketidakmampuan mereka, memiliki sifat</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">egosentris. Kebanyakan penderita autis menghadapi masa-masa sulit</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">untuk bisa memahami reaksi orang lain karena adanya</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">ketidakmampuan persepsi.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">5. Gunakan kata-kata dengan makna sesungguhnya</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">-------------------------------------------</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Secara sederhana, katakanlah apa yang Anda maksudkan. Jika</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">pembicara tidak sangat mengenal si penderita autis, sebaiknya</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">mereka menghindari penggunaan: singkatan/panggilan, ejekan,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">kalimat bermakna ganda, idiom, dan sebagainya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">6. Ekspresi wajah dan isyarat-isyarat lainnya biasanya tidak</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">berhasil</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">---------------------------------------------------------</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Umumnya, mayoritas penderita autis memiliki kesulitan membaca</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">ekspresi wajah dan mentafsirkan bahasa tubuh atau perilaku dengan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">kesan-kesan tertentu.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">7. Seorang penderita autis nampak tidak mampu mempelajari sebuah</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">tugas</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">-------------------------------------------------------------</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Ini merupakan sebuah tanda bahwa tugas atau tugas-tugas itu</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">terlalu sulit baginya dan perlu disederhanakan. Cara lainnya</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">adalah menghadirkan tugas-tugas itu dengan cara yang berbeda --</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">baik secara visual, fisik, maupun verbal. Metode-metode ini</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">seringkali diabaikan oleh guru-guru dan orangtua di rumah karena</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">hal ini memerlukan kesabaran, waktu eksperimen, dan kemauan untuk</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">mengubah metode atau kebiasaan lama.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">8. Hindari terlalu banyak informasi atau kata-kata</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">-----------------------------------------------</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Para guru dan orangtua harus jelas, menggunakan kalimat-kalimat</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">pendek dengan bahasa yang sederhana untuk menyampaikan maksud</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">mereka. Jika anak-anak tidak punya masalah pendengaran dan bisa</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">memperhatikan Anda, ia mungkin kesulitan memisah-misahkan apa</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">yang diajarkan dan informasi lainnya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">9. Tetaplah konsisten</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">------------------</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Persiapkan dan berikan sebuah daftar pendek pelajaran yang akan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Anda ajarkan. Tulislah pada sebuah grafik. Datangi mereka setiap</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">hari pertama-tama dengan anak yang muda. Jika perubahan terjadi,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">katakan padanya dan ulangi informasi tentang perubahan itu.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">10. Aturlah sikapnya</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">----------------</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Meskipun rasanya mustahil, adalah mungkin untuk mengatur sikap</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">anak autis. Kuncinya ialah konsistensi dan pengurangan stres</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">pada anak. Juga dianjurkan untuk melakukan penambahan sikap</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">sosial yang positif dilakukan secara rutin.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">11. Hati-hati dengan lingkungan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">---------------------------</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Dalam banyak contoh, seorang penderita autis bisa sangat sensitif</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">dengan apa yang ada dalam ruangan. Cat tembok warna cerah atau</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">dengungan lampu pijar sangat mengganggu bagi para penderita</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">autis. Untuk membuat perubahan yang berarti, guru dan orangtua</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">perlu waspada dan berhati-hati terhadap lingkungan dan masalah-</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">masalah yang ada.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">12. Anak yang memiliki perilaku menyimpang atau terus-menerus</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">membangkang merupakan sebuah tanda masalah</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">---------------------------------------------------------</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Sekalipun anak-anak kadang-kadang berperilaku menyimpang atau</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">membangkang, seorang penderita autis seringkali bersikap demikian</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">ketika dia kehilangan kendali. Ini bisa menjadi sinyal bahwa</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">seseorang atau sesuatu di sekitarnya membuatnya marah atau</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">terganggu. Hal yang sangat menolong ialah keluar dari</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">lingkungan itu atau jika ia bisa menuliskan apa yang mengganggunya, tetapi</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">jangan mengharapkan sebuah respon positif misalnya ia melanjutkan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">untuk mengerti apa yang sedang terjadi dan apa artinya. Metode</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">keberhasilan lainnya adalah permainan peran dan mendiskusikan apa</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">yang membuatnya marah atau berkelakuan buruk. Biarkan ia menjawab</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">karena ia berpikir Anda akan meresponi tingkah lakunya.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Memanfaatkan aktivitas ini akan menolong untuk mengurangi</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">kepadatan sebuah situasi sehingga mengubah fokusnya dengan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">memperhatikan apa yang mengganggunya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">13. Jangan menduga apa pun saat mengevaluasi kemampuan atau</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">keahliannya</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">-------------------------------------------------------</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Orang-orang yang menangani anak-anak autis melaporkan bahwa</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">beberapa orang autis sangat pintar matematika, tetapi tidak mampu</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">menghitung uang kembalian yang sederhana di kasir. Atau,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">mereka memiliki kemampuan mengingat setiap kata yang ada dalam sebuah</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">buku yang dibacanya atau pidato yang ia dengar, tetapi tidak</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">ingat untuk membawa kertas ke kelas atau dimana ia menaruh sepatu</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">olahraganya. Perkembangan kemampuan yang tidak seimbang merupakan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">sifat autisme. Autisme, sebagaimana disebutkan di atas, tidak</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">begitu diketahui atau dipahami dengan baik. Ini masih merupakan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">masalah yang membingungkan bagi orangtua, guru dan mereka yang</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">bekerja dan mengobservasi anak-anak semacam ini.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">14. Kunci</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">-----</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Kunci untuk bekerja dengan penderita autis ialah:</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">BERSABARLAH, BERPIKIRAN POSITIF, KREATIF, FLEKSIBEL, dan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">OBJEKTIF.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Tips tambahan bagi para orangtua:</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">1. Temuilah dokter</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">---------------</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Jika Anda menduga anak Anda menderita autis, temui seorang dokter</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">ahli dan mintalah diagnosa. Mintalah penjelasan kepada mereka dan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">tanyakan sebanyak mungkin pertanyaan yang menurut Anda perlu</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">ditanyakan. Bersikaplah kritis! Jangan menunggu mereka memberikan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">informasi kepada Anda karena Anda akan menunggu begitu lama tanpa</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">jawaban.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">2. Pelajarilah hak-hak orang cacat</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">-------------------------------</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Biasakanlah diri dengan tindakan-tindakan orang cacat. Jangan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">takut untuk mengajukan permintaan pada dokter medis, sekolah,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">pengurus sekolah atau para guru. Mereka hanya akan melakukan apa</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">yang diperintahkan atau diminta pada mereka. Dalam hal ini,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">kesabaran, kegigihan, pengetahuan, dan sikap menghormati akan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">memberikan hasil yang baik.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">3. Carilah bantuan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">---------------</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Banyak anak cacat tidak pernah memperoleh bantuan karena orangtua</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">mereka merasa takut dan malu. Ingat, tidak ada hal yang telah</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Anda lakukan yang menyebabkan kecacatan ini terjadi. Orang lain</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">juga punya masalah yang serupa. Ada pertolongan untuk anak Anda.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Teruslah mencari informasi.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">4. Bersabarlah</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">-----------</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Jangan menyerah. Ingatlah bahwa anak Anda tidak suka bertindak</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">seperti itu tetapi mereka hanyalah berusaha untuk mendapatkan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">perhatian dari dunia dan sekitar mereka.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">5. Jangan berulang-ulang berusaha melatih sebuah tugas kepada anak</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">---------------------------------------------------------------</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Penderita autis biasanya menolak perubahan aktivitas rutin.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Memaksa anak autis melakukan sesuatu justru bisa jadi malapetaka.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Lebih baik jika Anda melihat ia mengalami kesulitan, mundurlah</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">dan cobalah untuk memecahkan tugas itu menjadi sesuatu yang lebih</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">sederhana dan mudah dikerjakan. Ini artinya ia telah mencapai</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">batasnya -- sebagaimana kita semua juga bisa demikian. Cobalah</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">untuk memberikannya pilihan. Ini akan memberinya indera kontrol</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">dan stabilitas diri. (T/Sil)</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Sumber : Situs Faithwriters</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> www.faithwriters.com</span><br /><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">APAKAH ANAK SAYA AUTIS?</span><br /><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">PERTANYAAN</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">==========</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Perkembangan putra sulung saya sangat memprihatinkan.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Dia tak peduli dengan lingkungan sekitarnya dan lebih senang mengucilkan diri</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">ketimbang bermain dengan teman-teman seusianya. Saya harus</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">berteriak saat memanggil, untuk membuatnya menoleh ke arah saya. Tidak cuma</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">itu, dia juga kurang 'nyambung' kalau diajak bicara. Apalagi</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">kalau saya berkomunikasi lewat telepon, padahal usianya</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> sudah 5 tahun.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Awalnya, saya kira dia punya kelainan dengan telinganya. Tetapi</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> setelah diperiksa, dokter</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">bilang telinga anak saya baik-baik saja. Yang lebih mengkuatirkan, dia sanggup menangis berjam-jam jika</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">sedang marah atau ngambek.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Seorang teman mengatakan kemungkinan anak saya menderita autis.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> Ketika saya bawa ke dokter, diagnosanya menyatakan baru sebatas</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">gejala dan anak saya disarankan ikut terapi. Yang ingin saya tanyakan, benarkah semua perilaku anak saya adalah gejala autis?</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Kalau ya, bisakah disembuhkan dan bagaimana perkembangannya setelah</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">dia dewasa? Apakah autis berkait erat dengan keterbelakangan mental?</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">JAWABAN</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">=======</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Austis adalah gangguan perkembangan yang luas yang terjadi pada</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> anak, dan bisa terjadi pada siapa saja. Anak yang menderita autis</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">biasanya mengalami gangguan perkembangan di bidang komunikasi, interaksi,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">perilaku, emosi, dan sensoris. Gejala autis sudah tampak</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">sebelum anak berusia 3 tahun, yakni:</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- tidak adanya kontak mata,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- tidak menunjukkan respon</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">terhadap lingkungan,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- kurang dalam berhubungan dengan orang lain (misalnya dalam bentuk</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">komunikasi non verbal yang lemah),</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- kurang ekspresif serta kurang beremosi.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Selain itu, perkembangan bahasanya juga lambat. Misalnya:</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- jumlah kosa kata yang dikuasai sangat minim dan tidak sesuai</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">dengan usianya,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- kurang berinisiatif dalam berkomunikasi dengan orang lain,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- penggunaan bahasa yang diulang-ulang,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- kurang spontan,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- mengulang-ulang gerakan dan sebagainya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Jika tidak dilakukan terapi, maka setelah usia 3 tahun perkembangan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">anak akan terhambat atau mundur, seperti misalnya, kurang mengenal</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">suara orangtuanya dan kurang mengenal namanya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Penyebab autis belum diketahui secara pasti. Namun diduga akibat</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> gangguan neurobiologis pada susunan syaraf pusat, yaitu:</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- faktor generik,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- gangguan pertumbuhan sel otak pada janin,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- gangguan pencernaan,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- keracunan logam berat,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">- dan gangguan autoimun.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Mengenai kesembuhan penyakit autis, sebetulnya tergantung pada</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">penyebabnya. Jika penyebabnya faktor gangguan pada otak, maka autis</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">tidak dapat sembuh total, meski gejalanya dapat dikurangi dan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">perilakunya dapat diubah ke arah positif dengan berbagai terapi.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Untuk anak Anda, sebelum menjatuhkan vonis autis, sebaiknya Anda</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">membawanya ke psikiater anak agar bisa diperiksa secara lebih</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">terarah. Dengan demikian, bisa diketahui apakah betul anak Anda</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> menderita penyakit autis atau tidak. Ini dilakukan agar Anda bisa</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">mengambil langkah ke depan secara lebih tepat. Anda juga dapat</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">melakukan berbagai tindakan seperti, mengamati perilaku anak secara</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">mendalam, mengetahui riwayat perkembangannya, melakukan pemeriksaan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> medis (kerjasama dengan dokter, psikolog), serta melakukan terapi</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">wicara dan perilaku. Yang pasti, terapi ini bisa memakan waktu lama,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> sampai berbulan-bulan.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Keberhasilan terapi itu sendiri tergantung diagnosa. Semakin dini</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">diagnosa dilakukan, semakin tinggi</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">keberhasilan pengobatan anak Anda. (PG)</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Sumber diambil dari:</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Situs Parentsguide</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">www.parentsguide.co.id</span><br /><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">KEPONAKANKU AUTIS?</span><br /><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Pada 18 Maret 2005 lalu anak pertama kakak saya meninggal dunia.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> Tentu, kami sekeluarga, khususnya kakak dan suami kakak saya sangat</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">terpukul karena peristiwa ini. Hampir semua keluarga dekat dan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">teman-teman kami menghibur dengan mengatakan bahwa ini adalah</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">kehendak Tuhan dan pasti ada rencana yang indah di balik kematian</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> Yudhist (nama anak itu). Sebenarnya, waktu itu saya shock sekali.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Sekalipun saya sudah menerima keadaan itu, selama berhari-hari</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">kesedihan itu tidak juga pergi dari hati saya. "Orang memang dapat</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">dengan mudah mengatakan bahwa itu adalah kehendak Tuhan karena</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> mereka tidak mengalami sendiri sehingga mereka tidak dapat merasakan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">apa yang kami rasakan," itulah yang saya pikirkan selama berhari- hari.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Namun, kemudian Tuhan membuka hati dan pikiran saya. Dia</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">membuat saya mengerti bahwa ini adalah kehendak dan rencana-Nya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Benar sekali,... setelah kematian Yudhist, perhatian kami tertuju</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">kepada Bintang, adiknya yang berusia kurang lebih 1,5 tahun. Dengan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">berjalannya waktu kami sekeluarga melihat ada sesuatu yang aneh pada</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">dirinya. Dia sangat aktif (hiperaktif), dan pertumbuhan ataupun</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">perkembangannya tidak sesuai dengan tahapan usianya, khususnya dalam</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">hal berbicara. Bukan hanya itu saja, dia bahkan tidak pernah</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">memperhatikan jika diajak bicara (tidak ada kontak mata). Dan, ibunya mengira dia autis. Hal itu membuat kami</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">semua gelisah. Saya berpikir, "Apalagi ini?"</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Untuk membuktikan semua dugaan kami, sang ibu membawanya ke pusat</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> pendidikan terapi autisme di Solo untuk diperiksa. Hasil pemeriksaan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">dokter menyatakan bahwa keponakan saya itu sedang di ambang autis.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> Penyebabnya adalah kurang perhatian dan kasih sayang dari</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">orangtuanya. Saya tersentak waktu mendengarnya. "Bagaimana dia bisa</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> kurang kasih sayang?" Dengan penuh rasa sesal, ibunya bercerita</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">bahwa selama ini, Yudhist dan Bintang mengalami pertumbuhan yang berbeda.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> Yudhist mendapat perhatian dan kasih sayang yang lebih</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">banyak daripada Bintang. Orangtuanya selalu menganggap bahwa Bintang</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">bisa dinomorduakan karena dia tidak pernah mengungkapkan aksi protes</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">terhadap perlakuan orangtuanya. Hal itu menjadi kebiasaan, sehingga</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">akhirnya Bintang tumbuh menjadi anak yang cuek, tidak peduli dengan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">keadaan, dan seolah-olah memiliki dunianya sendiri. Dokter mengatakan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">jika hal ini dibiarkan terus-menerus, maka Bintang akan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">benar-benar menjadi autis.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Peristiwa ini betul-betul membuka mata saya. Mengingat janji Tuhan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">yang mengatakan bahwa segala sesuatu diizinkan terjadi untuk</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">mendatangkan kebaikan (Roma 8:28). Hikmah di balik kematian Yudhist</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> sedikit demi sedikit mulai dinyatakan-Nya. Terbayang di benak saya,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">"Bagaimana jika Tuhan tidak memanggil Yudhist, apakah Bintang benar-</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">benar akan menjadi autis? Apakah orangtuanya akan menyadari hal</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">ini?"</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Sekarang saya mulai mengerti. Dengan seluruh kemampuan, saya mencoba</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> untuk mengerti semua yang terjadi, namun saya gagal untuk mengerti</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">karena saya mengandalkan kekuatan sendiri. Dan, setelah saya</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> memutuskan untuk merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">saya mulai mengerti bahwa di balik kematian Yudhist ada rencana</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">indah yang dikerjakan Tuhan bagi semuanya, khususnya bagi Bintang.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Namun, ini juga bukan berarti demi kebaikan Bintang Tuhan mengambil</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Yudhist. Saya masih terus bergumul untuk mencoba mengerti hal-hal</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">yang belum saya mengerti. Namun, saya yakin suatu saat nanti, entah</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">kapan, Allah akan menyatakan semua yang belum saya ketahui.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Beberapa bulan ini Bintang menjalani terapi di pusat pendidikan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">terapi autisme di Solo. Dan, selama menjalani terapinya, ia harus</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">masuk setiap hari Senin hingga Jumat untuk belajar berinteraksi</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">dan mengenali lingkungan. Selain itu, dia juga harus menjalani diet</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">untuk tidak makan makanan yang terbuat dari tepung terigu. Terkadang,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">saya merasa kasihan melihatnya. Seharusnya, anak seusia</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">dia paling suka dengan makanan yang bervariasi, termasuk terbuat dari tepung terigu. Namun, saya mengerti itu harus</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">dijalaninya demi kesembuhannya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Satu hal yang membuat saya bersyukur, setelah beberapa bulan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">menjalani terapinya, Bintang menunjukkan perkembangan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">yang baik. Bintang mulai mengerti bahwa ada orang-orang di</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> sekelilingnya yang</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">sangat peduli dan sayang padanya. Rasa cueknya mulai terkikis</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">meskipun belum 100% hilang, namun saya yakin pasti dia akan tumbuh</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">menjadi anak yang normal asal kami terus berdoa dan bergantung pada</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">pertolongan-Nya. Bintang mulai berbicara, mendengar, melihat, dan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">mengenal keluarganya ... saya senang saat dia memanggil namaku dengan</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">"Cesa...". Hatiku bersorak mendengarnya. Sekalipun dia belum</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">sembuh total, saya yakin dengan kasih sayang yang diberikan keluarganya,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> dia pasti akan sembuh total.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Perkataan dan janji Allah adalah seperti emas yang murni dan perak</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);"> yang teruji (Mazmur 12:6). Allah tidak pernah mengecewakan orang</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">yang sungguh menanti-nantikan Dia dan sungguh berharap kepada-Nya.</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Terima kasih Tuhan.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Sumber: Kesaksian di atas ditulis oleh Tesa,</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Koordinator Publikasi YLSA</span><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);">www.sabda.org/ylsa</span><br /></span></div><div style="text-align: center;"><pre style="margin: 0em; font-weight: bold; color: rgb(153, 51, 153);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></pre></div>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5837106147568728518.post-73005699920571872002007-04-11T16:10:00.000-07:002007-06-16T04:03:40.373-07:00Hantu dan Anak-Anak<div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBuJbpvWcf4RWsmBEHxViDmpVpwQcv9JQbWvCnUv5yWTXWKHYUuEXmY7qAW3dGaIOs87FzqZEp6eMInkIU_OjKlWxkiUYUQ25G2uxYhb9m9Y0Rct-rXacogEdbqvS4hhkJWtKkMpsp4jQ/s1600-h/hantu1.jpeg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 142px; height: 173px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBuJbpvWcf4RWsmBEHxViDmpVpwQcv9JQbWvCnUv5yWTXWKHYUuEXmY7qAW3dGaIOs87FzqZEp6eMInkIU_OjKlWxkiUYUQ25G2uxYhb9m9Y0Rct-rXacogEdbqvS4hhkJWtKkMpsp4jQ/s400/hantu1.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5052312577411327506" border="0" /></a><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(51, 102, 255);font-size:100%;" >Mengapa Anak2 Amerika dan Juga Eropa, relatif tidak takut pada hantu?</span><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(51, 102, 255);font-size:100%;" > Kapan dan Dimana pesta Hallowen pertama kali diadakan?</span><br /></div><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 153, 102);font-size:100%;" > I can't say when Halloween began in American culture but kids in our society<br />unless very small, are rarely afraid of masks and things. In our culture<br />they tend to see them as "pretend" and therefore, not very frightening.<br /><br />Of course some like to be scared. I remember my son when he was very young<br />would put in the Disney Sleeping Beauty movie, then hide behind the couch<br />when the wicked witch was on. He wouldn't stop doing either thing. He liked<br />being somewhat scared or thrilled.<br /><br />Some do have Halloween parties but others go masked and costumed trick or<br />treating door to door and don't have a party at all. Some party events might<br />be held in the home, by a city or at a church. My kids are getting older now<br />but they still love trick or treating best. Parties often include carnival<br />games with cheap prizes and blow up play areas.<br /><br />You might find this source interesting:<br />_<a style="color: rgb(255, 102, 102);" rel="nofollow" target="_blank" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Halloween_">http://en.wikipedia .org/wiki/ Halloween_</a><br /><span style="color: rgb(255, 102, 102);">(</span><a style="color: rgb(255, 102, 102);" rel="nofollow" target="_blank" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Halloween">http://en.wikipedia .org/wiki/ Halloween</a><span style="color: rgb(255, 102, 102);">)</span><br /><br />Sincerely,<br /><span style="font-style: italic;">Stellar,</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-style: italic;"> </span><span style="color: rgb(255, 153, 0);"><span style="font-style: italic;">*******tory@aol.com - USA.</span><br /><br /><br /><br /></span></span> <div style="text-align: center;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><span style=";font-family:Times New Roman;font-size:180%;" >Kebangkitan Film Nasional<br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-size:100%;" ><span style="font-style: italic;">(gara gara ulah anak remaja...)</span></span><br /></span></span> <span style="font-family:Times New Roman;">Oleh DWITIA YANUANTI</span></div> <p><span style="font-family:Times New Roman;">"KEMENANGAN arisan, merupakan tanda kemenangan bagi perfilman Indonesia," demikian ujar Sutradara Arisan Nia Dinata, saat menerima penghargaan Piala Citra 2004 untuk kategori Film Bioskop Terbaik. </span></p> <span style="font-family:Times New Roman;"> </span> <p><span style="font-family:Times New Roman;">Tak salah, jika Nia Dinata mendedikasikan kemenangan filmnya, untuk perfilman Indonesia. Munculnya film dari </span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaSY300fzqVRJ02mimU0U6LAqHYdB1MgOVtJw_5XaakDa8vFdYlbY_qVYKq42GhmyYYDeozI0DAG4hNEPbJI3QIIVJUZch0khmDbN8wdMUstXWf3vjE8cfkHrYXHYZYlpaXdhVL_G2cAg/s1600-h/jelangkung200.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaSY300fzqVRJ02mimU0U6LAqHYdB1MgOVtJw_5XaakDa8vFdYlbY_qVYKq42GhmyYYDeozI0DAG4hNEPbJI3QIIVJUZch0khmDbN8wdMUstXWf3vjE8cfkHrYXHYZYlpaXdhVL_G2cAg/s400/jelangkung200.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5058950427002004066" border="0" /></a><span style="font-family:Times New Roman;">negeri sendiri selama kurang lebih empat tahun belakangan, mengindikasikan atmosfer yang menggembirakan. Kehadiran Festival Film Indonesia (FFI) yang sempat vakum dua belas tahun, dianggap sebagai tanda kebangkitan kembali era perfilman nasional. FFI diharapkan menjadi ajang tahunan, yang dapat mendorong perkembangan dan kemajuan dunia sineas kita. </span></p> <span style="font-family:Times New Roman;"> </span> <p><span style="font-family:Times New Roman;">Setelah film Petualangan Sherina hadir di layar lebar tahun 2000, beberapa film diproduksi oleh sineas muda kita. Film Ada Apa Dengan Cinta? (AADC?) yang booming, menjadi pionir film Indonesia bertema remaja dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini. Bahkan sinetron pun banyak yang mengikuti jejak AADC? Kemudian ada pula Jelangkung yang bertema horor. </span></p> <span style="font-family:Times New Roman;"> </span> <p><span style="font-family:Times New Roman;">Masyarakat yang sepertinya haus menonton film dari negeri sendiri, tampak antusias menyambut film-film lokal yang baru. Buktinya mereka rela mengantri panjang bahkan berdesak-desakan untuk membeli tiket nontonnya. </span></p> <span style="font-family:Times New Roman;"> </span> <p><span style="font-family:Times New Roman;">Melihat sambutan masyarakat yang sangat baik, membuat para sineas lokal, terutama yang muda-muda, berani membuat film. Dalam selisih waktu yang tidak terlalu lama, kita bisa melihat promosi film lokal yang akan ditayangkan di bioskop. </span></p> <span style="font-family:Times New Roman;"> </span> <p><span style="font-family:Times New Roman;">Menyaksikan industri film lokal kembali bergairah tentu satu hal yang positif. Sayangnya, kebiasaan atau lebih tepatnya budaya latah, menghinggapi para produser film kita. Mungkin mereka "kaget" setelah tertidur lama, sehingga ketika sebuah film bertema remaja booming di pasaran, <i>production house</i> (PH) lain pun mengikuti tema serupa. Lalu saat film bertema horor atau bercerita tentang mahasiswa, produser lain membuat film yang setipe. </span></p> <span style="font-family:Times New Roman;"> </span> <p><span style="font-family:Times New Roman;">Apakah ini pertanda kemajuan atau justru kemunduran perfilman Indonesia? Para kreator yang selalu melihat kemauan pasar untuk membuat film, bukankah menjadi terbelenggu kreativitas dan idealismenya? Tema yang seragam dari film baru tidak hanya membelenggu para seniman film, tapi juga menyempitkan cara pandang penontonnya. </span></p> <span style="font-family:Times New Roman;"> </span> <p><span style="font-family:Times New Roman;">Film sebagai media hiburan tentunya mempunyai pengaruh kuat terhadap <i>audience-</i>nya. Bila masyarakat disuguhi hal serupa, mereka secara tidak sadar dibuat menjadi tidak sadar akan keanekaragaman di negerinya sendiri. Ini jelas membodohi masyarakat kita. </span></p> <span style="font-family:Times New Roman;"> </span> <p><span style="font-family:Times New Roman;">Kini, ketika dunia film Indonesia kembali menemukan spiritnya, hendaknya dimanfaatkan oleh para insan film kita. Tunjukkanlah keanekaragaman sebagai salah satu kekayaan budaya kita. Indonesia bukan hanya Jakarta, tampilkanlah setting di luar Jakarta. Remaja tidak hanya ada di kota, ceritakanlah kehidupan remaja yang tinggal di desa atau di kampung. </span></p> <span style="font-family:Times New Roman;"> </span> <p><span style="font-family:Times New Roman;">Bukan cuma cinta yang yang menjadi persoalan hidup, banyak hal manusiawi lainnya yang pantas diangkat menjadi tema sebuah film. Bukan cuma orang yang cantik dan tampan yang menarik untuk diceritakan, orang jelek pun punya keistimewaan yang layak diungkapkan lewat film. </span></p> <span style="font-family:Times New Roman;"> </span> <p><span style="font-family:Times New Roman;">Indonesia kaya akan budaya, kaya dengan keanekaragaman. Kita bisa tunjukkan itu pada masyarakat sendiri maupun dunia internasional lewat bahasa film. Karena itu, kebangkitan film Indonesia sebaiknya menjadi tanda kebangkitan kreativitas anak bangsa. Bukan hanya kuantitas yang dipertimbangkan, tapi juga soal kualitas. </span></p> <span style="font-family:Times New Roman;"> </span> <p><span style="font-family:Times New Roman;">Banyak realitas pada masyarakat Indonesia yang heterogen, yang bisa ditonjolkan melalui seni layar lebar. Curahkanlah beragam kreativitas, inovasi, dan idealisme dalam media komunikasi yang sangat ampuh ini. Jangan biarkan pasar mendikte kreativitas para sineas kita, agar mereka mampu menyajikan tontonan bermutu dan menghibur. Untuk itu, perlu dukungan pemerintah dan apresiasi dari masyarakat.***</span></p> <span style="font-family:Times New Roman;"> </span> <p><span style="font-family:Times New Roman;"><i>Penulis, mahasiswa Jurnalistik Fikom Unpad.<br />Sumber : www.pikiranrakyat.com<br /><br /></i></span></p>papinto si badut pendongenghttp://www.blogger.com/profile/12616397937793356256noreply@blogger.com1